Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5 Esmeralda Ramona

Esme masih merasa canggung, apalagi bersama pria yang dia ketahui bernama Jared ini. Loyce sengaja meninggalkannya bersama Jared, dia ingin mendekatkan keduanya.

"Saya permisi dulu tuan, tolong katakan saya ingin pulang aja. Terimakasih telah menolong saya tadi. " Esme benar benar takut dengan pria di hadapannya ini. Raut wajah nya tampak datar, aura nya terlihat sangat dingin sekali.

Gadis berambut blonde itu lekas bangkit, diapun berjalan melewati Jared. Jared mendesah pelan, pria itu beranjak dari duduknya kemudian menyusul Esme.

"Kau tak akan ke mana mana. " ujarnya sambil mencekal tangan Esme. Esme menoleh, dia berusaha melepaskan cekalan tangan Jared namun Jared tak bergeming.

Loyce yang melihatnya merasa geram, dia langsung mendekati sepupunya. Gadis itu melototi Jared, membuat pria itu melepaskan cekalan tangannya.

"Dia akan bekerja denganku Loyce, bukankah Esme membutuhkan pekerjaan? " Alis Jared terangkat, menatap sepupunya itu. Loyce mendengus pelan, membiarkan Esme ikut bersama Jared. Mereka langsung meninggalkan kediaman Loyce.

Sepanjang perjalanan tak ada obrolan apapun di antara Jared dan Esme. Esme sendiri menatap lurus ke arah luar. Entah apa yang gadis itu pikirkan saat ini. Tak butuh lama mereka akhirnya sampai di Villa pribadi milik Jared. Keduanya langsung turun dari mobil, dan masuk ke dalam. Pria itu memanggil pelayannya, meminta pelayan itu mengantar Esme ke kamarnya.

Esme langsung mengikuti pelayan, menuju ke kamarnya.

"Halo nama kamu siapa? " tanya pelayan bernama Sora itu.

"Esmeralda Ramona, panggil saja Esme. " jawabnya sambil tersenyum tipis.

Sora langsung menyuruhnya berganti pakaian, Esme mengangguk. Setelah selesai dia langsung membantu Sora membersihkan dapur dan kolam renang. Gadis blonde itu segera mengganti air kolam dengan yang baru.

Dua jam berlalu pekerjaannya baru selesai. Esme mengulas senyumnya, dia mengusap keringat di dahinya. Dia tampak puas karena pekerjaannya telah selesai. Gadis itu kembali ke dalam, Jared memanggilnya dan menyuruhnya membuat kopi.

"Kopinya jangan terlalu manis. " ujar Jared dengan nada datar nya.

"Baiklah Tuan. " Esme berlalu pergi, Jared menatap kepergiannya kemudian melenggang ke ruang tengah.

Esme lebih dulu membersihkan diri, setelah itu berpakaian dan buru buru membuatkan kopi. Dia langsung membawanya ke ruang tamu, menaruhnya di atas meja. Seorang wanita seksi datang, dia langsung menghampiri Jared.

"Esme buatkan Nayla minuman. " ujar Jared yang di angguki Esme. Gadis itu berlalu dari sana, wanita bernama Nayla itu mengerutkan kening melihat Esme yang tampak asing.

"Sayang, siapa dia? " tanya Nayla penasaran.

"Esme, pembantu baru. " ujarnya singkat. Nayla mengangguk paham, namun dia tak menyukai kehadiran Esme di mansion kekasihnya. Tak lama Esme kembali, menyerahkan minuman dan menyajikan di atas meja.

Gadis itu sempat bertanya pada Sora mengenai keinginan dan kesukaan Nayla. Dia tak ingin membuat kesalahan di hari pertamanya bekerja. Nayla cukup menikmati cokelat hangat buatan Esme yang cocok di lidahnya. Wanita seksi itu menaruh cangkirnya dengan elegan di atas meja.

Nayla bergelayut manja di lengan Jared, Jared melepaskan tangan kekasihnya itu. Dia berdecak pelan, berusaha mmbujuk Jared agar tak terlalu dekat dengan Esme. Jared tak berkomentar apapun, dering ponsel milik Nayla menyita perhatian mereka. Wanita cantik itu langsung melepaskan tangannya dari lengan sang kekasih, dia mengeluarkan ponselnya.

"Halo Mi? "

"Nayla bisakah kamu pulang sayang, mami ingin kamu menemani mami jalan jalan. " ujar mami.

"Iya Mi. " Nayla mengakhiri obrolannya dengan sang mami, dia menaruh ponselnya ke dalam tas. Wanita itu mencium pipi sang kekasih lalu pamit pulang. Setelah kepergian Nayla, Jared bernafas lega saat ini.

Jared lekas bangkit, dia pergi menuju ke kamarnya tak lupa meminta Esme membawakan kopi ke kamarnya. Pria tampan itu telah bertelanjang dada, dia baru saja selesai mandi. Esme masuk ke dalam setelah di izinkan, gadis itu mengantarkan kopi pada Jared, menaruhnya di meja.

"Saya permisi tuan. " ucap Esme dengan sopan. Jared mencekal tangannya, lalu menariknya hingga membuatnya membentur dada Jared. Pria itu membawa Esme ke balkon, duduk di sofa dengan gadis itu di pangkuannya.

"Biarkan saya turun Tuan? " Esme berusaha melepaskan pelukan Jared, namun Jared menggeram rendah.

"Kau membuat adik kecilku di bawah sana terbangun Esme. " ujar Jared dengan suara seraknya. Esme membulatkan mata, gadis itu paham apa yang di maksud Jared. Diapun memilih diam dan menuruti perintah Jared.

Tatapan mereka bertemu, degup jantung Esme berdebar kencang begitu juga dengan Jared. Diapun memutus lebih dulu, dia tak ingin terjebak dalam pesona yang di miliki Jared.

"Saat kita hanya berdua seperti ini, kau hanya perlu memanggilku Jared. " tegas Jared tak ingin di bantah. Pria tampan itu mendekatkan wajahnya, Esme mencegahnya mengunakan tangan.

"Kau tak bisa melakukan hal ini padaku Jared, di sini aku hanya pelayanmu dan ingat kamu sudah punya Nayla. "

Jared menyingkirkan tangan Esme, pria itu langsung memagut liar bibir manis Esme. Esme membulatkan kedua matanya, dia berusaha tak membalasnya namun Jared selalu memiliki cara hingga Esme menyerah.

Jared mengakhiri ciuman panasnya, Esme mengatur nafasnya yang tersengal. Dia berusaha meyakinkan Esme yang ingin menjalin hubungan dengan Esme.

"Maaf aku tak bisa Jared. " tolak Esme secara terang terangan. Gadis itu langsung turun dari pangkuan Jared. Dia langsung pergi dari sana, Jared sendiri mengusap wajahnya kasar. Penolakan Esme padanya membuatnya tidak terima dia akan menundukkan Esme secepatnya.

Di kamar

Esme menghapus sisa sisa saliva di bibirnya, dia berusaha menghilangkan bayangan ciuman Jared barusan. Dia tak boleh baper, Esme sendiri tak ingin sakit hati hanya karena pria. Lagipula pria seperti Jared seringkali mempermainkan wanita hingga mereka bosan lalu menggantinya dengan yang baru layaknya baju.

"Sepertinya aku mendapatkan kesialan, harusnya aku menolak tawaran pekerjaan dari Jared. " ungkap Esme penuh penyesalan. Gadis itu menjatuhkan dirinya di atas ranjang empuknya, Esme hanya tak suka skinsip yang di lakukan Jared padanya tadi.

"Fokuslah pada pekerjaanmu Esme, kau harus mendapatkan uang banyak untuk semua keperluanmu. " gumamnya menyemangati dirinya sendiri. Terdengar helaan nafas berat dari bibir tipis Esme, gadis itu memilih mengambil bukunya.

Ya dia sangat suka membaca buku romance story, dan juga dongeng. Sejak kecil saat ibunya masih ada, ibunya seringkali membacakannya dengan dongeng setiap harinya. Raut wajah nya berubah muram, Esme begitu merindukan mendiang sang ibu. Ingin sekali dirinya berkeluh kesah padanya namun dunia mereka telah berbeda. Mungkin saja mendiang ibunya melihatnya dari atas sana.

"Aku merindukan Ibu. " batinnya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel