Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Pertemuan Keluarga

Keluarga Abrisam mengundang keluarga Marvelio untuk datang. Kini mereka berkumpul di kediaman Abrisam siang itu. Loyce tentu saja hadir begitu juga dengan Sean.

"Nyonya Alice, Tuan Ramon ada apa ini kenapa kalian mengajak kami bertemu? " tanya Nyonya Devita.

"Langsung saja, saya mewakili putri saya Loyce ingin membatalkan rencana pernikahan dengan Sean Marvelio, putra kalian. " ujar Tuan Ramon dengan sorot tajam tertuju kearah Sean.

"Apa, bagaimana bisa? " tanya Nyonya Devita kaget.

Loyce menjelaskan kebenarannya, dia menaruh sebuah amplop di atas meja. Nyonya Devita langsung mengambilnya, wanita paruh baya itu terkejut melihat foto putranya tidurnya dengan wanita lain. Paruh baya itu langsung melirik kearah Sean, putranya dan dia tak mengelak sedikitpun.

"Ya Tuhan. " gumam Nyonya Devita begitu kecewa akan tingkah putranya itu. Diapun langsung meminta maaf pada keluarga Abrisam terutama Loyce, mantan calon menantunya.

"Maafin tante nak, tante gagal mendidik putra tante. " ucapnya penuh penyesalan.

"Saya sudah maafkan Tante, mungkin saya memang bukan gadis kriteria Sean. Dia lebih menyukai sahabat saya daripada saya. " ucapnya sambil tersenyum.

Setelah berembuk akhirnya rencana pernikahan antara Loyce dan Sean batal, keluarga Marvelio langsung pamit pulang. Loyce sendiri meminta izin pada orang tuanya untuk ke luar sebentar. Gadis itu langsung pergi setelah mengambil tasnya. Loyce masuk ke dalam taksi yang dia pesan, kenangannya bersama Sean selama ini masih berputar di kepalanya.

Di Pantai

Loyce berjalan sendirian di sana, gadis itu menghela nafas panjang. Dia berjalan menelusuri sekitaran pantai, untuk saat ini dia butuh waktu sendiri. Melihat bagaimana Sean yang tak meminta maaf padanya, membuat dirinya yakin jika pria itu tak pernah berusaha mencintainya. Mungkin dia menerima perjodohan antara dirinya dengan Sean karena paksaan orang tuanya.

"Ternyata sakit juga ya, menaruh kepercayaan pada orang yang di sayang namun justru di balas pengkhianatan. " gumam Loyce sambil tertawa, menertawakan dirinya yang begitu naif selama ini.

Diam diam Morgan kini memperhatikan gadisnya dari belakang, dia sengaja menyusulnya. Pria itu berjalan menghampirinya, memeluk Loyce dari belakang.

"Selama ini aku hanyalah gadis naif. " gumam Loyce.

"Kau cemburu saat pria itu tak menyangkal perbuatannya yang menjalin hubungan dengan Nadia? " cecar Morgan.

"Maybe! "

Gadis itu berbalik, memeluk pinggang Morgan dengan erat sambil tersenyum manis. "Sekarang ada kamu, setidaknya aku bisa menghilangkan sedikit rasa cemburuku itu. " kekehnya yang mendapat sentilan dari Morgan.

Morgan mendaratkan kecupan manis di kening Loyce, lalu melumat bibir manisnya. Pria tampan itu mengajak Loyce pergi dari sana, gadis itu sendiri tampak kebingungan. Entah ke mana Morgan akan membawanya pergi?

Kini mereka tengah mengurus surat pernikahan, Loyce membulatkan mata. Kini keduanya sama sama selesai menandatangani dokumen pernikahan.

"Selamat Tuan, Nyonya kalian resmi menjadi suami istri. " ujar petugas. Morgan langsung mengajak istrinya pergi dari sana. Kini mereka telah sampai di penthouse milik Morgan, mereka degera turun dan masuk ke dalam.

"Bee aku ingin berenang. " ujar Loyce dengan antusias. Morgan membiarkan istrinya pergi ke kamar, pria itu lantas melepaskan kemejanya dan celana panjangnya. Dia langsung melompat ke dalam air. Loyce kembali, melepas jubah di tubuhnya lalu melompat ke dalam air.

Gadis itu mengenakan bikini seksi berwarna merah kesukaannya. Jakun Morgan naik turun melihat penampilan sang istri, pria itu segera berenang menghampiri Loyce.

Ugh

Morgan memagut liar bibir manis istrinya. Loyce tentu saja membalas ciuman panas sang suami. pria hot itu mengakhiri cuma mereka berdua.

"Bee kau yakin ingin melakukannya di sini? " tanya Loyce pada suaminya. Morgan segera naik ke atas sambil mengendong istrinya, priabutu membawa wanitanya ke kamar mereka.

Warning

Kini keduanya telah sama sama polos. Morgan kembali menciumnya bibirnya liar. Ciumannya turun ke leher, meninggalkan jejak merah di sana.

"Ugh. " Loyce meremas rambut suaminya saat Morgan melahap gundukan sintalnya. Setelah puas melakukan pemanasan, pria itu berusaha memasukkan lebah beracunnya ke sarang hangat sang istri.

Aakh Loyce menjerit kala Morgan berhasil menyatukan milik mereka. Setelah istrinya nyaman pria itu baru menghujam istrinya dari yang lembut menjadi cepat, panas dan sedikit kasar. Morgan tampak bahagia dirinya menjadi yang pertama menyentuh istrinya ini.

Dan sorenya kegiatan itu baru terhenti. Morgan benar benar menggempurnya, Loyce sendiri tampak kelelahan dan kini tertidur dalam dekapan sang suami.

Dua jam berlalu

Loyce terbangun, dia menatap wajah tampan sang suami. Dia teringat dengan kegiatan mereka beberapa jam lalu, pipinya langsung merah merona.

"Kau sudah bangun Love? " Morgan membuka matanya, dia langsung memagut bibirnya sebentar.

"Sudah bee, saat hendak bergerak tubuhku terasa sangat sakit semuanya. Rasa rasanya tulangku terasa remuk, apalagi bagian itu terasa perih. " gumam Loyce.

Morgan langsung cemas pada keadaan istrinya, dia merasa egois. Loyce menyentuh pipinya, dia meyakinkan sang suami akan keadaannya dirinya. Pria itu juga menjelaskan jika telah mengeluarkan di dalam, berharap kecebong nya tumbuh di rahim Loyce. Wanita cantik itu membelai wajah tampan suaminya, tak menyangka dirinya akan menjadi nyonya Morgan Linford secepat ini.

Morgan menyibak selimutnya, menggendong sang istri menuju ke kamar mandi. Kedua pipi Loyce merona melihat senjata suaminya yang kembali tertidur setelah perang dengannya.

Kini mereka berendam di Jakuzzi. Loyce tampak nyaman, dengan senyuman jahil menyipratkan air ke wajah sang suami. Morgan langsung menarik istrinya ke pangkuan, Loyce mendesis kala milik suaminya kembali tenggelam di dalam sarang hangatnya.

"Aku telah menyerahkan tubuhku padamu Bee, kuharap tak ada hal yang membuatku sangat kecewa padamu nantinya! "

"Jika iya, aku memilih pergi jauh dan tak ingin lagi hadir dalam kehidupan kamu. " pungkas Loyce.

Deg

Morgan tak menemukan candaan dari kedua mata sang istri. Loyce tampak serius kali ini, wanita itu tak main main dengan ucapannya. Pria itu tentu saja takut kehilangan Loyce, Loyce hanya miliknya seorang.

"Kau tahu selama ini aku banyak memiliki teman laki laki, aku memiliki koneksi dengan mereka. Rexi, Arslan, Moreno dan lainnya. " ujar Loyce sambil tersenyum. Morgan merasa panas kala istrinya menyebut nama pria lain, pria itu menggerakkan pinggulnya dari bawah.

Mereka kembali bercinta di dalam sana sebagai bentuk hukuman untuk Loyce. Satu jam berlalu keduanya baru ke luar, mereka mengenakan pakaian masing masing yang telah tersedia di walk in closet.

"Ssh. " Loyce merasakan nyeri dan kebas, wanita itu merasakan pegal di sekita pinggang ke bawah. Morgan mendekati istrinya, merengkuh wanitanya dengan posesif.

"Kau hanya milikku Love, aku telah bersumpah jika aku tak akan pernah mengkhianati kamu. Aku Morgan Linford adalah suamimu, kau harus berbagi kesedihan dan kebahagiaan kamu denganku! "

Setelah itu membereskan ranjang, mengganti spreinya dengan yang baru. Morgan mengajak istrinya turun ke bawah, dia menggendong wanitanya.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel