Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3: "Pertemuan Takdir"

Tian berdiri di ambang kehampaan, terdiam dalam keheningan yang mencekam. Langit malam yang gelap hanya diterangi oleh kilat yang sesekali membelah langit, dan hujan yang turun semakin deras, membuat tubuhnya basah kuyup. Ketika dia hampir menyerah pada keputusasaan, matanya menangkap bayangan samar seorang wanita yang berdiri di tengah jalan, siluetnya tampak jelas meski diliputi kegelapan.

"Siapa kau?" Tian berusaha berbicara, tapi suaranya tertahan di tenggorokan. Ada perasaan aneh yang menyelimutinya, campuran antara rasa takut dan rasa penasaran yang tak terelakkan.

Wanita itu tak langsung menjawab. Rambut hitamnya yang panjang menari bersama angin malam, seolah memiliki nyawa sendiri. Dia melangkah maju dengan tenang, setiap gerakannya memancarkan aura yang membuat Tian terpesona sekaligus ngeri. Ketika wanita itu mendekat, matanya yang berkilat menatap langsung ke dalam mata Tian, seolah-olah menembus jiwanya, mengetahui setiap rahasia yang disembunyikannya selama ini.

"Aku adalah Xiao Lan," suara wanita itu terdengar tenang, namun ada sesuatu dalam nada suaranya yang membuat Tian merasa terguncang. Setiap kata yang keluar dari bibirnya menggetarkan jiwa Tian. "Dan aku datang untuk menyelamatkanmu."

Tian mundur selangkah, tetapi kakinya terasa terpaku di tempat. Dunia seakan berhenti berputar. Segala sesuatu di sekitarnya lenyap, hanya tersisa dia dan wanita misterius itu. “Menyelamatkanku? Dari apa?” tanya Tian dengan suara gemetar, hatinya dipenuhi dengan ketidakpastian.

Xiao Lan melangkah lebih dekat, dan Tian menyadari bahwa hujan deras yang membasahi dirinya tidak menyentuh wanita itu sama sekali. Dia tetap kering, seolah-olah ada kekuatan yang melindunginya. "Dari takdir yang telah lama menunggumu, dari bayangan gelap yang mengintai setiap langkahmu," jawab Xiao Lan dengan mata yang penuh kepastian.

Tian terdiam, otaknya berusaha mencerna kata-kata wanita itu. "Takdir apa? Aku hanya seorang pria biasa, hidupku... hidupku sudah cukup berat tanpa harus menghadapi omong kosong ini!" Tian mencoba menyangkal, meski ada sesuatu dalam dirinya yang merasa bahwa kata-kata wanita itu mengandung kebenaran yang tak bisa dia abaikan.

Xiao Lan menggelengkan kepala, tatapannya berubah menjadi lebih lembut, penuh kasih dan keprihatinan. "Kau bukan hanya pria biasa, Tian. Ada kekuatan dalam dirimu, kekuatan yang bahkan kau sendiri belum sadari. Dan ada ancaman besar yang akan datang, sesuatu yang bisa menghancurkan bukan hanya dirimu, tetapi juga dunia ini."

Tian menatap dalam-dalam ke mata wanita itu, berusaha memahami kata-katanya. Namun, hatinya memberontak, menolak untuk mempercayai hal yang tak masuk akal ini. "Mengapa aku? Mengapa sekarang?"

Xiao Lan menghela napas panjang, suaranya mengandung ketegasan sekaligus keprihatinan. “Karena waktu hampir habis,” katanya dengan tegas. “Dan karena tanpa kau, semuanya akan lenyap.”

Tian tertawa pahit, suaranya tenggelam di antara gemuruh petir yang semakin kuat. "Aku tak bisa menjadi penyelamat. Aku bahkan tak bisa menyelamatkan diriku sendiri."

Xiao Lan menatapnya dengan intensitas yang membuat Tian merasa kecil. “Justru itulah sebabnya kau harus percaya padaku,” katanya, kini berdiri sangat dekat dengan Tian. “Aku di sini bukan hanya untuk menyelamatkanmu, tetapi untuk menunjukkan bahwa ada harapan, meskipun di tengah kegelapan.”

Kata-kata wanita itu menggema dalam hati Tian, menciptakan konflik batin yang tak tertahankan. Selama ini, hidupnya terasa hampa, kosong tanpa arah. Namun, kehadiran Xiao Lan yang misterius, tetapi penuh dengan kekuatan yang tak tertandingi, mulai mengisi kekosongan itu dengan sesuatu yang baru, sesuatu yang menakutkan tetapi juga menarik. "Apa yang kau inginkan dariku?" tanya Tian, suaranya terdengar lebih lemah dari yang dia harapkan.

“Kepercayaanmu,” jawab Xiao Lan dengan tegas, tanpa ragu sedikit pun. “Dan keberanianmu untuk melawan apa yang tak bisa kau lihat, untuk menghadapi apa yang tak bisa kau mengerti.”

Tian merasa seolah-olah dunia berputar di sekelilingnya, ketidakpastian semakin mencekik hatinya. "Bagaimana aku bisa mempercayai seseorang yang baru saja kutemui?" tanyanya, meski dia tahu bahwa ini bukanlah pertanyaan yang benar-benar dia butuhkan jawabannya.

Xiao Lan tersenyum tipis, senyum yang penuh misteri dan janji yang tak terucap. “Terkadang, pertemuan singkat bisa mengubah segalanya. Kita dipertemukan oleh takdir, Tian. Bukan kebetulan kau ada di sini malam ini, dan bukan kebetulan aku datang untukmu.”

Petir kembali menggelegar, menyinari wajah Tian yang penuh kebingungan dan rasa takut. Kata-kata wanita itu menggema di dalam dirinya, menimbulkan perasaan yang bercampur aduk. "Jika aku ikut denganmu, apa yang akan terjadi padaku?"

“Yang pasti, hidupmu takkan pernah sama lagi,” jawab Xiao Lan dengan serius, matanya tidak pernah meninggalkan Tian. “Kau akan menghadapi bahaya, pengkhianatan, dan kegelapan yang tak terbayangkan. Tapi kau juga akan menemukan kekuatan, harapan, dan mungkin... cinta.”

Cinta. Kata itu bergetar di telinga Tian, menyentuh bagian terdalam dari hatinya yang telah lama terkunci. Sesuatu yang selama ini hanya menjadi angan-angan, kini tampak begitu nyata, meski hanya dalam kata-kata seorang wanita asing. "Dan jika aku menolak?" tanya Tian, meski dia tahu bahwa jawabannya mungkin akan menghancurkannya.

“Kegelapan akan menelan segalanya, dan kau akan hidup dalam penyesalan, mengetahui bahwa kau bisa melakukan sesuatu tapi memilih untuk tidak melakukannya,” kata Xiao Lan, suaranya berubah menjadi lebih dingin, lebih serius. Kata-katanya menusuk hati Tian, membuatnya meragukan segala sesuatu yang dia yakini selama ini.

Apakah ini semua benar? Apakah takdir benar-benar sudah tertulis untuknya? Atau ini hanya ilusi, tipu muslihat dari sesuatu yang lebih gelap? Hatinya dilanda keraguan, tetapi di balik semua itu, ada jejak harapan yang mulai tumbuh, meski dia tak sepenuhnya mengerti dari mana asalnya.

“Apa yang harus aku lakukan?” tanyanya akhirnya, suaranya penuh keraguan namun dengan jejak harapan yang mulai tumbuh di tengah kegelapan.

“Percaya padaku,” kata Xiao Lan dengan lembut namun penuh otoritas. “Ikuti aku, dan kita akan melawan kegelapan bersama.”

Tian menatap wanita itu sekali lagi, matanya bertemu dengan mata Xiao Lan yang dalam dan penuh dengan keyakinan. Di sana, dia melihat sesuatu yang selama ini dia cari—sebuah tujuan, sebuah makna. Mungkin, hanya mungkin, inilah takdir yang telah lama menunggunya. Sesuatu yang lebih besar dari dirinya, sesuatu yang bisa memberikan arti pada hidupnya yang selama ini terasa hampa.

“Baiklah,” kata Tian akhirnya, meskipun hatinya masih dipenuhi keraguan. “Aku akan ikut denganmu.”

Xiao Lan tersenyum, kali ini dengan penuh kehangatan. "Kau takkan menyesal, Tian. Ini adalah awal dari perjalanan yang tak akan pernah kau lupakan."

Saat mereka melangkah lebih jauh ke dalam kegelapan, Tian mendengar suara yang datang dari bayang-bayang—suara yang familiar, yang seharusnya tidak mungkin ada di sini. Suara yang membawa serta kenangan yang seharusnya telah lama terkubur. "Tian... kau tidak seharusnya berada di sini..."

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel