Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Part 4. Suamiku Bangkrut

"Nay,,, sorry...! Aku ga bermaksud bohong sama kamu. Tapi aku juga ga ngerti kok bisa ada lipstik di tas ku..?," ujar Paul dengan raut muka heran.

" Ini seperti lipstiknya mama deh..? Mama kan suka lipstick merah cerah gini." Jawabku sekalian mancing reaksi Paul.

Aku sangat berharap Paul menceritakan tentang kedatangan ibunya dan Fensya di Korea.

" Bisa jadi, mungkin mama lupa masukin,.." jawab Paul.

" Lho, memang nya mama ada di Fukuoka...?" Tanyaku, wajah Paul sebentar berubah sebelum akhirnya Paul menarik tanganku mengajak duduk di sofa.

" Sebenarnya mama sudah satu bulan ada di Fukuoka, kemarin sempat ke Busan." Aku mendengar kan dengan seksama sambil menatap wajah Paul yang terlihat mulai serius .

Hari masih pagi aku tidak ingin dirusak oleh prasangka buruk.

Meski feeling ku mengatakan ada hal buruk terjadi dengan keluarga Paul seperti yang diceritakan Sangmin oppa dan Nathan.

" Mama lagi liburan...? Apa Arsy ikut ..?" Tanyaku seolah tidak tahu kalau ibu mertuaku ada di Korea.

Paul menggelengkan kepalanya.

" Mama sedang panik, mama datang dengan Fensya. Maaf kalau aku sengaja melarang mama nemuin kamu Nay, aku ga mau kamu kepikiran masalah keluargaku." Ujar Paul.

Aku menatap mata Paul.

Mata yang biasanya hangat itu terlihat lelah.

" Sebenarnya ada apa...?" Tanyaku.

Aku melihat Paul membuang nafas berat.

" Apa Om Phillip dan Michael tidak menghubungi kamu...?" Tanya Paul.

Aku menggelengkan kepalaku.

" Ga ada,kenapa memangnya....?"

Lagi lagi Paul membuang nafasnya.

" Mama investasi di tempat yang salah, dan mama memakai uang beberapa kawannya. Padahal sudah aku kasih tahu, kondisi belum stabil. Tapi mama terpikat dengan tawaran benefit yang besar." Paul mulai menceritakan masalah Keluarga nya.

" Mama sekarang bingung harus mengembalikan uang beberapa kawannya yang Ia ajak invest di bisnisnya itu."

" Memangnya mama bisnis apa...?" Tanya ku.

" Cripto sama pabrik skin care. Orangnya kabur sekarang." Ujar Pau pelan.

" Berapa mama harus kembalikan uang temannya..?"

" Hampir 1 T, uang perusahaan saja mama pakai hampir empat ratus milyar. Mama lagi juling assetnya sekarang. Aku juga mungkin akan jual asset untuk bantu Mama. Kamu ga apa-apa ya..?" Paul menggenggam erat tanganku.

Aku mengangguk.

" Mama biar nginap disini saja..! Ga usah di hotel." Ucapku pada Paul.

" Ga usah lah, aku ga mau kamu sakit hati sama Mama. Apalagi mama sama Fensya. Ini aja aku yakin Mama sengaja ninggalin lipstik nya di tas ku." Ujar Paul dengan wajah sedih.

" Kalau gitu aku akan nemuin Mama, tinggal di hotel mana mama...?" Tanyaku.

" Aku ga tau, mama ga bilang. Sepertinya mama sewa apartemen untuk tiga bulan." Jawab Paul.

Aku sampai lupa ngasih tau Paul kalau mulai hari Senin aku sudah pindah ke Gumi-dong karena Paul harus menjawab panggilan telpon.

Kali ini Paul tidak pergi menjauh, dia tetap duduk ditempatnya dan menjawab panggilan telpon dari ibunya.

,,***

Hari itu Sangmin Oppa, Nathan Dan keluarga kecilnya berangkat ke Jakarta untuk acara pernikahan putrinya Sangmin Oppa. IMO juga ikut, Mayangsari dn Mahardika juga ikut dengan Nathan tak ketinggalan Mahadewa yang sudah seperti anak pertamanya Nathan.

" Insyaallah aku nyusul hari Jum'at Oppa," ucapku saat kami sarapan.

" Iyalah Teh nyusul, kita semua kumpul lho. Bang Paul ikut kan...?" Tanya Nathan.

" Sepertinya aku ga bisa, Mama lagi di Korea." Jawab Paul.

" Itu beneran cottage yang di Ciater dan pelabuhan ratu mau dijual ..?" Aku sangat terkejut saat Sangmin Oppa bertanya itu pada Paul.

Paul spontan mengangguk dengan mata berbinar.

" Hyong ada teman barangkali yang mau investasi. Itu ramai lho tamunya. Udah bintang empat." Aku kini lengkap sudah terkejutnya.

Benar kata Nathan, Paul sedang menghadapi masalah keuangan serius .

" Aku mau kalau yang di Ciater, banyak orang Korea di Subang." Jawab Sangmin Oppa dengan tenang.

" Alhamdulillah,, " jawaban Paul lagi-lagi membuatku tertegun.

Nathan berulang kali mencuri pandang padaku.

Aku jadi ingat bukan kemarin, Paul minta maaf karena tidak memberikan uang bulanan. Waktu itu alasannya lupa dan baru tanggal 20 Paul mentransfer 20 juta won itu saja Paul minta maaf padaku.

" Maaf ya Nay, sama gaji kamu saja masih besar gaji kamu. Nanti bukan depan aku kasih double." Ucap Paul saat itu.

Waktu aku tanya apa suamiku ada masalah, dua hanya bilang,kalau pembayaran dari vendor terlambat.

" Maaf Nay, aku dahulukan bayar gaji karyawan ya..! Bukanya aku ga mentingin kamu dan anak anak." Ucap Paul saat itu.

" Nay... ? Ngelamun...?" Sangmin Oppa menepuk tangan ku lembut lalu melambaikan tangannya di wajahku.

" Eh iya kenapa Oppa. .?" Tanyaku kaget.

" Nanti kalau kamu nyusul, tolong kmu urus ya, nanti aku juga ngomong sama A Dheki." Ujar Sangmin Oppa, dan aku hanya mengangguk.

" Kenapa dijualin sih Bang ..?" Tanya Nathan.

" Mama ada masalah keuangan, Mama harus balikin uang temannya yang sudah ketipu investasi kripto. Ini mama sama Fensya lagi Korea, lagi ngejar orang nya,yang katanya punya pabrik skin care di Ulsan. " Jawab Paul yang sepertinya lega sudah bisa berkomunikasi dan akhirnya kami berdiskusi.

" Kenapa ga diajak tinggal disini Bang...?" Tanya Nathan.

" Janganlah, ..! Mama emosi ya ga stabil. Aku ga mau Nayla dan anak anak kena imbas kemarahan mama. Aku saja anaknya, kena imbasnya. Apa saja yang aku lakuin salah." Jawab Paul.

Aku yakin Nathan dan Sangmin Oppa akan berpikiran sama denganku.

Paul beneran berubah, Paul kini tidak ada angkuhnya sama sekali, malah lebih sering menunduk atau bahkan lebih sering tidak ikut bicara saat Nathan dan Sangmin oppa membicarakan launching restoran dengan semangat.

" Sorry ya, aku ga bisa ikutan, kondisinya sedang tidak memungkin kan." Ucap Paul dengan nada pelan.

Restoran Asia yang kami buka sekarang,memang kami patungan untuk modal nya.

Siang itu selesai mengantar anak anak ke airport aku dan Paul berencana menemui ibunya Paul.

" Mama sebentar lagi ke kantor." Ujar Paul.

" Kenapa ga kita ajak makan siang aja sekalian ini sudah jam 3 Paul...?" Tapi Paul mengangkat bahunya.

" Nay sebaiknya jangan tunjukkan ke mama kita hidup enak, bahasa mama akan sangat tidak enak. Belakangan mama sangat sensitif sekali." Ungkap Paul.

Aku hanya bisa mengerutkan kening tidak mengerti.

Kami pun berkendara menuju kantor Paul di Haddan.

Baru saja Paul menepikan mobil dan parkir di depan kantor nya.

Ibu mertuaku tampak turun dari Taxi dengan Fensya.

Kami bergegas turun.

Aku segera menyalami Ibu mertuaku yang nampak mukanya masam melihat penampilan ku.

" Gemukan kamu di Korea..? Hidup senang ya...?" Ucap ibu mertuaku.

Aku hanya tersenyum.

" Hallo Nay, libur ya...?" Sapa Fensya terdengar basi banget.

" Iya Sabtu libur.." jawabku.

Kami pun masuk ke kantor.

" Kamu ga mau ngajak mama makan..?" Ucap ibu mertuaku pada Paul.

" Kita makan disebelah aja mah, itu ada restoran sup kaki sapi." Ajak ku.

Ibu mertuaku tidak menjawab tapi langsung berdiri dan meraih tasnya.

" Mama mau kemana ...?" Tanya Paul heran.

" Istri kamu ngajak makan kan...?"

Astaghfirullah...

Sabaaaar Nay... Sabarrrrr

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel