WHO IS HE?
Cia sadar benar jika pria yang sedang duduk di kursi tunggu bersama model lain itu sedang menatapnya. Berkali-kali dia mendapati pria itu mencuri pandang. Meski sudah dipergoki, pria itu bahkan tidak jera untuk melakukannya lagi.
Hari ini Cia harus pergi ke luar kota untuk melakukan lomba fashion bersama brand baru yang kembali diluncurkan oleh kak Guna. Declan tidak ikut karena punya banyak kerjaan yang tidak bisa ditinggal. Katanya, suaminya itu sedang melakukan penggarapan film pendek untuk diikutkan-sertakan dalam festival yang akan di adakan dua minggu ke depan. Ini perjalanan pertamanya sendirian setelah dua bulan menikah.
Hidup mereka terlihat datar-datar saja. Keduanya malah terlihat semakin dekat. Bukan maksudnya Cia menyerah untuk mengakhiri pernikahan ini, tapi sepertinya akan lebih baik jika dia menceritakan niatnya pada Declan untuk mereka bisa segera bercerai. Declan pasti punya banyak cara yang lebih bijak dibanding Cia yang selalu terburu-buru mengambil langkah. Selama mengenalnya, Declan cenderung memandang segala hal dengan sisi ketenangan. Pria itu tampak mengambil keputusan dengan sangat hati-hati dan pemikiran yang matang. Pria itu selalu dengan setia menengarkan saat Cia menceritakan banyak hal padanya. Pun Cia menanyakan beberapa hal agar Declan mau menceritakan hidupnya. Declan memang tipe pria yang tidak banyak bercerita. Tapi dia juga tidak pendiam. Pria itu lebih sering mendengarkan dengan sesekali memberi saran di pertengahan atau akhir cerita.
Cia suka dengan cara Declan menganggap bahwa dirinya tidaklah aneh. Seperti Cia yang menyukai kegiatan outdoor, menggilai olahraga ekstrem dan jarang dilakukan banyak perempuan. Entah karena pria itu juga memiliki rasa yang sama untuk semua itu, tapi Declan selalu bilang bahwa setiap orang punya hal yang disenangi. Mereka yang bergosip buruk tidak akan bisa mencegah. Jadi biarkan mulut mereka berkoar dengan apa yang mereka inginkan, sedang kita hanya perlu bersenang-senang menikmati sesuatu yang kita sukai. Hah! Declan harusnya ikut bersamanya sekarang. Karena kak Guna juga mengundangnya sebagai salah satu model. Tapi dengan sangat sopan, Declan menolak ajakkan kak Guna dengan alasan yang tidak dia buat-buat. Declan mengatakan apa adanya atas kegiatan yang dia kerjakan.
Pasti akan lebih menyenangkan jika Declan ikut dan Cia bisa menceritakan banyak hal yang terjadi padanya selama lomba fashion ini berlangsung. Menceritakan bahwa, model yang baru melihatkupun sudah menggosipkan hal tidak enak tentangnya. Entah karena pengaruh dari beberapa model yang sering bertemu dengannya atau karena kak Guna yang mengabulkan keinginannya untuk mendapatkan kamar hotel dan wardrobe pribadi. Mbak Remi, Qila dan Daven yang juga ikut pasti memberikan banyak alasan agar kak Guna mau menuruti inginnya. Cia benar-benar sangat berterima kasih pada mereka yang selalu menyayanginya.
Baiklah! Mari kembali fokus pada pria yang sekarang kembali tertangkap basah sedang menatap ke arahnya. Dengan jelas Cia bahkan bisa melihat pria itu tersenyum di seberang sana. Kak Guna mendapatkan nomor urut lima untuk menampilkan busana yang dia rancang. Itulah kenapa para model, termasuk Cia, masih menunggu di belakang panggung.
Cia duduk sendirian karena tidak ada yang mau berada di sampingnya. Diajaknya Qila agar tidak benar-benar kesepian. Meski pada kenyataannya, gadis muda itu lebih asik dengan ponselnya. Dilihatnya Qila yang berkali-kali tersenyum setelah melihat ponsel. Sepertinya, Qila sedang dekat dengan seseorang. Bisa dipastikan dari seringnya gadis itu memandangi benda pipih di tangannya dengan senyuman aneh, sepertinya tebakan Cia benar.
“La,” panggil Cia yang langsung membuat Qila menoleh dengan tatapan bertanya. “Itu,” Cia menggantung ucapannya untuk melihat perubahan air muka Qila yang sudah tidak sabar. “Cowok yang duduk paling pojok kiri di seberang,” sambungnya menunjuk kecil dengan gerakkan dagu. “Siapa?”
Qila melihat ke arah pria yang Cia sebutkan. “Oh, Kendra Wijaya. Anak baru, Mbak. Katanya sih baru pulang dari LA. Model juga di sana, makanya Kak Guna langsung berani make,” jawab Qila menoleh sekilas, dan kembali menatap handphone-nya.
“Dari tadi ngeliatin gue, La,” ujar Cia masih berbisik.
“Suka sama lo kali, Mbak Ci.” Qila terkekeh setelahnya. Cia menyenggol gadis muda itu kuat. “Inget sama Mas De, Mbak,” ujar Qila memicing.
Ingat dengan Declan? Cia dan suaminya itu bahkan tidak menjalankan hubungan sebagai suami dan istri sebagaimana mestinya. Pernikahan itu jelas sebuah kesalahan, mereka bahkan sudah sepakat untuk menjadi teman. Tapi apa benar Cia mengkhianati Declan jika menyukai orang lain? Tunggu dulu! Hei, Cia tidak sedang membicarakan Kendra, pria yang masih menatap ke arahnya saat ini. Tidak! Ini bahkan kali pertama Cia bertemu dengan pria itu. Jika dipikir, pertemuannya dan Declan juga terjadi seperti ini. Kali pertama Cia melihat Declan di tempat nasi uduk dan kembali menemukan pria itu di antara banyak model yang juga ikut fashion show Kak Guna. Rasanya lucu jika diingat lagi.
Diliriknya lagi pria yang sekarang tanpa sembunyi membalas tatapannya. Senyuman tipis bisa Cia lihat di kedua sudut bibir pria itu. Apa pria itu sedang tersenyum ke arahnya? Cia membenarkan posisi duduk dan mengalihkan pandangan. Yang benar saja, pria itu terang-terangan memperhatikannya.
***
“Kendra Wijaya.”
Cia memicing ke arah pria yang sekarang mengulurkan tangannya dengan senyuman lebar. Dibiarkannya tangan pria itu masih terangkat tanpa berniat membalas. Gadis itu bahkan hanya menyilangkan kedua lengannya di depan dada. Setelah melihat wajah gadis yang tidak menunjukkan keramahan, pria bernama Kendra wijaya itu akhirnya menurunkan uluran tangannya, tapi masih tersenyum dengan hangat. Bukannya Cia tidak suka, hanya saja Cia tidak mengenali Kendra ini dan tidak ingin terlalu percaya dengan orang yang baru saja dia temui. Declan tentu saja pengecualian.
“Gue baru jadi modelnya Kak Guna. Nice to see you here,” ujarnya tanpa melunturkan keramahan.
“Kita pernah ketemu sebelumnya?” tanya Cia dengan nada datar.
Pria itu memiringkan kepalanya, terlihat bahwa dia sedikit bingung dengan pertanyaan Cia. “Gue baru sampe Indonesia beberapa hari yang lalu.” Tentu saja Cia tidak peduli. “Jelas ini kali pertama kita ketemu.”
Cia mengangguk paham. Lalu apa maksud dari kalimat Nice to see you here? Selain di sini, apa dia pernah melihat Cia di tempat lain? Itu yang ingin gadis itu pastikan. Sepertinya, pria ini benar-benar tertarik padanya. Sebut saja Cia terlalu percaya diri. Tapi bukankah perempuan adalah manusia terpeka di Indonesia raya ini? Begitulah juga Cia yang merasakan bahwa pria ini melihatnya dengan cara yang berbeda.
“Oke,” balas gadis itu terdengar tak acuh. Setelah mengangguk sekilas, Cia berniat untuk pergi dari hadapan pria itu. Tapi langkahnya tertahan. Spontan Cia melihat tangan pria yang sekarang sedang memegang lengannya. Dengan ekor mata, dilihatnya pria yang mulai sadar bahwa yang dilakukan adalah salah. Pelan. Pria itu melepas cekalannya yang tidak menyakitkan.
“Boleh tahu nama lo siapa?” Bukankah pertanyaannya saat ini sudah menunjukkan bahwa dugaan Cia tadi benar?
Kembali gadis itu menghadap ke arah Kendra secara utuh. “Acacia Ivy,” jawab Cia akhirnya. Hanya untuk perkenalan dan saling mengetahui nama satu sama lain bukanlah kesalahan, kan?
“Ivy?” ulangnya yang sekarang sudah kembali tersenyum lebar. Mata besar pria itu nampak berbinar. Sebagai seorang model, tubuh Kendra benar-benar profesional. Tinggi dan kulitnya berwarna sawo matang. Alisnya tebal dengan bulu mata yang memagari manik bundarnya.
“No, just Cia. Call me Cia.” Entah kenapa Cia langsung menolak panggilan itu dari Kendra. Hanya Declan yang untuk kali pertama dan akan menjadi satu-satunya yang memanggil dirinya dengan panggilan Ivy.
“Oh, oke, Cia. See you around,” ujarnya dengan senyuman yang semakin lebar.
Cia hanya mengangkat kedua alis dengan senyuman tipis yang singkat. See you around? Apa dia pikir dia akan bertemu denganku lagi? Heh!
***