Bab 3 Kedatangan Mertua
"Tidak. " teriak Kaisar di tengah larut malam. Pria itu langsung terbangun begitu saja. Amora ikut terbangun, mengusap peluh di dahi sang suami.
"Ada apa sih mas kok teriak? " tanya Amora pada sang suami.
"Aku mimpi buruk sayang. " balas Kaisar menatap lekat wajah istrinya. Amora berusaha menenangkan sang suami. Kaisar langsung memeluk istrinya dengan erat. Terdengar suara isakan tangis membuat Amora mengernyit heran. Wanita itu hanya mampu mengusap punggung kekar sang suami.
Beberapa menit berlalu, Amora melepaskan pelukannya. Dia pun mengusap air mata sang suami. Wanita bermata biru itu memperhatikan Kaisar dengan lekat.
"Kamu mimpi apa sih mas sampai kamu menangis? "
"Ada hal yang aku rahasiakan dari kamu sayang, namun aku belum siap mengatakannya padamu! "
"Apa ini berhubungan dengan jati diriku? " tebak Amora. Kaisar kembali bungkam, pria itu justru menariknya berbaring. Amora memilih mengusap dada suaminya dan mengajaknya kembali tidur.
Keesokan harinya sepasang suami istri itu telah berada di meja makan. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu.
Lima belas menit berlalu, keduanya sama sama selesai sarapan. Kaisar lekas bangkit, dia mencium kepala istrinya setelah itu pergi. Amora menatap kepergian suaminya dengan tatapan sendunya.
Amora beranjak dan lekas membereskan meja makan. Wanita itu pergi ke dapur dan sibuk mencuci piring. Salah satu pelayan memanggilnya dan memintanya ke ruang tamu.
Dia lekas ke luar dari dapur dan pergi ke ruang tamu. Amora menemui dua orang paruh baya yang telah menunggu dirinya. Wanita itu kini duduk berhadapan dengan orang tua Amora.
"Bagaimana kabar kamu Mora sayang? " tanya Mommy Lisa.
"Kami sudah mendengar dari Kaisar jika kamu kehilangan ingatanmu
nak. " ujar Daddy Vano. Paruh baya itu langsung mengenalkan dirinya pada Amora.
"Mommy, Daddy apa kalian tahu di mana orang tuaku? " tanya Amora tanpa basa basi. Mommy dan Daddy saling melirik satu sama lain kemudian menatap kearah Amora.
Amora mengatakan pertemuannya dengan Kanaya kemarin pada mertuanya. Dia benar benar penasaran dengan jati dirinya yang sebenarnya.
"Apa sebenarnya namaku Leticia mommy? "
"Nak nama kamu Amora bukan Leticia. " tegasnya. Amora tertegun mendengar nada bicara mertuanya yang tampak tegas. Wanita itu memilih mempercayai ucapan mertuanya.
Keduanya mengobrol ringan saling mendekatkan diri satu sama lain. Amora sendiri merasa suami dan mertuanya benar benar menyayangi dirinya dengan tulus. Wanita cantik itu berharap semuanya ini tidaklah semu. Nyonya Lisa mendekati sang menantu, langsung memberikan pelukan hangat nya.
"Sayang, mommy memiliki rahasia mengenai Kaisar suami kamu. Dia punya trauma, dulu dia pernah kehilangan mantan kekasihnya yang dia cintai dan kini telah tiada. " ungkap mommy Lisa.
"Terus? "
"Berkat kehadiran kamu, Kaisar mampu bangkit dan mau membuka hatinya. Mora sayang, apapun yang terjadi mommy minta kamu jangan pernah meninggalkan Kaisar. " ucap Mommy dengan lembut.
Amora kembali diam. Wanita itu mengucapkan janjinya pada sang mertua. Lagipula mana mungkin dia meninggalkan suami yang perhatian dan mencintai dirinya itu.
Pelayan datang menyajikan camilan untuk mereka, setelah itu pergi dari sana. Amora begitu terenyuh dengan apa yang di sampaikan mertuanya mengenai Kaisar. Wanita itu merasa bersalah pada sang suami. Dia sempat berpikiran buruk mengenai Kaisar.
Amora Pov
Ternyata mas Kaisar memiliki masa lalu kelam. Sepertinya aku sangat salah jika mencurigai dia. Mana mungkin mas Kai sengaja menyembunyikan identitas ku yang sebenarnya. Maafkan aku mas, aku sempat berpikiran buruk. Setelah ini aku benar benar akan berusaha menjadi istri yang baik untukmu meskipun ingatanku belum kembali.
Amora pov end.
Amora kembali mengobrol dengan sang mertua. Keduanya tampak akrab dan banyak hal yang mereka obrolkan. Mereka bertiga juga menikmati camilan yang tersedia di atas meja.
"Apa mommy dan daddy mengenal kedua orang tuaku? " tanya Amora pada kedua mertuanya.
Pasangan paruh baya itu terdiam setelah mendengar pernyataan dari Amora. Amora mengusap wajahnya kasar melihat mertuanya bungkam.
"Baiklah kali ini kalian semuanya boleh bungkam dan enggan menjawab pertanyaanku. Namun tidak untuk lain kali, aku akan mencari tahu siapa keluargaku. " ujar Amora tegas.
Wanita itu langsung pamit pada kedua mertuanya. Amora memilih kembali ke kamar dan mengurung diri di sana. Mommy Lisa sendiri lekas menghubungi sang anak dan mengatakan perihal Amora. Usai mengobrol dengan Kaisar, nyonya Lisa menyimpan ponselnya dalam tas.
"Kita tak mungkin selamanya menyimpan rahasia Amora, mom. " sahut daddy.
"Kita bisa berbuat apapun Daddy, Kaisar yang telah menentukan keputusannya demi kebaikan bersama. " ujar mommy Lisa.
"Kebaikan.Bukankah ini justru keegoisan Kaisar sendiri. Putra kita itu terlalu egois, pecundang tanpa berani mengakui kesalahan. " ujar Daddy Vano kesal.
Mommy Lisa mengatupkan bibirnya rapat. Kini keheningan melanda kedua pasangan suami istri tersebut. Wanita paruh baya itu hanya bisa berharap Amora kelak bisa menerima alasan Kaisar yang menyembunyikan kebenaran.
Skip
Di Kamar Amora
Amora meluapkan kekesalannya dengan memukul bantal. Wanita itu hanya bisa menahan kekesalannya saat ini. Dia pun mengambil ponselnya, terdengar suara decakan pelan. Hanya ada nomor sang suami dan kedua mertuanya dalam ponselnya.
"Ya Tuhan sebenarnya siapa aku, kenapa aku tak bisa mengingat sama sekali? " geram Amora sambil memukul kepalanya.
"Aw. " Amora meringis kesakitan. Dia menyentuh kepalanya yang terasa sakit saat dia paksa untuk mengingat masa lalunya. Wanita itu mencoba meraih ponselnya kemudian menghubungi sang suami.
Amora menaruh ponselnya kemudian bangkit dan beranjak dari ranjang. Bruk dia kehilangan keseimbangan kemudian terjatuh ke lantai.
Brak
Kaisar terengah engah, pria itu membulatkan mata melihat istrinya tak sadarkan diri. Pria tampak itu lekas mendekat kemudian membopong istrinya lalu merebahkan ke atas ranjang.
"Shit. " Kaisar lekas menghubungi dokter pribadinya untuk datang. Dia berusaha membangunkan sang istri namun tetap saja sia sia. Beberapa saat berlalu dokter datang, segera memeriksa keadaan Amora.
Kaisar sendiri begitu panik dan khawatir dengan keadaan sang istri. Dokter telah selesai memeriksa, keduanya memilih ke luar dan menjelaskan keadaan Amora saat ini.
"Nyonya Amora jangan dulu di paksa untuk mengingat sesuatu, hal itu justru akan menimbulkan rasa sakit. " ujar dokter.
"Lalu apa yang harus aku lakukan dokter? " tanya Kaisar.
"Nyonya Amora harus rileks dan tenang, jangan biarkan memikirkan sesuatu yang membuatnya kepikiran. "
Kaisar mengangguk paham, dia mengantarkan sang dokter ke depan setelah itu baru kembali ke kamar. Dia mengenggam kedua tangan sang istri dengan erat, berulang kali menciuminya.
"Apa kamu memang berniat mengingat masa lalu sayang? " gumam Kaisar pelan.
"You are mine now, apapun yang terjadi kau hanya milikku Amora. " desis Kaisar.
Pria itu kembali menciumi telapak tangan sang istri. Kaisar lekas bangkit, ke luar dari kamar setelah mencium kening Amora. Dia menemui kedua orang tuanya, ada hal penting yang ingin di bicarakan.