Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 12 Koma dan Song Nam

Day-721

Di sebuah kamar lain yang masih terletak di area dormitory, seorang bocah laki-laki sedang duduk di lantai dan di depannya seorang gadis kecil sedang berkacak pinggang.

"Aku suka Koga. Aku nggak mau jadi soulmatemu!!!" teriak si gadis kecil yang berwajah dengan ciri khas Korea itu.

Si bocah laki-laki yang duduk di lantai cuma menggeleng-gelengkan kepalanya. Dia adalah Kosong Lima, nama panggilannya Koma.

Tidak seperti Songnam, Koma adalah keturunan kaukasia. Lebih tepatnya, Koma memiliki darah Eropa. Karena itu dia memilih menggunakan nama Koma.

Koma sendiri mengambil namanya dari sebutan bagi sekumpulan debu-debu yang mengelilingi inti komet yang terbang di angkasa. Betapa saat itu dia sangat terpukau oleh keindahan komet itu.

Koma sebenarnya adalah bocah laki yang tampan. Dia berambut pirang dan bermata kecoklatan. Hidung, bentuk wajah dan ciri fisiknya seperti layaknya keturunan kaukasia.

Koma adalah Kandidat dengan attribut fisik tertinggi setelah Koga. Meskipun dia kalah dari Koga dalam segi Strength, tapi Koma menang dalam segi Speed. Keduanya juga imbang kalau dilihat dari segi Agility.

Koga boleh mengaku yang terkuat, tapi selama masih ada Koma, dia tidak akan berani mengaku yang tercepat. Karena Koga selalu kalah di bagian itu.

Tapi.

Yang mungkin tidak diketahui oleh Kandidat lain adalah Koma punya kecerdasan diatas rata-rata. Tidak sampai pada level peraih tiga besar atau lima besar ranking intelligence, tapi cukup untuk membuatnya masuk ke sepuluh besar.

Sama seperti Gaju dan Tian, Koma menyadari tujuan dari semua omong kosong 'soulmate' dan 'tahap kedua' yang dilakukan oleh Pengurus dan pencipta Program gila yang dilakukan sekarang.

Para Penggagas Program ini menginginkan para Kandidat untuk saling menghabisi nyawa masing-masing kandidat. Hingga nanti akhirnya entah tersisa berapa orang lagi dari keempat puluh orang ini.

Karena itu, ketika Koma melihat ulah Songnam yang seperti itu, dia hanya menggeleng-gelengkan kepala. Entah berapa anak yang sekarang sedang berjuang mati-matian untuk bertahan hidup dan kau hanya memikirkan soal perasaanmu ke Koga?

"Kau pikir aku juga mau menjadi soulmatemu? Aku melakukan ini karena seperti itulah aturan maennya," kata Koma menjawab teriakan Songnam.

Koma kemudian berdiri dan menepuk bagian celananya yang sama sekali tidak kotor, "aku sudah memberitahumu dan mengajakmu. Tapi kalau kamu tidak mau menjadi soulmateku, berarti bukan aku yang melakukan pelanggaran terhadap aturan Pulau," kata Koma sambil melihat ke arah salah satu sudut kamar yang terlihat biasa-biasa saja.

=====

Di tempat lain dalam Komplek Pengurus, tempat dimana para Pengurus merekam dan memperhatikan semua gerak-gerik para Kandidat.

"Peringatan!!"

"Kode 349. Kandidat dinilai mengetahui posisi kamera pengawas utama dan melakukan eye contact dengan sengaja."

Seorang Pengurus dengan topeng yang berbeda dengan topeng Pengurus lain dalam ruangan itu terlihat menolehkan kepalanya ketika mendengar peringatan otomatis tadi. Dengan cepat dia memerintahkan anak buahnya untuk memutar balik rekaman itu.

"Putar balik rekaman itu. Aku ingin tahu identitas si Kandidat. Beritahu juga Professor untuk kasus ini. Ini kode 349 yang pertama terjadi."

Anak buah Si Pengurus itu pun dengan sibuk bekerja mengikuti perintah atasan mereka. Tak lama kemudian sebuah layar monitor hollogram yang berukuran lebih besar dari yang lain dan terletak ditengah-tengah mereka menampakkan sebuah adegan antara dua orang.

Adegan antara Koma dan Songnam.

Dan kode 349 itu mereka dapatkan dari Kandidat Kosong Lima, salah satu dari Kandidat yang memiliki attribut fisik terkuat.

Si Pengurus melihat ke arah Koma yang dengan tenang melihat lurus ke arah kamera pengawas tersembunyi yang dipasang di kamar Kosong Enam.

Saat Si Pengurus menatap ke layar monitor itu, dia merasa seolah-olah Koma sedang bertatapan mata dengannya secara langsung. Tanpa sadar, keringat dingin mengalir keluar dari punggung si Pengurus.

Hanya Pengurus dan tentunya penggagas Program yang tahu, monster seperti apa yang sedang mereka ciptakan di dalam sini.

Anak-anak itu, yang selalu disebut dengan Kandidat itu, tidak tahu seberapa abnormalnya mereka. Karena semua ingatan mereka tentang dunia normal sudah dihapus.

Semua sistem dan pengetahuan mereka diprogram untuk melebihi manusia normal. Untuk menjadi monster.

Koma, si anak dengan perawakan bule yang barusan melakukan 'kode 349' adalah salah satu monster itu. Dua tahun lalu, dia mendapatkan peringkat kedua dalam test pertama mereka setelah itu selama dua tahun masa persiapan, Koma berhasil masuk ke tiga besar 9 kali.

Itu artinya dia mendapatkan boost untuk evolusi fisiknya sebanyak 0.9 point tiap attribute. Strength yang awalnya 0.9 point menjadi 1.8 point. Speed yang awalnya 0.85 poin menjadi 1.75 point.

Dengan Strength 1.80 point, itu artinya dia mempunyai kekuatan pukulan 180kg. Dengan Speed 1.75 point, itu artinya dia bisa berlari dengan kecepatan maksimum 17.5 m/s. Bandingkan dengan atlit olimpiade yang mempunyai rekor antara 8-10 m/s. Koma mampu berlari hampir dua kali lebih cepat dari mereka.

Koma cuma butuh waktu 5.7 detik untuk melahap lintasan lari sprint 100m. Dan satu hal lagi, Koma dan kawan-kawannya hanya bocah berusia 10 tahun saat ini. Seperti apa nanti saat mereka sudah tumbuh dewasa?

Karena itulah untuk sesaat si Pengurus yang bertanggung jawab untuk ruang kontrol kamera pengawas merasakan keringat dingin keluar dari punggungnya tadi.

Tiba-tiba saja sesosok hollogram tiga dimensi muncul di tengah ruangan dan mengagetkan mereka semua yang sedang memperhatikan video Koma.

"Apa yang membuat kalian panik seperti itu? Dasar tak ada guna!!!"

Semua orang langsung menundukkan kepalanya, termasuk si Pengurus yang menjadi penanggung jawab disini.

Laki-laki tua yang datang dan hanya berwujud hollogram itu adalah sang Professor. Dia berjalan ke arah si Pengurus yang tadi masih sedikit shock.

"Coba putar ulang!!" perintah sang Professor.

Dengan cekatan video itu kembali diputar ulang oleh anak buah yang ada dalam ruangan kontrol itu. Sang Professor hanya menganggukkan kepala saat melihat interaksi antara Koma dan Songnam.

"Hmmmmmm," gumam sang Professor.

Dia terlihat berpikir sebentar setelah itu dia menggelengkan kepalanya lagi.

Terlihat berpikir lagi beberapa saat setelah itu kembali menggeleng-gelengkan kepalanya. Semua anak buah yang ada di ruangan itu hanya menunggu dengan tegang dan menundukkan kepala.

Setelah beberapa kali bertingkah seperti orang gila, akhirnya sang Professor tertawa. Dia kemudian melihat kearah si Pengurus dan berkata, "tak ada sanksi untuk si Kosong Lima. Dia berhasil menemukan kamera itu karena kecerobohan dan ketidakmampuan kalian. Humph," dengusnya kesal, setelah itu, hollogram si Professor tiba-tiba menghilang dari ruangan.

Semua anggota tim pengawas yang bertugas memonitor semua kamera menarik napas lega. Untuk sesaat tadi, ketika Professor menyalahkan mereka untuk 'kode 349' yang terjadi, mereka sempat panik. Untungnya si Professor eksentrik itu segera meninggalkan ruangan mereka.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel