Bab 12 Kepura-puraan yang Sempurna Dari Isamu
Bab 12 Kepura-puraan yang Sempurna Dari Isamu
Selama ini hubungannya dengan Mark tidak mempunyai masalah yang berarti sehingga Isamu hanya mengetahui informasi tentang dirinya dan Mark dari luar. Ken dan Daniel sering meracuninya tentang Mark, sehingga semua informasi baik darinya dan Larisa tenggelam begitu saja dalam racun keduanya.
Sejak Isamu lahir, Matahari berusaha membuat hubungannya dengan Mark baik-baik saja. Mark terbiasa keluar masuk rumah mereka tanpa ada yang mencegah. Tidak ada suara kasar maupun sikap bermusuhan di antara mereka selama ini. Tetapi Ken dan Daniel bertindak di belakangnya dengan memberikan semua informasi masalalu Mark dan Matahari. Membuat Isamu cukup mengerti apa yang sebenarnya terjadi.
Isamu memahami bahwa Matahari dan Mark adalah rival yang tidak mungkin berdamai. Karena Mark masih belum bisa menerima bahwa wanita yang paling dicintainya, Hanako direnggut dari sisinya oleh Matahari. Hanako, ibu Matahari memilih melepas hubungannya dengan Mark karena ingin membuat Matahari bersama dengan Larisa, yang tidak lain adalah putri Mark.
Sekalipun sudah mengetahui apa yang terjadi di masalalu, tetapi Isamu cukup terkejut ketika melihat Matahari dan Mark seperti dua ekor singa yang siap mempertahankan apa yang menjadi miliknya. Isamu nyaris tidak percaya ketika melihat ayahnya menarik kerah kemeja Mark. Tanpa perduli bahwa lelaki yang dihadapi adalah ayah mertuanya sendiri.
Ia memperhatikan mereka ketika saling melemparkan kata-kata kasar dan berpikir apa yang akan terjadi bila ia tidak mengambil keputusan untuk menjadi penengah. Dan caranya adalah dengan menggantikan posisi Januari tetapi tetap melibatkannya sebagai pimpinan utama dengan kata lain dirinya adalah pimpinan bayangan.
“Baiklah, Dad setuju dengan apa yang kamu lakukan. Tetapi, Dad tidak akan mentolerir jika Opa-mu ikut campur dengan urusan perusahaan. Kami sudah mengalah dengan membiarkan Diamond dan SN aman selama ini. Dia kakekmu tapi dalam Maeda Group, dia adalah pihak luar yang tidak ada hubungannya dengan perusahaan kita. Sekali saja kamu membiarkan dia terlibat, maka dia akan merusak semua aturan yang ada. Apa kamu mengerti?”
“Mengerti, Dad. Tapi apa yang akan dilakuan Opa saat dia tahu bahwa aku tidak melakukan apa yang diinginkan olehnya?” tanya Isamu setelah cukup lama terdiam.
“Yang sudah pasti dia akan merusak semua yang ada,” jawab Matahari sambil melirik Larisa yang lebih banyak diam, wanita itu juga tengah mengerlingnya.
“Baiklah, aku mengerti dan akan berhati-hati,” jawab Isamu meyakinkan Matahari. “Tapi Dad, bisakah aku membuat sebuah permintaan?” tanya Isamu hati-hati. Larisa menatap putranya tajam, sebaliknya Matahari memandangnya dengan ekspresi sangat tertarik.
Meletakkan serbet di meja setelah membersihkan mulutnya, Matahari bertanya. “Sebuah permintaan?”
“Ya.”
“Yaitu?”
“Tolong tidak bertengkar dengan Opa sampai aku bisa meyakinkannya bahwa aku sudah mengambil alih perusahaan,” pinta Isamu. Larisa melengak mendengar permintaan itu, ia menoleh pada Isamu dan Matahari, bergantian dan cepat.
“Kenapa? Apa yang kau khawatirkan?” tanya Matahari, suaranya terdengar sedikit iseng. Larisa mendesis sebal dan mencubitnya pedas. Matahari menoleh pada istrinya yang seketika menyeringai kesal padanya.
“Kebiasaan lamamu belum hilang juga rupanya,” sungut Matahari seraya mengusap pinggangnya yang terasa pedas. Isamu tertawa kecil melihat interaksi lucu kedua orang tuanya.
“Karena aku yakin, jika Dad bertindak tegas pada Opa dalam situasi seperti ini, Jan akan menerima akibatnya. Dan Maeda Group akan ikut terancam. Aku ingin semua rencanaku dan Jan berjalan lancar,” ucap Isamu dengan nada sedikit memohon.
“Anakmu saja mengerti,” sungut Larisa seraya beranjak membawa sisa makanan mereka ke dapur. Matahari mendelik pada punggung ramping istrinya sebelum bicara lagi pada Isamu.
“Dad tidak akan bertindak selama Opa-mu masih bertindak wajar, Dan asal kamu tahu dengan caranya memaksa dirimu pulang dan menyingkirkan Jan itu sudah sangat tidak wajar,” jawab Matahari.
Isamu menghela nafasnya dengan berat dan ia berharap Mark tidak akan membuat ulah yang menyebabkan ayahnya meradang. Dia yang jarang melihat Matahari marah, merasa sedikit khawatir setelah melihat bagaimana sesungguhnya mereka berinteraksi kemarin. Baginya itu sangat mengkhawatirkan.
Sikap hati-hati dan bekerja dengan baik adalah cara untuk membuat Mark yakin bahwa keinginannya sudah tercapai. Walaupun semua itu tidak berguna untuk mereka, karena mereka benar sementara Mark hanyalah pihak luar yang tidak mempunyai kepentingan.
Berada di ruangan kerja Januari, Isamu hanya duduk selonjoran di sofa sembari memainkan ponsel. Januari mengerlingnya berkali-kali sebelum melempar sebuah buku padanya. Mendesis kesal, Isamu menangkap buku itu dengan mata melebar pada kakak sepupunya.
“Kau sedang putus cinta?” sungutnya pada Januari yang pura-pura tidak mendengar.
Setengah jam kemudian, setelah Isamu mengerang-erang karena bosan dan Januari menyelesaikan berkasnya, pria itu menoleh pada sang adik. “Kalau kau datang hanya untuk duduk di sana, lebih baik kau tidak muncul. Membuatku sakit kepala saja,” sungut Januari.
Isamu bangkit dengan ekspresi malas. “Lalu aku harus apa? Bukankah aku hanya harus datang dan duduk di sini?”
Januari menggeleng kesal. “Setidaknya perlihatkan pada Opa bahwa kau bisa menyingkirkanku. Jika kau seperti ini, bagaimana bisa kau menunjukkan pada beliau kalau aku bukan orang yang pantas?”
“Aaah, kalian sama saja,” keluh Isamu.
“Jangan mengeluh, setelah makan siang kau harus ikut rapat denganku,” ujar Januari, ia menggamit adiknya untuk keluar dari ruangan.
Setelah makan siang, Isamu ikut duduk di ruang rapat. Beberapa orang yang bingung dengan kehadirannya hanya mengangguk ketika Januari memperkenalkannya sebagai CEO baru dan dirinya hanyalah wakil.
“Kenapa kau mengatakan itu?” sungut Isamu ketika mereka kembali ke ruangan Januari. Yang ditanya tertawa kesal.
“Beberapa dari mereka adalah orangnya Opa, aku harus melakukan itu agar kau benar-benar dipercaya,” jawab Januari.
“Dia membawa orang-orangnya ke sini?” heran Isamu. Januari menatap adik sepupunya dengan kasihan.
“Tentu saja, dia harus memastikan kau aman di sini,” ujarnya terkekeh.
“Kalau begitu aku akan membuatnya yakin,” ucap Isamu penuh tekad.
“Ya dan itu akan sangat membantuku,” sambut Januari. “Tetapi kita harus membuatnya lebih sempurna,” sambungnya.
“Dengan?”
“Kau harus memiliki ruangan sendiri.”
Isamu berdecak sebal. “Ayolah, aku tidak ingin begitu. Aku nyaman di sini,” ujar Isamu.
“Kalau begitu aku yang pindah ruangan.”
“Jangan bertingkah seperti perempuan yang sedang cemburu!” sembur Isamu kesal. “Aku akan pakai ruangan Ken,” sungutnya kemudian.
Dan demi meyakinkan Mark, Isamu menjalankan perusahaan berdampingan dengan Januari. Ia berusaha meyakinkan Mark bahwa dirinya sangat membutuhkan Januari untuk menjadi penasehatnya. Demi mendamaikan semua orang, Isamu banyak belajar dari Januari dan merasa kagum dengan kemampuan yang dimiliki oleh kakak sepupunya itu.
Tetapi, di luar semua itu, Matahari memiliki keresahan tersendiri dengan terlibatnya Isamu dalam perusahaan.
*Bersambung*