PULANG DIAM-DIAM
Sinta yang melihat seorang pemuda tampan berjalan mendekat yang pastinya itu adalah Arjun, ia menyenggol lengan tante Ratna.
‘’Tan itu kak Arjun’’ ucap Sinta.
Tante Ratna langsung menoleh dan benar saja Arjun sudah datang menghampirinya, ia pun langsung tersenyum bahagia melihat putranya itu.
‘’Mah, aku pulang’’ ucap Arjun dan langsung memeluk mamanya.
‘’Sayang akhirnya kamu datang juga, kamu pasti capek ayo duduk dulu’’ sahut tante Ratna.
‘’Aku gak capek kok mah.’’ Balas Arjun lalu mengamati gadis yang di samping mama nya.
‘’Kenapa lihat-lihat! Aku tau kalau aku ini cantik jadi kakak gak perlu kayak gitu dong lihatin aku.’’ kata Sinta yang merasa sedang di amati oleh Arjun sambil memasang wajah imutnya.
‘’Kamu Sinta ya?’’ kata Arjun sambil menunjuk ke pada gadis itu.
‘’Iya lah aku Sinta, masa nenek lampir. Aku ini gadis cantik dan imut bukan keriput, hehehe..’’ balas Sinta sambil mencubit pipinya sendiri.
‘’Hahaha..cantik? cantik dari hongkong! Kamu mau masang muka kayak apapun gak bakalan terlihat cantik. Tadi aku mengamati wajah kamu karena terlihat sudah tua dan keriput tau!’’ kata Arjun dan tertawa meledek Sinta.
‘’Om, lihat tuh? Kak Arjun bilang kalau aku udah tua. Saya kan cantik ya gak om?’’ ucap Sinta mengadu kepada pak Bambang sambil memasang wajah memelas.
Pak Bambang yang sudah lama tidak melihat perdebatan mereka selama dua tahun hanya tersenyum saja. Sedangkan Arjun pura-pura mau muntah.
‘’Oek..oek. cantik apaan! Kamu itu gak cantik tau!’’ ucap Arjun.
Sinta terlihat sangat kesal dan marah, namun tante Ratna melerai mereka berdua.
‘’Arjun, sudah jangan buat keributan di sini.’’ tegur tante Ratna.
‘’Maaf mah’’ ucap Arjun lalu terdiam tidak menjahili Sinta lagi.
‘’Ya sudah kita pulang aja’’ kata pak Bambang.
‘’Iya pah, ayo pulang.’’ Sahut Arjun nampak senang.
‘’Kamu mau ikut kerumah om apa mau langsung pulang Sin?’’ tanya pak Bambang kepada Sinta.
‘’Pulang aja deh om, lagian aku masih ada urusan lagi.’’ Jawab Sinta.
‘’Ya sudah kalau begitu ayo pulang’’ balas pak Bambang.
Setelah berbicara sama Sinta, lalu pak Bambang langsung berbicara kepada orang-orang kepercayaannnya.
‘’Baiklah untuk semuanya, terima kasih sudah mau ikut menunggu kepulangan anak saya, dan nanti malam kalian datang ke rumah untuk merayakan anak saya.’’ Kata pak Bambang.
‘’Gak usah ada perayaan deh pah. Lagian aku tidak terlalu suka dengan hal seperti itu.’’ kata Arjun menolak rencana ayahnya.
‘’Tapi nak, mama sudah memesan makanan banyak. Kalau rencana ini gagal terus makanannya mau diapakan?’’ kata bu Ratna.
‘’Mah, untuk masalah makanan kita berikan ke panti asuhan saja, gimana?’’ balas Arjun memberi saran.
‘’Tapi nak...’’ ucap bu Ratna yang berhenti ketika ucapannya di sela oleh pak Bambang.
‘’Sudah lah, kalau Arjun gak ingin mengadakan pesta lebih baik makanan itu diberikan ke panti asuhan saja.’’ Kata pak Bambang.
Bu Ratna yang mendengar ucapan dari suami dan anaknya akhirnya menurut saja.
‘’Ya sudah terserah kalian saja, kita sumbangkan makanan itu ke panti asuhan.’’ Ucap bu Ratna.
Mereka lalu pulang dengan melakukan penyamaran untuk mengelabui para wartawan yang sedari tadi menunggu mereka.
Setelah sampai di rumah, Arjun duduk di ruang tamu dan bu Ratna ikut duduk sambil merangkul anaknya.
‘’Mah, lepasin. Aku udah gede tau? Bukan anak kecil lagi.’’ Kata Arjun yang merasa risih kalau di peluk mamanya.
BERSAMBUNG...