KE BANDARA
Tak terasa setelah menempuh perjalanan yang cukup melelahkan akhirnya Sinta sampai juga di bandara, ia turun dari mobil dan berjalan masuk. Sinta melihat om Bambang dan istrinya yang sedang menunggu.
Sinta langsung berlari untuk menghampiri mereka namun para pengawalnya om Bambang yang melihat sosok gadis berlari mendekati bosnya langsung mencegah Sinta.
‘’Berhenti..!!!’’
Semua orang yang sedang serius menunggu langsung terkejut saat mendengar teriakan dari ajudannya om Bambang.
Pak Bambang pun langsung menoleh, karena sudah tau siapa gadis itu, dia hanya membiarkan saja.
Sedangkan Sinta yang sedang tidak mood, ajudan itu langsung mendapat tendangan dari Sinta dan langsung terjatuh. Ajudan itu kembali berdiri dan bersiap memberi pelajaran kepada Sinta.
Pak Bambang yang melihat kalau ajudannya mulai serius, dia langsung menghentikan dan berteriak kepada ajudan tersebut.
‘’Alek berhenti! Dia Sinta anak Martis’’ teriak pak Bambang.
Alek yang mendengar ucapan bosnya, ia sangat terkejut lalu mengamati Sinta dari bawah sampai ke atas. Sinta yang merasa sedang di amati langsung cengengesan.
‘’Hahaha..om Alek kenapa? Baru di tendang gitu udah keok.’’ Kata Sinta sambil membuka maskernya.
‘’Sekarang om Alek udah tau kan siapa gadis cantik ini, jadi silahkan minggir aku mau lewat.’’ Ucap Sinta sambil mencibir.
‘’Iya non, maaf. Saya gak tau kalau ternyata non Sinta. Sepertinya tendangan Non semakin kuat dan keras deh sampai membuat pinggang om sakit semua.’’ Balas Alek sedikit menunduk.
‘’Bukan tendangan aku yang kuat, tapi karena om Alek semakin tua aja.’’ Kata Sinta lalu berjalan mendekati pak Bambang.
Sedangkan orang-orang kepercayaan pak Bambang yang melihat sikap Sinta hanya geleng-geleng kepala.
Lain dengan Sinta, yang menjadi pusat perhatian banyak orang malah dia tidak peduli dan langsung memeluk tante Ratna.
‘’Hay tante, apa kabar?’’ sapa Sinta sambil memeluk.
‘’Eh nak Sinta, kok ikut datang ke sini, tau dari mana kalau Arjun pulang hari ini.’’ Balas tante Ratna.
‘’Biasalah tan, dari mama rempong.’’ Kata Sinta datar.
‘’oh, terus mana mamah kamu? kok gak ikut datang.’’ Sahut tante Ratna sambil matanya mencari sahabatnya itu yang tak lain adalah mamahnya Sinta, bu Susi.
‘’Tante kayak gak tau aja, mama pasti sedang menunggu kepulangan suami tercintanya lah!’’ ucap Sinta tanpa rasa bersalah.
Tante Ratna yang mendengar ucapan dari Sinta langsung menepuk pundak gadis tersebut.
‘’Hust, kamu ngomong apa sih. Wajar kalau seorang istri menunggu suaminya, nanti kamu juga kayak gitu kok kalau sudah berkeluarga.’’ Kata tante Ratna menasehati gadis nakal itu.
‘’Idih..tapi gak gitu juga lah tan, kalau mama itu bucinnya parah banget ke papah.’’ Sahut Sinta.
Tante Ratna yang mengenal sifat Sinta hanya menggeleng-gelengkan kepalanya, dia tau kalau Sinta suka bicara ceplas ceplos tanpa di saring dulu.
‘’Tan, kak Arjun sudah datang belum?’’ tanya Sinta.
‘’Belum sayang, mungkin sebentar lagi sampai.’’ Jawab tante RATNA.
Tak lama kemudian pesawat yang di tumpangi Arjun sudah lending dan datang salah satu orang kepercayaan pak Bambang.
‘’Bos, tuan muda sudah mendarat.’’ Kata ajudan.
‘’Kamu siapkan mobil lalu kita pulang, jangan sampai ketahuan sama wartawan, karena Arjun gak mau di liput publik. Paham!’’ kata pak Bambang.
‘’Siap bos, di jamin aman gak ada yang tau.’’ Balas si ajudan.
‘’Pah, ayo kita samperin Arjun.’’ Kata tante Ratna.
‘’Gak usah mah, lagian nanti Arjun juga langsung datang ke sini, jadi lebih baik mama duduk saja yang tenang.’’ Sahut pak Bambang.
‘’Iya tan, betul apa yang dikatakan om, tante disin saja karena kak Arjun akan kesini.’’ Ucap Sinta ikut menimpali.
Tante Ratna pun akhirnya menurut dan duduk dengan sabar menunggu anaknya datang.
BERSAMBUNG...