Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ch. 04 - Segel Dewa dan Iblis Pohon bag. 2

Iblis pohon itu semakin mendekatinya dan semakin membuat Xuan Ying merasa ketakutan. Iblis itu, benar-benar akan memakannya hidup-hidup!

”Siapapun! Tolong!” teriak Xuan Ying sembari menutup matanya.

Saat dia tak melihat apapun kecuali kegelapan yang ada pada dirinya saat dia sedang memejamkan matanya, sebuah suara pedang muncul dari arah belakang dan saat itu juga, dengan kecepatan penuh pedang itu langsung menebang pohon tersebut hingga jatuh ke tanah dan membuat suara dentuman yang keras hingga membuat Xuan Ying sempat terkejut mendengarnya.

Perlahan, Xuan Ying merasa kalau cengkraman akar pohon yang mengikat kedua kakinya pun terlepas dan bahkan layu kemudian beberapa ada yang patah menjadi beberapa bagian. Saat itu dia tidak melihat bagaimana orang yang menolongnya telah mengalahkan iblis pohon yang hendak memakannya. Bahkan sampai sekarang, dia masih memejamkan matanya seolah menganggap iblis pohon itu masih hidup.

”Xuan Ying. Bukalah matamu.” ucap pemuda yang telah menyelamatkannya dengan suara lembut sembari menyentuh kepalanya.

Suara laki-laki ini membuat Xuan Ying begitu tenang dan merasa aman. Namun, dia juga merasa familiar dengan pemilik suara ini. Perlahan, dia pun membuka matanya. Pertama kali, dia merasa semuanya tampak buram dan sulit sekali untuk melihat sosok yang telah menyelamatkannya. Namun, setelah beberapa kedipan mata dilakukannya, perlahan dia mulai melihat sosok pemuda yang telah menyelamatkannya itu.

”Ah! Guru besar Zhao! Bukankah Anda sedang terluka?” Xuan Ying terkejut melihat keberadaan Zhao Xing tepat di depannya dengan pemakai pakaian tidurnya dan pedang panjang berwarna emas di tangan kanannya.

”Aku mendengar suaramu berteriak meminta tolong. Jadi, aku segera kemari. Tidak aku sangka, iblis pohon ini mencoba untuk memakanmu.” ucap Zhao Xing sembari melihat ke belakang. Di sana, terdapat sebuah pohon yang sudah sangat tua bahkan rapuh dan sebagian batang besarnya hancur tak bersisa usai ditebang secara paksa. Ternyata, itu adalah pohon yang sudah berumur ratusan tahun.

Selama ini, iblis pohon bertahan hidup dengan memakan jiwa-jiwa manusia yang telah mati. Namun, setelah Zhao Xing menebangnya secara paksa, jiwa-jiwa manusia yang terkunci di dalam pohon itu akhirnya terlepas dan wujud asli dari iblis pohon itu akhirnya terlihat.

Sangat tua dan rapuh.

”Apakah kamu baik-baik saja? Bagaimana dengan kedua kakimu?” tanya Zhao Xing sekali lagi sembari memeriksa kedua kaki Xuan Ying yang sempat diikat oleh akar iblis pohon.

”Ah, aku baik-baik saja guru. Terima kasih karena sudah mencemaskan ku.” jawab Xuan Ying dengan sopan.

”Lain kali, berhati-hatilah. Ada begitu banyak iblis yang berkeliaran belakangan ini. Bahkan Sekte Matahari bukanlah tempat yang aman untuk terhindar dari serangan iblis apa saja. Jadi, kau harus selalu tetap berhati-hati.” ucap Zhao Xing sembari berdiri kembali dari posisi berlututnya.

Dengan cepat, Xuan Ying langsung menjawab, ”Ya! Guru! Aku pasti akan berhati-hati! Terima kasih guru telah menyelamatkan nyawaku! Saya pasti akan membayarnya suatu saat nanti!” ucapnya penuh antusias.

Xuan Ying yang mengalami hilang ingatan, merasa kalau dia harus membuat hubungan dengan orang lain demi bertahan hidup di dunia yang belum dikenalinya ini dan orang-orang yang kebanyakan dari mereka hanya mampu membebaninya dengan berbagai pekerjaan sulit di usianya yang masih 12 tahun. Dia merasa, mungkin dengan membangun hubungan dengan guru besar mereka mungkin itu akan bisa mempermudah kehidupannya yang selanjutnya.

Sampai saat itu, Zhao Xing tampak tersenyum mencurigakan seolah dia menyimpan sesuatu yang tidak diketahuinya oleh Xuan Ying sebelumnya. Namun, dari sana Xuan Ying enggan untuk menaruh rasa curiga padanya dan tetap percaya pada guru besarnya itu.

”Membayarku dengan apa saja? Hmm, boleh juga.” gumamnya sembari menatap Xuan Ying dengan sinis.

~o0o~

”Lagi-lagi kamu mengawasinya dengan baik ya. Bukankah Yang mulia sudah bilang kalau kau tidak harus selalu mengawasinya seperti ini?” tanya Fu Chenyu berdiri di samping Xin Liu yang sedang mengawasi pergerakan Xuan Ying atau Xin Zhouchen pada sebuah cermin berukuran cukup besar di kuilnya.

”Dia baru saja di serang oleh Iblis pohon. Dia sepertinya tahu kalau Xin Zhouchen memiliki segel dewa di dahinya bahkan setelah dia bertukar tubuh.” jawab Xin Liu sembari mengawasi Xuan Ying dari dalam cermin.

”Ya, beruntungnya dia tidak menggunakan tubuh dewanya. Sekarang aku mengerti, mengapa Yang mulia memindahkan rohnya ke dalam tubuh manusia biasa.” Fu Chenyu memberi jeda selama beberapa saat. ”... itu dilakukan karena, para iblis yang selama ini berkeliaran di dunia manusia akan menyadari bahwa ada seorang dewa jatuh dan mereka akan datang ramai-ramai untuk memakannya. Apalagi, dia datang dengan keadaan hilang ingatan dan tidak menyadari siapa jati dirinya. Dengan menggunakan tubuh manusia yang tidak lagi berdaya, hawa keberadaannya bisa diredam dan para iblis tidak akan menyadarinya kecuali mereka berada pada jarak dekat dan mereka melihat segel dewa di dahinya.

”Bagaimana pun juga, semua usaha yang dilakukan memiliki resiko. Tubuh manusia yang digunakannya itu sangat lemah. Belum lagi, aku mendengar kalau beberapa dewa telah mengutuknya dan usianya juga tidak akan berumur panjang. Jika kematiannya datang lebih cepat dari yang kita duga, dia tidak akan bisa mengembalikan batu kunci pembatas alam iblis dan manusia.” lanjut Xin Liu.

Fu Chenyu menghela nafasnya kemudian memutuskan untuk duduk di samping Xin Liu. ”... baiklah, aku rasa kamu ada benarnya. Yang Mulia melarang kita untuk ikut campur. Jadi, kita hanya bisa mengawasinya dari kejauhan dan memastikan dia melakukan tugasnya dengan baik.”

Xin Liu terdiam selama beberapa saat kemudian kembali mengawasi keduanya. Dia merasa agak curiga dengan sosok Zhao Xing yang merupakan guru besar di sekte Matahari. Sikapnya pada Xuan Ying, muridnya yang paling muda seolah sengaja dibeda-bedakan dengan murid-murid yang lain.

”Saya mulai merasa curiga.” ucap Xin Liu tiba-tiba.

”Apa yang membuatmu merasa curiga?” tanya Fu Chenyu penasaran dengan jawabannya.

”Sosok Zhao Xing yang ada di sana, aku curiga dia menyembunyikan sesuatu. Dia mungkin memiliki niat untuk mengambil segel dewa itu juga.” ucap Xin Liu dengan penuh pengamatan.

”Itu tidak mungkin terjadi. Hanya iblis yang bisa melihat segel dewa di dahinya dan orang yang ada di sana adalah manusia. Bagaimana bisa dia melihat segel dewa itu berada di dahinya?” jawab Fu Chenyu menyimpulkan.

”Dewi peramal, aku tidak peduli dengan segel dewa yang ada di dahi Xin Zhouchen. Tetapi, aku hanya merasa curiga kalau Zhao Xing yang kita lihat saat ini bukanlah manusia.” ucap Xin Liu kemudian dari posisinya saat ini, dia melihat Zhao Xing tampak tersenyum sinis seperti sedang berusaha menyembunyikan sesuatu hingga membuat rasa curiganya semakin tunggu.

”Saya yakin, terjadi sesuatu sebelum Xin Zhouchen dilempar ke dunia manusia.”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel