Pustaka
Bahasa Indonesia

Dewa Tidak Ingin Mati

8.0K · Ongoing
Norayolayora
15
Bab
96
View
9.0
Rating

Ringkasan

Yu Zhouchen seorang dewa perang yang dinyatakan bersalah setelah dia menyebabkan batu kunci pembatas antara alam manusia dan iblis menjadi menyatu. Dengan ingatan yang terkunci, Yu Zhouchen dipaksa hidup sebagai seorang manusia lemah bernama Xuan Ying yang merupakan murid Sekte Matahari. Dengan kemampuan yang lemah, bisakah dia menemukan kembali batu kunci yang hilang untuk menutup kembali gerbang dunia iblis dan manusia?

FantasikultivasiactionwuxiapendekarpetarungZaman KunoDewasa

Prolog

Pada zaman dahulu kala, ramai dibicarakan di alam langit mengenai keberadaan seorang Dewa perang baru yang memenangkan peperangan di jembatan Xiandu. Sang dewa memutuskan untuk membunuh semua orang yang terlibat dalam perang termasuk jenderal mereka dan berhasil menciptakan kedamaian diantara kedua kerajaan Guanyin dan Langshu dengan mengancam akan menghancurkan kedua kerajaan ini dengan seluruh kekuatannya jika kembali terlibat dalam perang besar.

Setelah itu, jembatan Xiandu menjadi jalan penghubung antara kerajaan Guanyin dan Langshu yang telah berdamai dan jauh dari peperangan. Kedua negara itu kini menjadi akrab hingga berlangsung selama beberapa generasi.

Akan tetapi, kedamaian itu tidak berlangsung selamanya.

Batu kunci yang menjadi pembatas antara dunia manusia dan dunia iblis tiba-tiba terlepas. Seseorang telah mencabutnya sehingga terjadi pertikaian yang terjadi di antara iblis yang memasuki dunia manusia untuk mencari makanan.

Para iblis iblis itu, memangsa para manusia untuk dijadikan santapan mereka. Begitupula dengan monster yang terkurung di dalam tanah selama berabad-abad juga keluar dari dalam gua yang sangat gelap dan jauh berada di dalam hutan yang dikeramatkan.

Kerajaan Guanyin dan Langshu bersatu untuk melindungi para penduduk desa. Akan tetapi, kekuatan mereka saja tidak cukup untuk melindungi semua orang. Hingga pada akhirnya, terjadilah kepunahan besar. Orang-orang yang tinggal di kerajaan Guanyin dan Langshu, seluruhnya mati dimangsa oleh para iblis dan monster. Tempat itu berubah menjadi gundukan mayat manusia dan iblis yang tidak ada habisnya.

Yang sangat disayangkan, saat itu dewa perang tidak turut membantu mereka dalam melawan para iblis dan monster yang menyerang. Hingga sekarang, para iblis dan monster itu terus keluar melalui gerbang pembatas yang telah kehilangan kuncinya. Saat ini, dunia manusia dan dunia iblis telah menyatu dan para manusia harus berusaha keras untuk membunuh para iblis yang telah mencampuri urusan mereka.

Akibat dari kejadian itu, Sang dewa perang diusir dari langit dan dipaksa tinggal di dalam dunia manusia yang sedang kacau. Dia disalahkan karena tidak mampu menyelamatkan ribuan nyawa manusia yang harus mati akibat perang pertama kali dengan Iblis.

Sang dewa akhirnya dikutuk. Para dewa yang tidak menyukainya, menaruh sebuah kutukan yang akan merenggut nyawanya secara perlahan sehingga, jika dewa perang saat ini mati, dewa perang yang baru akan lahir kembali dan menciptakan sejarah yang lebih hebat dari dewa perang yang sebelumnya.

~o0o~

”Hah! Aku sungguh tidak percaya. Setelah aku melakukan semua yang kalian inginkan, kalian ingin membuangku begitu saja?!” bentak Xin Zhouchen sang dewa perang, berdiri di tengah-tengah altar dengan tangan terikat rantai dewa yang sulit dilepas.

”Begitu juga dengan kami! Kamu sungguh tidak percaya kamu mengabaikan alam manusia begitu saja! Apa yang sudah kamu perbuat sampai-sampai membuat batu kunci pembatas antara alam manusia dan iblis terlepas?!” balas Dewa gunung Shin Chuan sembari menodongkan ujung kipas lipatnya ke arah Xin Zhouchen.

Xin Zhouchen memasang wajah terkejut. Pikirnya, tidak ada hal besar terjadi di alam manusia selama dia menjalankan tugasnya. ”... Apa maksudmu? Aku justru tidak pernah mendengarnya! Tidak ada satupun yang menyampaikannya padaku!”

kemudian melotot ke arah dewa Alam Shan Wu yang berdiri di atas kesombongannya.

”Shan Wu! Kau tidak mengatakan apapun soal ini! Apakah kau sengaja tidak memberitahuku?!” lanjut Xin Zhouchen, penuh amarah.

Shan Wu menyeringai. Namun tidak ada satupun yang melihat ekspresinya saat dia menatap Xin Zhouchen, yang berdiri di bawah mereka dengan pakaian lusuh. ”... Mengapa tidak kamu saja yang bertanya bagaimana keadaan di dunia manusia? Kalau kamu menunggu aku mengatakan kalau sesuatu hal terjadi di sana, sama saja kamu tidak merasa peduli sedikitpun pada mereka.”

Shin Chuan memasang ekspresi tidak setuju namun, dia tetap terpaku pada permasalahan yang saat ini dialami oleh Xin Zhouchen.

”Apa maksudmu tidak peduli sama sekali? Bukankah kau yang tahu segalanya tentang yang terjadi di dunia manusia?! Bahkan kaulah yang bertugas menyampaikan segala masalah yang terjadi di sana pada para dewa sesuai dengan tugas mereka!” Xin Zhouchen terlihat sangat marah ketika dia merasa Shan Wu mencoba memojokkan dirinya.

Shan Wu mengalihkan perhatiannya sembari menjawab, ”Kamu pikir aku sempat menyampaikannya padamu? Dengan semua kekacauan yang terjadi di sana, aku juga menjalankan tugasku sebagai dewa alam. Jika aku tidak menahan permukaan tanah tempat peperangan itu terjadi, mereka mungkin sudah berada di perut bumi sekarang ini. Aku tidak setuju mengapa harus aku yang menyampaikan kabar buruk ini? Mengapa tidak kamu saja yang bertanya? Apakah selama berada di sini, kamu tidak merasakan guncangan yang terjadi selama beberapa saat?”

Mata Shan Wu mulai mengernyit. Bahkan rasanya Shan Wu telah membentuk sebuah dinding pertahanan yang sulit dihancurkan oleh Xin Zhouchen dalam beberapa kali serang.

”Xin Zhouchen, mengapa kamu tidak pergi ke dunia manusia saja? Tugasmu adalah menjaga kedamaian diantara para manusia dan menjadi panglima mereka saat melawan iblis. Apa yang kamu lakukan saat itu?” tanya Dewi peramal Fu Chenyu.

Xin Zhouchen terdiam selama beberapa saat. Untuk saat ini, dia terkejut karena Dewi peramal Fu Chenyu mencampuri urusannya. ”.... Saat itu, aku terus berada di dalam kuil. Seperti biasa aku menjawab doa-doa para manusia itu dan melakukan tugas yang diberikan dewa alam padaku. Tetapi, dalam beberapa waktu itu aku sama sekali tidak pernah mendengar kalau batu kunci itu menghilang.”

Dewi peramal Fu Chenyu menghela nafas. Dengan nada bicaranya saja, dia sudah tahu kalau Xin Zhouchen merasa sangat bersalah karena tidak mengetahui hal ini. ”... Ini bisa juga menjadi salahku karena aku tidak memberitahumu lebih dulu. Padahal aku sudah tahu kalau ini tugasmu.”

”Dewi peramal, saya tahu kaulah yang selama ini merawat Dewa perang dan Dewa musim semi secara bersamaan. Kamu tidak perlu terlalu sering menyalahkan dirimu.” ucap Shin Chuan sembari memejamkan matanya selama beberapa saat.

”Ini adalah kecelakaan yang besar. Kita harus menyelesaikan masalah yang ada di dunia manusia saat ini juga. Para iblis itu harus dihentikan.” lanjut Fu Chenyu.

”Kalian semua, berhenti berdebat!” ucap seorang laki-laki yang datang secara perlahan dari dalam sebuah lorong ruangan yang besar ini.

Dalam sekejap, para dewa yang ada di sana langsung berlutut, menghadap ke arah lorong yang akan didatangi oleh seseorang yang paling berkuasa di Alam langit.

Dia itu adalah Kaisar langit, Li Fushu yang menguasai alam langit dan mengendalikan para dewa yang bekerja untuknya.

”Zhouchen! Aku sudah mendengar yang terjadi di alam manusia. Aku cukup terkejut kamu tidak datang di sana padahal semua orang mengharapkan kedatangan mu.” ucap Li Fushu menatap Xin Zhouchen dengan merendahkan.

”Maafkan, Xin Zhouchen karena tidak pernah mendengar kabar itu selama berada di kuil.” jawab Xin Zhouchen sembari memberi hormat padanya.

”Lalu? Apa yang bisa kamu lakukan untuk mengganti rugi ribuan nyawa manusia yang melayang atas kelalaian mu saat ini?”

Xin Zhouchen terkejut. Jika Li Fushu sudah mengatakan hal ini, itu berarti Li Fushu juga telah menyalahkan dirinya tanpa mempertimbangkan yang lain. Dia tahu, jika dia mencoba memberontak, itu artinya sama saja dengan bunuh diri. Li Fushu akan membuatnya mati sekali dan kemudian dia akan terlahir kembali.

Xin Zhouchen tentu tidak ingin mati dengan begitu saja dan mengulang kembali kisahnya. harga dirinya saat ini sedang dipertaruhkan. Dalam semalam, semua dewa di sini saling memusuhinya dan dia berusaha menemukan jawaban yang tepat untuk mempertanggungjawabkan masalahnya ini.

”Saya tidak ingin Yang mulia membunuh saya. Saya hanya ingin mempertanggungjawabkan kelalaian yang saya perbuat kali ini.” jawab Yu Zhouchen.

”Hukuman mati memang pantas untukmu. Tetapi, jika kau ingin bertanggung jawab atas kesalahanmu itu dengan mencari batu kunci yang hilang, aku bisa membuatmu hidup.” jawab Li Fushu.

”Terima kasih, Yang mulia sangat baik hati.” jawab Xin Zhouchen tanpa merendahkan dirinya.

Li Fushu tampak mencemaskan sesuatu saat Xin Zhouchen menerima tawarannya. Tidak lama setelah itu, dia kemudian berjalan mendekatinya dengan gerakan telapak tangan yang seolah hendak menyentuh kepalanya sembari berkata, ”... Tetapi, saat kau turun ke dunia manusia, aku terpaksa harus menghapus seluruh ingatanmu tentang dunia ini. Dengan begitu, bayarannya akan sepadan dengan ribuan nyawa yang telah kau hilangkan.”