Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ch. 01 - Tubuh Tak berguna

Bertahun-tahun setelah gerbang antara dunia iblis dan manusia terbuka, beberapa orang mulai membuat sebuah aliran pedang spiritual yang banyak mengandalkan kekuatan alam. Mereka nyaris menyamai seperempat kekuatan dari dewa itu sendiri. Para manusia ini, akhirnya membentuk sebuah kekuatan yang mampu membunuh para iblis tingkat menengah.

Para manusia, membentuk 4 Sekte yang tersebar di seluruh dunia. Mereka memiliki aliran yang sama terkecuali satu Sekte Lembah beracun yang menganut aliran hitam dan bekerja sama dengan iblis untuk membentuk sebuah kekuatan yang besar.

Selain sekte Lembah Beracun, ada tiga sekte lain yang memanfaatkan kekuatan alam untuk meningkatkan kekuatan mereka. Sekte itu adalah Sekte Puncak Naga, Sekte Matahari dan Sekte Teratai Emas. Mereka semua, memimpin jalan mereka masing-masing dengan satu tujuan, yaitu ingin membasmi seluruh iblis yang ada di dunia ini.

~o0o~

Sekte Matahari, Wilayah ShanYue bagian barat.

”Dasar tidak berguna! Mati saja sana!”

”Beraninya kau membuat guru besar terluka!”

Setidaknya, ada lima orang murid Sekte Matahari yang tampak memukuli seseorang yang lebih kecil di antara mereka hingga bersujud, tidak berdaya dengan kedua tangan yang melindungi kepalanya yang rawan. Seluruh tubuhnya mengeluarkan darah dari ujung kepala hingga ujung kaki. Tangannya gemetaran dan nafasnya tidak beraturan. Dia sungguh tidak melakukan perlawanan sama sekali dan menjadikan dirinya sendiri sebagai lawan yang lunak.

”Huh?! Apakah dia sudah mati?! Kenapa dia tidak bergerak sama sekali?” salah seorang murid Sekte berhenti di susul dengan beberapa murid Sekte yang lain.

”Huh! Biarlah dia mati! Lagipula, dengan tubuh yang lemah seperti itu, memangnya dia bisa melindungi diri dari Iblis?!” bentak salah satunya.

Mereka berlima menyaksikan, tubuh kecil anak laki-laki yang berumur 12 tahun itu membeku secara perlahan bahkan dia tidak bergerak sama sekali. Tangannya sudah tidak lagi gemetar seperti tadi. Dia juga tidak berniat menunjukkan wajahnya saat ini di depan mereka.

”Tunggu sebentar! Lihat! Di atas sana!”

Salah seorang murid menunjuk ke arah sebuah cahaya yang mirip seperti meteor jatuh di siang bolong. Meteor itu, memiliki ekor berwarna merah yang bercampur dengan warna birunya langit. Dengan kecepatan seperti kilat yang menyambar, meteor itu jatuh tepat di tubuh anak laki-laki yang menjadi korban dari kelima rekannya sendiri.

Meteor itu mengeluarkan ledakan cahaya yang tidak menyakitkan dan hanya menyemburkan hembusan angin yang membuat langkah kelima murid ini terdorong ke belakang.

Mereka terkejut dengan kedatangan meteor yang tiba-tiba jatuh di antara mereka. Perlahan, meteor yang telah jatuh mulai menghilang dan sosok anak laki-laki itu mulai terlihat dengan posisinya yang masih sama seperti awal. Dia masih tidak bergerak. Membuat kelima murid ini merasa curiga.

”Benda apa itu tadi? Barusan meteor itu jatuh di atas Xuan Ying kan?”

”Apa-apaan itu?! Dia sangat mencurigakan! Jangan-jangan dia benar-benar mati!”

”Uh! Sial! Cepat kita pergi dari sini!”

Kelima murid Sekte tadi langsung pergi meninggalkan tempat mereka tanpa melihat anak laki-laki yang mereka sebut Xuan Ying tadi. Di lapangan pelatihan itu, saat ini tidak ada seorangpun yang berada di sana dan juga tidak ada yang menjadi saksi kekerasan yang dilakukan oleh kelima rekan seperguruannya. Mirisnya, tidak ada satupun orang yang menolongnya saat itu bahkan sampai sekarang.

Dewa gunung Shin Chuan datang untuk mengawasi bersama dengan Dewi peramal Fu Chenyu. Mereka mengawasi, dari langit-langit dan menyadari bahwa jasad dari Xin Zhouchen tidak ikut turun ke bumi.

”Kenapa jasadnya tidak ikut turun ke bumi? Apa yang terjadi?” tanya Shin Chuan kebingungan.

”Aku sudah menduga kejadian ini akan terjadi. Tubuh dewa Xin Zhouchen telah disegel di penjara istana kaisar langit sementara ruhnya, dikirim ke dunia manusia dengan menumpang ke dalam jasad manusia yang hampir sekarat. Itu artinya, yang ada di dalam tubuh Xuan Ying saat ini adalah Xin Zhouchen yang asli.”

~o0o~

Xuan Ying terbangun dalam kondisi lemah. Seluruh tubuhnya mati rasa. Dia hampir tidak bisa merasakan apapun selain rasa sakit yang ada di kepalanya dan juga luka-luka yang ada di seluruh tubuhnya. Saat pertama kali membuka matanya, dia cukup terkejut karena seluruhnya tampak berwarna merah.

”Darah?”

Xuan Ying tidak bisa menahan dirinya saat melihat darah di telapak tangannya usai dia mengusap wajahnya. Tidak ada satupun yang bisa diingat olehnya bahkan dia tidak tahu apa yang terjadi sebelumnya hingga dia terluka seperti ini.

Lapangan itu terlihat sangat luas. Hanya ada beberapa bangunan besar yang mengelilinginya serta beberapa pegunungan yang ada di sekitarnya. Udaranya pun terasa sangat sejuk dengan suara angin yang begitu menenangkan. Terdengar juga suara aliran air yang mengalir dari sebuah sungai yang tidak jauh dari posisinya saat ini.

Apapun yang dilihatnya dan dirasakan olehnya, dia tidak bisa mengingat apapun. Dia merasa baru saja terlahir kembali tanpa menyimpan satupun ingatan yang ada di kepalanya.

”Bukankah ini terlalu berat untuk seorang dewa perang muda seperti Xin Zhouchen? Yang mulia telah mengunci ingatannya. Bagaimana dia bisa mengembalikan batu kunci untuk memperbaiki gerbang pembatas dunia iblis dan manusia?” celetuk Shin Chuan, mengawasinya dari atas.

”Tidak. Aku yakin, untuk seseorang yang sering terlibat dalam peperangan tidak ada satupun yang berat baginya. Xin Zhouchen pasti bisa mengatasi masalahnya saat ini.” jawab Fu Chenyu.

”Hei! Tapi, ini agak keterlaluan kan? Dia benar-benar menjadi orang asing. Sudah kehilangan ingatannya, dia malah ditempatkan di tubuh manusia yang tidak dikenalinya.”

”Aku yakin, adikku bisa melewatinya! Dia hanya belum terbiasa dengan kehidupan barunya.” ucap pemuda lain yang berjalan di belakang mereka.

”Oh? Dewa Musim semi Xin Liu. Kau berkunjung untuk menonton?” tanya Shin Chuan sembari menoleh ke arah sosok pemuda dengan cambuk ekor kuda di lengannya.

”Xin Liu, kau tidak datang saat Xin Zhouchen di hakimi oleh para dewa. Apakah kamu tidak memiliki keberanian untuk melihatnya?” tanya Fu Chenyu.

Xin Liu mendengus, ”Aku memiliki banyak pekerjaan. Mana mungkin aku menyia-nyiakan waktuku. Lagi pula aku mendapatkan tugas dari Kaisar langit untuk terus mengawasi Xin Zhouchen dan mendampinginya agar dia tidak terjerumus dalam lingkaran iblis.” jawabnya.

”Oh? Apakah karena baru-baru ini aku mendengar kalau ada sekte yang mengandalkan kekuatan iblis untuk membentuk pasukannya? Tak ku sangka manusia dan iblis bisa bekerja sama seperti itu.” pikir Shin Chuan.

”Tentu saja akan ada kerugian yang diterima oleh manusia jika menerima aliran itu. Mereka bisa kehilangan hati mereka dan pada akhirnya ketika kekuatan itu akan menguasai tubuh dan pikiran mereka hingga orang-orang itu perlahan akan merubah dirinya menjadi iblis.” lanjut Fu Chenyu.

”Sama seperti yang dikhawatirkan oleh Yang mulia. Jika iblis itu berhasil mengetahui dan memakan segel dewa yang ada di dahinya, dunia ini akan semakin kacau. Jika iblis berhasil memakannya, mereka akan langsung diangkat menjadi dewa dan mendapatkan wewenang di alam langit. Tapi, beruntungnya manusia tidak dapat melihatnya. Jika itu dilihat oleh manusia yang serakah, entah perang seperti apa lagi yang akan terjadi demi memperebutkan segel dewa.” jelas Xin Liu.

”Tentu saja, cepat atau lambat para iblis akan mengetahuinya. Dewa Musim semi, sepertinya tugasmu begitu berat dalam mengawasinya. Semoga kau baik-baik saja.” celetuk Shin Chuan yang masih meragukan kemampuan Xin Liu dalam mengawasi.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel