Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ch. 02 - Berkeliling Tanpa Ingatan

Xuan Ying berkeliling sekte tanpa arah dengan pakaian lusuh yang berlumuran dengan darah. Semua orang yang melihatnya tampak ketakutan dengan penampilannya saat ini yang seperti seorang pengemis dengan pakaian murid Sekte Matahari.

Banyak dari murid Sekte yang saling tidak mengenal antar murid yang lainnya. Kebanyakan dari mereka hanya dekat dengan satu sampai dua orang. Tetapi, untuk Xuan Ying sendiri, dia tidak memiliki riwayat memiliki satupun teman di sampingnya. Tanpa membawa bekal ingatan apapun di kepalanya, sulit baginya untuk menemukan jawaban dimana dirinya saat ini. Dia tidak bisa bertanya pada siapapun orangnya karena mereka takut dengan penampilannya saat ini.

”Kenapa mereka menjauh? Apakah aku begitu mengerikan? Aku punya dua kaki dan dua tangan sama seperti mereka. Kira-kira apa yang membedakan ku dengan mereka ya?” batin Xuan Ying sembari mengawasi sekitar.

Semua orang menatapnya dengan waspada seolah dia telah melakukan suatu kesalahan besar yang tidak bisa diampuni. Xuan Ying bertanya-tanya dalam dirinya, apa kesalahan yang dia lakukan dengan melihat pakaiannya yang lusuh saat ini. Jika diasumsikan, justru dialah yang jadi korbannya. Semua orang di sana memakai pakaian bagus sedangkan dia memakai pakaian yang terlihat compang camping dan penuh dengan darah. Belum lagi luka yang ada di kepalanya yang belum sembuh hingga saat ini.

Semua orang pasti, sedang mengintimidasinya.

”Hei! Kenapa kalian menjauh dariku?! Aku tidak melakukan kesalahan apapun!” teriak Xuan Ying dengan lantang hingga memancing semua perhatian murid yang sedang berlatih di sekitarnya.

Beberapa dari respon mereka hanya menatapnya dengan tatapan jijik seolah sedang membencinya sementara, beberapa ada yang saling membisikkan kebencian di telinga yang lain. Dalam sekali lihat saja, Xuan Ying sudah tahu kalau ada begitu banyak orang yang membencinya saat ini. Dia tidak tahu apa alasannya dan bahkan dia tidak tahu namanya saat ini.

”Aku benar-benar seperti berada di dalam neraka.” batin Xuan Ying menahan kekesalannya.

”Hei! Kau! Xuan Ying!” teriak salah seorang murid Sekte dari belakang dengan membawa tiga orang murid lainnya.

Pemuda itu berdiri dengan gagah tepat di depan Xuan Ying saat ini. Dirinya memasang tatapan membenci melebihi murid Sekte yang lainnya. Bahkan tiga orang di belakangnya juga memasang ekspresi yang sama seolah, mereka menganggap Xuan Ying sebagai seorang kriminal yang sangat kejam.

”Ada apa berteriak-teriak seperti itu?! Telingaku tidak tuli!” balas Xuan Ying dengan membentak kemudian dia berkata dalam benaknya begitu dia menyadari sesuatu, ”... Xuan Ying? Apakah itu nama asliku?”

”Kamu pikir, aku akan memanggilmu dengan lembut hah?! Pembawa masalah sepertimu memang seharusnya tidak berada di sini!” balas pemuda kemudian dia menoleh ke arah tiga murid Sekte di belakangnya. ”... Cepat! Bawa dia ke hadapan Guru besar!”

”Hah?! Apa yang kalian lakukan?!” Xuan Ying tampak berusaha menjauh begitu salah satu dari ketiganya mencoba untuk menyentuhnya.

”Jangan pikir kami memaafkan mu yang telah melukai guru besar! Patriark Sekte pasti akan memberimu hukuman yang sangat berat!” ucap pemuda kemudian menarik paksa lengan Xuan Ying hingga membuatnya terlihat kesakitan karena yang dicengkeram oleh pemuda ini adalah titik lukanya yang masih terbuka.

~o0o~

”Zhao Xing, bagaimana keadaanmu? Apakah lukanya masih terasa sakit bagimu?” tanya patriark Sekte Zhao Tao ketika dia mencoba memeriksa keadaan Guru besar Zhao Xing yang datang dengan luka sayatan besar di dada dan juga di perutnya.

”Aku baik-baik saja. Aku hanya perlu istirahat penuh selama beberapa hari ini.” jawab Zhao Xing dengan begitu tenangnya sembari memakai jubah dalamnya yang berwarna putih.

”Tapi, bagaimana bisa kamu datang dengan luka yang separah itu? Bukankah kamu ini selalu memenangkan beberapa konferensi yang diadakan di beberapa sekte belakangan ini?” tanya Zhao Tao kembali.

”Itu hanyalah masa laluku. Tidak ada hubungannya dengan masa saat ini. Lagipula, aku yang sekarang mungkin berbeda dengan aku yang dulu. Luka ini, aku peroleh setelah aku mencoba menyelamatkan salah satu muridku yang paling muda di antara murid-murid yang lain dari serangan monster iblis.”

”Siapakah dia itu? Mengapa kamu sampai melindunginya seperti ini? Harusnya, biarkan saja dia berusaha sendiri.” Zhao Tao tampak tak percaya. Dia menilai kalau sifat dari Zhao Xing ini sangat berbeda dengan dia yang dulu.

Zhao Xing menghela nafas. ”Mana mungkin, aku melakukannya. Anak-anak yang berada di sekte ini, secara otomatis dia menjadi tanggung jawabku. Aku akan merasa bersalah jika kehilangan satu muridku sekalipun.”

Zhao Tao semakin curiga. Tampaknya terjadi sesuatu dengan kepala Zhao Xing beberapa hari ini. "... Zhao Xing, apa yang terjadi dengan kepalamu belakangan ini? Apakah kau perlu sesuatu untuk mengobati kepalamu?”

”Tidak. Aku benar-benar baik-baik saja. Anda tidak perlu merasa cemas begitu.” jawab Zhao Xing kemudian dia mendengar suara keributan yang semakin mendatanginya.

”Sudah! Ikuti kami saja! Jangan membantah!” bentak seorang pemuda sembari menarik tangan seorang anak kecil dan memaksanya masuk ke dalam ruangan.

”Sudah aku bilang aku tidak tahu apapun! Kalian saja yang tidak pernah memberiku satupun informasi! Aku tidak ingat apapun!” bentak Xuan Ying berusaha melepaskan diri darinya.

”Feng Yuan? Ada apa ini? Kenapa kamu mengirimnya kemari?” tanya Zhao Tao penasaran melihat keributan yang terjadi di depannya.

Setelah melepas tangannya dari Xuan Ying, dalam sekejap Feng Yuan langsung memberi salam pada Zhao Tao dan Zhao Xing dengan raut wajah percaya dirinya seolah merasa kalau dialah pemenangnya. ”... Saya disini untuk mengantarkan Xuan Ying pada Guru besar dan akan menyuruhnya untuk meminta maaf karena telah melukai guru besar dengan sangat parah.” ucapnya.

”Ish! Memangnya aku akan meminta maaf? Aku saja tidak tahu dimana letak kesalahanku! Bagaimana mungkin aku melakukannya?!” batin Xuan Ying menahan kekesalannya saat dia dipaksa berlutut di hadapan Zhao Xing.

Zhao Xing menghela nafasnya, ”Kamu sendiri tahu kan, Feng Yuan? Aku tidak akan meminta permintaan maaf jika orang itu terpaksa melakukannya.”

”Haah, Feng Yuan. Kamu telah merusak ketenangan guru besar mu di sini. Sudahlah, pergilah dari sini dan biarkan anak itu tetap di sini.” ucap Zhao Tao memberi perintah.

”Hah?! Sungguh? Padahal aku baru saja sampai di sini.” ucap Feng Yuan terkejut mendengar keputusan Zhao Tao.

”Sudah lakukan saja kalau kau tidak ingin dikeluarkan!” bentak Zhao Tao marah pada Feng Yuan hingga membuatnya berlari pergi meninggalkan ruangan. Dia tahu kalau Zhao Tao sudah marah seperti itu padanya, gunung yang diam tak bergerak pun juga akan menjadi sasaran kemarahannya.

Karena terlalu terpaku pada Feng Yuan yang segera meninggalkan ruangan, Zhao Xing tak menyadari keberadaan Xuan Ying yang terlihat mendekat dan penasaran dengan luka yang ada di sekujur tubuhnya.

Luka yang ada di tubuh Zhao Xing terlihat mudah terbuka kembali. Beberapa bercak darah pun terlihat menyelimuti seluruh perbannya. ”Apakah luka seperti ini sangat sakit? Apakah guru besar yang katanya sangat kuat mampu menahan rasa sakitnya sendiri?” tanya Xuan Ying.

Entah bagaimana, setelah dia melihat luka yang ada di sekujur tubuh Zhao Xing, dia merasa sangat bersalah. Dia tidak menyadari kalau itu adalah perasaan dari pemilik tubuh aslinya yang hilang entah kemana. Luka sayatan itu terlihat begitu dalam sampai-sampai membuat Xuan Ying merasa ngilu.

”Bagaimana dengan dirimu sendiri? Kamu juga terlihat terluka parah bahkan sampai di sekujur tubuhmu.” ucap Zhao Xing memperhatikan dari ujung kepala hingga ujung kaki.

”Luka ini tidak seberapa jika dibandingkan dengan luka yang dialami oleh guru. Saya akan berdoa untuk kesembuhan guru.” ucap Xuan Ying kemudian dia berdiri kembali sembari memberi salam padanya sebelum akhirnya dia berjalan pergi membelakanginya.

”Tunggu! Kau mau kemana dengan luka yang ada di sekujur tubuhmu itu?” ucap Zhao Tao dengan tatapan dingin hingga mengundang perhatian Xuan Ying.

Xuan Ying memperhatikan dirinya sendiri dari bawah. ”... aku akan mengobati lukaku sendiri.”

Zhao Tao semakin menunjukkan ekspresi tidak sukanya pada Xuan Ying sementara, Zhao Xing hanya tersenyum-senyum menatap orang tua dan seorang anak laki-laki yang saling berbicara dengan canggung. Zhao Xing tahu kalau Zhao Tao sebenarnya adalah orang tua yang baik namun, dia tidak pernah bisa menunjukkan rasa kasih sayangnya pada semua orang.

Zhao Tao kemudian mengibaskan tangan kanannya sembari berkata, ”Di saat seperti ini, tidak akan ada yang peduli padamu. Kemari lah! Aku akan mengobati mu!”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel