Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Ch. 03 - Segel Dewa dan Iblis Pohon

Xuan Ying masih belum mengenal siapa dirinya tetapi dia mampu keluar dari ruangan yang ditempati oleh Zhao Xing. Beruntungnya, Zhao Tao meminta agar Zhao Xing segera beristirahat dan Xuan Ying dibiarkan keluar ruangan setelah lukanya berhasil diobati. Akan tetapi, Zhao Tao membiarkannya berkeliling sekte dengan tanpa ingatan sama sekali dan dalam keadaan bingung.

Saat berjalan melewati sebuah jalan setapak yang berada di dalam sebuah hutan, Xuan Ying mendengar suara menenangkan dari aliran air sungai yang mengalir cukup deras. Untuk pertama kalinya, dia merasa penasaran dengan darimana suara itu berasal hingga akhirnya dia memutuskan untuk mengikuti kemana arah suara ini membawanya.

Tempat itu adalah sebuah sungai yang mengalir tepat di depannya. Sungai itu tidak begitu dalam dan tidak terlalu dangkal. Dia bisa memasukinya tanpa harus menenggelamkan seluruh tubuhnya. Sungai itu tampak bening. Terlihat beberapa ikan kecil yang berenang dengan gesit di dalamnya.

Xuan Ying takjub dengan pemandangan yang ada di dalam sungai. Airnya terlihat berwarna biru dan sangat bening. Bebatuan halus yang tinggal di dalamnya pun juga turut menghiasi pemandangan yang ada di dalam.

Di tengah-tengah sungai itu, terdapat sebuah batu yang sengaja ditaruh di tengah-tengah sungai sebagai pijakan kaki. Seseorang menaruhnya cukup lama di sana hingga pada bagian bawah batu itu tampak berlumut begitu juga bagian atasnya.

Selain sungai yang dilihat olehnya, dia juga melihat rentetan bunga Azalea yang menghiasi tepian sungai dengan warna-warna mereka yang mempesona. Xuan Ying tidak pernah menyentuhkannya karena tahu itu akan merusak tangkai bunganya.

Ketika pemandangan yang ada di depannya cukup untuk membuatnya lupa dengan masalahnya, salah seorang murid Sekte tiba-tiba menghampirinya dengan membawa sebuah kapak di tangan kanannya.

”Xuan Ying! Kau licik sekali dengan berpura-pura lemah di depan guru!” ucap salah seorang murid yang langsung menendang tubuh kecil Xuan Ying hingga dia terdorong ke belakang dan jatuh.

Xuan Ying tak pernah bisa mengerti apa yang dikatakan oleh seniornya ini. Dia hanya bisa mendengar dan menyimak apa yang dikatakan olehnya dan berharap dia bisa menemukan petunjuk di dalamnya.

”Hei! Xuan Ying! Apakah kau melupakan tugasmu?! Kayu bakar di gudang sudah habis! Cepat cari yang baru!” laki-laki itu langsung meletakkan kapaknya tepat di depan Xuan Ying yang masih kebingungan setelah itu dia pun pergi meninggalkannya.

Xuan Ying belum mengerti apa tugasnya saat dia berada di sini. Memotong kayu tentulah bukan tugas yang sulit asalkan dia memiliki tenaga yang cukup untuk melakukannya.

Dia pun mulai membuat kesimpulan. Di awal, dia memang sudah dianiaya oleh seniornya sendiri dan sekarang dia di suruh untuk memotong kayu bakar. Semua kejadian ini, bisa diartikan kalau dia ini sebenarnya murid yang paling dibenci di sekte Matahari.

Xuan Ying tidak tahu apa yang membuat mereka begitu membencinya. Padahal, saat ini dia belum mempelajari semua yang diajarkan di sekte Matahari bahkan dalam kemampuan berpedang pun, dia masih berada dibawah angka nol.

Dia bingung harus melakukan apa lagi hingga akhirnya dia memutuskan untuk melakukan yang diminta oleh seniornya tadi.

Xuan Ying bergerak sendiri tanpa tahu pohon yang di tebangnya saat ini adalah pohon yang sudah tua. Dia seolah sudah tahu mana pohon yang layak untuk dijadikan kayu bakar dan bahkan dia mengerti bagaimana cara memotong kayu bakar dengan baik. Setelah itu, dia pun sadar dan sangat terkejut kalau dia sudah memotong setumpuk kayu bakar. Padahal sebelumnya, dia sempat kebingungan pohon mana yang harus ditebang untuk mendapatkan kayu bakar yang bagus.

”Apakah aku yang melakukannya tanpa bantuan orang lain?” Xuan Ying hanya bisa heran, menatap kedua telapak tangannya yang penuh luka setelah mencengkram kapak dengan begitu kuat.

Beberapa saat setelah dia mengistirahatkan dirinya dibawah pohon teduh yang memiliki banyak ranting berdaun lebat, samar-samar dia mendengar suara seseorang yang seperti sedang berbicara dengannya. Tetapi, dia sulit untuk mengartikan apa yang sedang dibicarakan oleh suara itu.

”Kenapa rasanya pohon di belakangku ini bicara denganku? Ah, apakah aku sedang berhalusinasi?” gumam Xuan Ying menoleh ke arah pohon yang ada di belakangnya.

Suara itu kemudian tidak lagi terdengar dan Xuan Ying sama sekali tidak berniat untuk mencari tahu. Dia mungkin merasa lelah dengan semua pekerjaan yang baru saja dilakukannya kali ini. Dia juga merasa sedikit mengantuk karena hembusan angin sejuk yang berhembus melewatinya sampai ke ujung kepala.

”Hei! Kau memiliki simbol dewa yang menarik.” ucap seseorang dengan suara serak yang terdengar mengerikan.

Seketika, Xuan Ying langsung terbangun sembari menoleh kanan dan kirinya memastikan tidak ada seorangpun yang berada di dekatnya. Benar. Tidak ada satupun orang yang sedang berbicara dengannya saat itu akan tetapi, suara itu terdengar begitu jelas di telinganya.

”Siapa di sana? Keluarlah!” Xuan Ying mencoba memberanikan diri untuk berbicara dengan sosok yang bicara tadi. Akan tetapi, meski dia sudah menunggu cukup lama, sosok itu tidak muncul juga sampai sekarang.

”Apakah aku benar-benar berhalusinasi?” batinnya.

”Aku adalah iblis pohon yang sedang berbicara denganmu.” ucap pohon tua yang ada di belakangnya.

Perlahan, dengan rasa takut Xuan Ying mencoba untuk menoleh ke belakang dan ternyata benar. Pohon yang sebelumnya tampak sejuk, seketika berubah menjadi pohon tua yang tak memiliki satu helai pun daun. Tidak sampai di sana, pada batang besar pohon itu, perlahan membentuk dua buah lingkaran seperti lubang mata dan satu buah mulut di bawahnya. Dilihat dari manapun, pohon itu tampak mengerikan baginya yang belum pernah melihat iblis sama sekali.

”Apakah kau iblis yang akan memakanku?” perlahan, Xuan Ying mundur dengan ekspresinya yang terlihat sangat ketakutan setengah mati.

Pohon itu kemudian tampak tersenyum sembari berkata, ”... segel dewa milikmu terlihat sangat indah. Aku jadi ingin memakanmu.”

Beberapa akar pohon tersebut langsung mengikat kedua kaki Xuan Ying dari dalam tanah hingga membuatnya tidak bisa bergerak. Wajahnya mulai pucat, menyadari dirinya yang akan segera menjadi santapan salah satu iblis yang tidak sengaja ditemui olehnya setelah dia memotong beberapa kayu bakar.

”Kamu telah menebang teman-temanku untuk dijadikan kayu bakar. Sekarang, giliran ku untuk meminta bayaran. Segel dewa yang ada di dahimu, bisa membuatku menjadi manusia yang sempurna dan akan hidup abadi selamanya!” ucap pohon dengan suaranya yang mengerikan sembari menarik Xuan Ying perlahan mendekatinya.

”Hentikan! Jangan makan aku! Aku tidak tahu sama sekali tentang segel dewa yang kau bicarakan!” ucap Xuan Ying berusaha untuk melepaskan diri dari cengkraman iblis pohon yang sudah mendekatkan mulutnya itu.

Iblis pohon itu menyeringai, kemudian berkata, ”Kalau begitu, baguslah! Para dewa yang hidup di alam langit tidak akan tahu kalau salah satu segel dewa milik mereka hilang. Nah! Sekarang aku akan memakanmu!”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel