Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 17 Rencana Aiden untuk Mendapatkan Hasna

Bab 17 Rencana Aiden untuk Mendapatkan Hasna

Hasna sudah tiba di club untuk kembali bekerja. Dia akan membicarakan kepada Rose untuk meminjamkan dia uang sebanyak 20 miliyar, walaupun Hasna tau pasti tidak akan bisa karena jumlahnya yang sangat besar.

"Kak Rose," sapa Hasna yang memasuki ruangan Rose.

"Iyah Hasna, apa ada yang ingin kamu bicarakan?" tanya Rose sambil menghisap rokok.

"Iyah Kak, apa bisa aku pinjam uang? Nanti Kak Rose bisa memotong uang gajianku," ucap Hasna dengan hati-hati.

"Berapa Hasna?' tanya Rose.

"20 miliyar Kak, apakah bisa?" Hasna sebenarnya takut dan malu menyebutkan nominal sebesar itu, tetapi demi Mamanya itu dia rela.

"APA? 20 miliyar? Kamu pikir uang segitu sedikit Hasna?" kaget Rose. Hasna hanya terdiam dan menunduk, dirinya tau pasti Rose tak akan bisa memberikannya. Lagi pula Hasna baru bekerja di club belum sampai sebulan. Hasna dibuat pusing sendiri dengan perbuatan Mamanya itu, banyak maunya dan juga pemaksa.

"Maaf Hasna, saya tidak bisa memberikan kamu pinjaman apalagi sebanyak itu. Apakah kamu sadar, kamu itu baru bekerja di sini?" ucap Rose berusaha berkata dengan halus dengan Hasna.

"Saya tau Kak, maaf kalau saya tiba-tiba meminjam uang sebanyak itu," jawab Hasna dengan pelan. Rasanya Hasna sudah tidak ada wajah di depan Rose, dirinya malu dan merasa tidak tau diri. Sudah untung Rose mau menerima dirinya bekerja di sini.

"Saya tau kamu membutuhkan uang. Tetapi dengan berat hati, maaf saya tidak bisa meminjamkannya kepada kamu, Hasna. Ada satu cara kalau kamu mau untuk mendapatkan uang sebanyak itu," kata Rose memberikan saran.

"Apa itu, Kak? Kerjaan apa saja pasti aku mau yang penting bisa dapat uang sebanyak itu," balas Hasna dengan mata berbinar dan tak sabar.

"Menjual diri." Dua kata yang keluar dari mulut Rose sukses membuat badan Hasna seketika menegang dan bibirnya kelu.

"A-apa? Tidak ada kah perkerjaan lain, Kak? Aku tak mungkin bekerja itu," seru Hasna.

"Tidak ada, Hasna. Zaman sekarang tidak ada yang instan, apalagi dengan uang yang kamu butuhkan 20 miliyar," jawab Rose. Sebenarnya Rose kasihan melihat Hasna yang banting tulang bekerja, Rose tau cerita kehidupan Hasna dari Vina. Dia juga tak ingin Hasna bekerja sebagai 'wanita malam' karena Hasna masih terlalu polos dengan dunia malam yang kejam itu. Tapi tak ada cara lain selain bekerja itu dan mendapatkan uang secepatnya.

"Kalau kamu mau besok kamu boleh datang ke sini. Saya akan mencari pelanggan untuk kamu, saya juga akan mencari orang yang masih muda dan bersih dari penyakit yang menular," tawar Rose lagi.

"Hm nanti aku pikirkan lagi yah, Kak. Terima kasih dan maaf kalau aku meminjam uang sebanyak itu," ucap Hasna tak enak.

"Tak perlu berterima kasih, Hasna. Saya juga tak memberikan pinjaman kepada kamu. Hari ini saya perbolehkan kamu untuk tidak bekerja, istirahatlah kamu terlihat lelah sekali," seru Rose yang menatap Hasna dengan iba. Terlihat mata Hasna yang memancarkan lelah dan mata panda yang menghitam menambah kesan ketidakberdayaan Hasna.

"Terima kasih sekali lagi, Kak. Aku pulang dulu, besok kalau aku menerima pekerjaan itu aku bakalan langsung ke ruangan Kakak," ucap Hasna pamit. Rose pun mengangguk dan menatap tubuh Hasna yang hilang seiring kakinya melangkah.

"Saya tau kamu anak yang berbakti, Hasna. Tetapi kalau Mama kamu sering menekan kamu, kamu berhak melawan dan jadi pemberontak," ucap Rose seolah-olah Hasna berada di hadapannya.

*

Marvin sedang duduk terdiam di taman rumahnya sambil menikmati kopi. Marvin terbayang-bayang akan wajah Hasna yang cantik, tetapi sarat akan ketidakberdayaan. Marvin mengenal Hasna waktu dirinya menolong Hasna pingsan saat di hukum tidak membuat pr.

Padahal Hasna bukan tipe yang akan melalaikan tugasnya, tetapi waktu itu Hasna bekerja part time sehingga lupa ada tugas yang harus dia selesaikan. Hasna menceritakan kepada Marvin dia bekerja mulai umur 17 tahun sampai sekarang ini. Hasna juga akan bekerja apapun asalkan kerjaannya itu halal.

Marvin sangat bahagia dengan pertemuannya dengan Hasna, mereka sempat lost contact selama beberapa tahun, karena Marvin ingin fokus kepada kuliahnya waktu itu. Sampai pada akhirnya, takdir mempertemukan dirinya dan juga Hasna.

"Vin ..." panggil Ana, bundanya Marvin.

"Eh bunda," ucap Marvin. Ana pun duduk di sebelah Marvin. Ana melihat anaknya itu termenung entah memikirkan apa.

"Ada masalah?" tanya Ana kepada anaknya itu.

"Gak ada kok, Bun. Marvin lagi mikirin Hasna aja," jawab Marvin sambil tersenyum kepada Bundanya.

"Kenapa dengan Hasna? Kamu suka sama dia? Bunda sih yakin pasti di antara kalian menyimpan rasa. Gak ada tuh pertemanan murni antara laki-laki dan perempuan." Ana berusaha mengorek cerita kepada anaknya itu.

"Entah lah, Bun. Dalam diri Marvin yang paling dominan itu pengen jaga Hasna dan buat dia bahagia terus," ucap Marvin mengungkapkan isi hatinya.

"Apa bisa dikatakan sebagai jatuh cinta, Bun?" tanya Marvin.

Ana tersenyum dan berucap, "Bisa saja. Kalau kamu nyaman dan merasakan kehilangan di saat dia tak berada di samping kamu, bisa dikatakan cinta. Tapi balik lagi ke diri kamu sendiri, karena kamu sendiri yang tau jawaban yang sebenarnya, Vin."

Marvin memcoba mencerna perkataan Bundanya itu. Perasaannya belum bisa ia pastikan, apakah perasaan mencintai atau sekedar ingin melindungi saja?

"Kalau kamu memang cinta kepada Hasna, bergerak cepat jangan sampai menyesal karena sudah keduluan dengan yang lain," ucap Ana memberikan nasehat.

"Iyah Bun, Marvin akan coba untuk meyakinkan hati Marvin dulu. Makasih udah denger cerita Marvin dan memberikam nasehat," ujar Marvin dan memeluk Bundanya dengan sayang.

"Sama-sama, Bunda hanya menginginkan yang terbaik untuk kamu, Nak," ucap Ana kepada Marvin.

'Hasna tunggu aku. Beri aku waktu untuk meyakinkan hatiku kepadamu,' batin Marvin.

*

"Jack menurut kamu, bagaimana aku harus mendapatkan Hasna sebagai alat untuk pembalasan dendam?" tanya Aiden yang sedang duduk bersama Jack di rumahnya.

"Saya ada info yang penting tentang Nona Hasna, Tuan. Infonya bisa Anda gunakan untul mendapatkan Nona Hasna," ucap Jack. Aiden yang mendengar itu penasaran info tentang Hasna. Memang Jack anak buahnya yang bisa dihandalkan dan membuat hatinya senang.

"Katakan," ucap Aiden.

"Mamanya Nona Hasna memintanya untuk memberikan uang sebanyak 20 miliyar, semulanya kemarin dia hanya meminta 10 juta. Nona Hasna sangat bingung dan pusing mencari uang sebanyak itu," papar Jack kepada Tuannya.

"Dia berusaha meminjamkan uang ke Rose, pemilik club tempat Nona Hasna bekerja. Tetapi Rose tidak memberikannya karena nominal uang yang dipinjam sangat besar," lanjut Jack.

"Untuk apa perempuan sialan itu meminta uang sebanyak itu kepada Hasna?" tanya Aiden penasaran.

"Dia terjerat utang kepada rentenir. Uang yang dipinjam digunakan untuk berjudi dan berfoya-foya, sampai pada akhirnya dia kalah dan utangnya semakin banyak dan menggunung," jawab Jack.

Aiden tersenyum licik mendengar berita yang sangat menyenangkan itu. Sepertinya dia akan segera mendapatkan Hasna dengan cara yang sedikit licik.

"Lanjutkan tentang Hasna, Jack," seru Aiden yang masih ingin mendengarkan cerita tentang Hasna.

"Rose menyarankan kepada Nona Hasna, kalau ingin mendapatkan uang sebanyak itu sebaiknya menjual diri. Nona Hasna sangat terkejut dan akan memikirkan lagi tawaran Rose," lanjut Jack.

"Apa kamu sepemikiran dengan isi kepalaku, Jack?" tanya Aiden.

"Saya rasa iyah, Tuan. Apa Tuan akan bergerak cepat?" Jack sangat mengerti dengan Tuannya itu. Jack sengaja memberikan informasi kepada Aiden tentang Hasna, dan benar saja Tuannya itu bahagia dan tak sabar untuk mendapatkan Hasna.

"Saya punya rencana yang membuat Hasna akan jatuh ke dalam pelukan saya. Saya akan memberikannya penawaran dan juga dia akan mendapatkan uang itu untuk wanita sialan itu," ucap Aiden dengan smirk misteriusnya.

"Apa benar Tuan akan membalaskan dendam kepada Nona Hasna? Menurut saya Nona Hasna tidak tau apa-apa atas perbuatan Mamanya itu, Tuan?" tanya Jack. Aiden yang mendengar pertanyaan Jack langsung mengepalkan tangannya dan menatap Jack dengan tajam.

"Apa kamu mengasihani Hasna, Jack. Sebenarnya kamu berada di pihak siapa?" tanya Aiden dingin.

"Maaf Tuan, kalau pertanyaan saya lancang," seru Jack. Sebenarnya Jack kasihan melihat Hasna dijadikan alat balas dendam oleh Aiden. Jack tau Hasna adalah perempuan yang rapuh dan berusaha untuk tegar dalam menjalani kehidupan di dunia yang kejam ini. Hasna juga tidak tau apa-apa tentang perselingkuhan Mamanya dan Papi Aiden.

"Semoga saja Anda tidak menyesal, Tuan. Saya berharap Anda tidak akan jatuh cinta kepada Nona Hasna," ucap Jack dalam hatinya

To be countinue

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel