Bab 11 Tawaran Kerja di Club
Bab 11 Tawaran Kerja di Club
Hasna ada janjian bersama Vina di sebuah mall dan sekarang dia tengah bersiap-siap ke sana. Sebenarnya hari ini Hasna ingin mencari pekerjaan, tetapi karena desakkan Vina mengajak ketemu, akhirnya Hasna memutuskan untuk besok saja mencari pekerjaan baru.
"Ma ..." panggil Hasna kepada Mamanya yang sedang menonton tv.
Soraya mendongak kepalanya menatap Hasna dan kembali membuang wajahnya tak sudi menatap Hasna. Setiap Soraya melihat Hasna, pasti dia teringat mantan suaminya itu. Sampai sekarang, Hasna tidak tau kalau sebenarnya Soraya dan Yosi berpisah, karena kesalahpahaman saja.
Flashback on,
Soraya mengajak Hasna kecil ke sebuah mall karena Hasna mendapatkan nilai yang bagus di sekolahnya.
"Nanti Nana mau hadiah apa, Nak?" tanya Soraya sambil mengelus kepala Hasna dengan sayang. Nana adalah panggilan kesayangan dari Soraya dan Yosi untuk Hasna.
"Nana mau boneka barbie aja Ma, bolehkan?" tanya Hasna dengan antusias.
"Boleh dong, apa sih yang gak untuk anak Mama yang cantik ini. Tapi ingat yah jangan terlalu larut main dan lupa belajar setelah Mama beli boneka barbienya," peringat Soraya kepada Hasna kecil.
"Oke Ma, Nana kan anak yang baik. Nana pengen buat Mama dan Papa bangga sama Nana." Hasna memang dari kecil tumbuh menjadi anak yang bijak dan pintar, Yosi dan Soraya sangat menyayangi Hasna.
"Mama sayang banget sama Nana, sehat-sehat selalu yah, Nak," ujar Soraya membawa Hasna ke dalam pelukannya.
"Nana juga. Eh Papa kemana, Ma? Katanya Papa pengen jalan-jalan hari ini sama kita sekalian beli hadiah buat Nana," tanya Hasna dengan raut wajah yang sedikit kecewa, padahal Papanya berjanji akan jalan-jalan bersama.
"Kata Papa tadi dia ada kerjaan, jadinya Papa gak bisa ikut, Nak. Gak papa kan Nana pergi sama Mama aja?" tanya Soraya. Sebenarnya Soraya sangat sedih sekaligus kecewa dengan Yosi karena tidak bisa meluangkan waktunya kepada dirinya dan juga Hasna.
"Oh gitu, ya udah gak papa kok. Nana juga senang bisa jalan sama Mama," ucap Hasna seakan mengerti kondisi yang ada.
Setelah beberapa menit menempuh perjalanan, Hasna dan Soraya pun tiba di sebuah mall. Hasna sangat senang bisa jalan-jalan ke mall dengan Mamanya walaupun Papanya tak bisa ikut. Soraya selalu mengatakan kalau Papanya itu harus bekerja supaya bisa membelikan Hasna mainan dan buku sekolah.
"Hasna hati-hati jangan lari-lari, Nak," tegur Soraya yang melihat Hasna lari dengan bahagianya menelusuri mall itu.
Setelah lama ke toko mainan, Hasna pun mendapatkan keinginannya itu sebuah boneka barbie lengkap dengan baju-bajunya. Senyuman di bibir Hasna tak pernah luntur sedikit pun saat melihat apa yang diinginkannya terkabulkan. Soraya yang melihat itu, hatinya menghangat melihat kebahagiaan terpancar dari wajah Hasna, gadis kecilnya.
"Ayo Na, kita makan dulu. Kamu pasti laper kan?"
"Iyah Ma, Nana laper banget. Nana boleh makan ayam goreng, Ma?" tanya Hasna hati-hati takut Mamanya itu marah.
"Boleh dong, Nana sayang," jawab Soraya. Soraya akan mengabulkan segala permintaan Hasna walaupun uangnya yang pas-pasan itu.
Mereka pun tiba di restoran dan Soraya pun memesan makanan untuk dirinya dan Hasna. Saat menunggu makanan tiba, Soraya melihat dua orang yang sedang berjalan bersama.
"Nana tunggu di sini sebentar yah, Nak. Mama mau ke toilet," ucap Soraya terburu-buru. Hasna pun menganggukkan kepalanya mengerti.
Soraya diam-diam mengikuti dua orang itu, Soraya sangat syok ternyata itu adalah suaminya tengah berjalan bersama dengan perempuan lain. Soraya mengepalkan tangannya dengan kuat, ternyata itu alasan suaminya tak bisa pergi bersama dirinya dan Hasna.
Soraya kecewa dan marah melihat Yosi berselingkuh di belakangnya. Ternyata Yosi tak pernah setia dengan dirinya, padahal Soraya selalu menerima kekurangan Yosi. Bahkan diajak hidup susah dan berjuang dari bawah sama-sama pun Soraya selalu menemani.
"Kamu tega mengkhianti aku Mas, lihat saja aku akan segera menceraikan kamu. Aku tak sudi berbagi suami dengan wanita lain, bahkan aku bisa mencari yang lebih baik daripada kamu," ucap Soraya menatap dua orang yang masuk mobil dan meninggalkan mall itu.
Flashback off,
Sejak saat itu sikap Soraya berubah kepada Yosi dan Hasna. Yosi dan Soraya pun sering bertengkar hal yang kecil diperbesarkan oleh Soraya, sampai pada akhirnya Soraya pun mengungkit persoalan tentang perselingkuhan Yosi. Yosi yang dituduh selingkuh pun tak terima dan berusaha menjelaskan semuanya, tetapi Soraya tak mau mendengar penjelasannya itu.
Dan yah akhirnya keduanya pun bercerai, dan membuat hidup Hasna berantakan tanpa kasih sayang kedua orang tuanya yang lengkap. Soraya pun marah ketika Hasna menyebut namanya Nana di depannya, padahal Hasna sangat rindu panggilan itu.
"Ma, Hasna pamit keluar sebentar yah," pamit Hasna.
"Saya tak peduli! Minggu depan kasi saya uang 10 juta dan saya tak mau tau kamu harus memberikan kepada saya!" pinta Soraya dengan memaksa. Hasna yang mendengarnya pun bingung, dia tidak punya uang kalau Mamanya ingin 10 juta.
"Uang segitu Hasna gak punya, Ma. Memangnya uang sebanyak itu untuk apa, Ma?" tanya Hasna.
"Kamu jangan banyak tanya deh! Pokoknya minggu depan saya mau uang itu ada. Kalau tidak silahkan kamu pergi dari rumah ini dan jangan menganggap saya sebagai Mama kamu!" sentak Soraya dengan suara yang ketus.
"Kamu itu banyak nyusahin saya dan kamu harus membayar budi saya sedari kamu kecil sampai kamu dewasa kayak sekarang, anak tak tau diri!" hardik Soraya lagi yang membuat hati Hasna nyeri mendengarnya.
Adakah seorang Ibu seperti Soraya yang meminta balas jasanya? Hasna tak habis pikir dengan Mamanya itu. Terkadang ucapan keluarga lah yang membuat kita down dan sekarang Hasna merasakannya lagi yang tak lain dari Mamanya sendiri.
"Hasna akan berusaha mencari uangnya, Ma. Hasna pamit pergi dulu," ucap Hasna yang berlalu pergi dari hadapan Soraya. Bukan Hasna tak ingin menyalami tangan Soraya, tetapi saat Hasna ingin melakukannya Soraya menepis tangannya dengan kasar bahkan mendorongnya sampai tersungkur.
*
Hasna telah tiba di sebuah mall dan menuju ke tempat janjiannya bersama Vina.
"Hai Vin, maaf nunggu lama," ucap Hasna.
"Gak papa santai aja, Na. Banyak banget nih pengen aku tanyain ke kamu, ponsel kamu gak aktif terus sih," gerutu Vina dengan kesal.
"Hahaha iyah nih aku sibuk kerja, sampai-sampai gak sempet buka ponsel. Baru kemarin aku buka dan pas banget kamu ngajak ketemuan," ucap Hasna menjelaskan.
"Oh gitu, jadi kenapa kamu gak kerja di restoran lagi, Na? Aku kesepian tau di sana. Tiga nenek lampir ketawa liat kamu gak kerja lagi di restoran," seru Vina.
"Panjang banget ceritanya, Vin. Mungkin rezeki aku bukan di sana lagi." Hasna menghembuskan nafasnya dengan lelah mengingat kejadian itu.
"Coba deh kamu jelasin pelan-pelan biar aku ngerti, Na," ujar Vina sambil menatap Hasna dengan iba.
Hasna pun menceritakan alasannya, kenapa dia dipecat dari restoran. Hasna juga menceritakan tentang tawaran gila Aiden. Hasna ingin meluapkan semua keluh kesahnya kepada Vina, yah walaupun Vina sedikit bocor, tetapi Hasna percaya Vina pasti menjaga rahasianya.
"Gila tuh sih Pak Aiden, Na. Kok jadi rumit gini yah kamu sama Pak Aiden," ucap Vina menanggapi cerita Hasna.
"Aku juga gak tau, Vin. Aku gak pengen ada diposisi kayak sekarang, aku capek dengan masalah yang ada," keluh Hasna sambil mengusap wajahnya dengan gusar.
"Kamu udah baikkan sama Mama kamu, Na?" tanya Vina. Yah Vina tau semua masalah Hasna, mulai dari anak broken home sampai Mamanya yang membenci Hasna.
"Masih sama kayak kemaren-kemaren, dingin, cuek, dan selalu mengatakan kata-kata yang kasar ke aku. Belum lagi tadi aku izin keluar, Mama aku mau uang 10 juta minggu ini. Aku bingung banget dapetin uangnya gimana. Gaji di butik gak akan cukup," cerita Hasna lagi kepada Vina.
"Hah 10 juta? Buat apaan, Na?" tanya Vina kaget.
"Aku juga gak tau, Mama aku mendesak aku, Vin. Aku mau cari pekerjaan tambahan nih, apa kamu tau gitu lowongan yang gajinya agak besar?" tanya Hasna.
Vina terdiam sejenak, sebenarnya dia tau ada lowongan kerja, tetapi dia ragu mengatakannya kepada Hasna. Dia takut Hasna tidak bisa melakukan pekerjaan itu.
"A-ada sih Na, tapi aku takut kamu gak mau. Tempat itu punya temenku dan memang dia lagi butuh pegawai di sana," seru Vina.
"Kerjanya gimana, Vin? Gajinya besar gak? Aku mau minta dp dulu kalau bisa," ucap Hasna dengan antusais mendengar ada lowongan pekerjaan.
"Gajinya 5 juta per bulan, kerjanya cuma jadi pelayan," jawab Vina pelan.
"Wah aku mau dong, akhirnya aku nemuin kerjaan baru. Kerjanya di restoran apa cafe nih, Vin?" tanya Hasna lagi.
"Ke-kerjanya di club, Na," jawab Vina pelan dan memperhatikan ekspresi Hasna yang terkejut.
To be countinue