Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3.1 - NEW PUNISHMENT

Beberapa bulan berlalu sejak pertemuan terakhir Arrio dengan Athens dan Arsen malam itu di rumahnya. Dan merupakan malam terakhir Arrio menghirup udara kebebasan.

Seolah dirinya tengah berada dalam perangkap iblis yang di ciptakan oleh para malaikat. Jalannya menuju ke tempat pemimpin malam itu di hadang oleh pasukan elit para malaikat yang penuh dengan amarah dan segera menyeret Arrio menghadap para pemimpin dalam sebuah ruangan. Dan di dalam sanalah Arrio di interogasi dengan cara yang di sebut tidak manusiawi. Karena banyak tekanan bahkan siksaan yang di terima olehnya demi mendapatkan informasi keberadaan ibu dan adik Darrick.

Jika Arrio mengikuti petunjuk dari Athens dan Arsen untuk meminta maaf dan mengaku, lalu menyebutkan tempat itu. sepertinya semua siksaan ini tidak akan pernah ada pula. Namun, Arrio merasa di jebak oleh kedua malaikat itu karena penangkapannya.

Hingga Arrio sama sekali tak membuka mulutnya barang sedikit.

Klang! Klang! Klang!

Arrio hanya melirik sekilas sepasang kaki yang berdiri di luar penjara tempatnya di tahan.

“Kau bebas sekarang, keluarlah!” mendengar ucapan itu, Arrio terkejut dan menatap penjaga dengan pandangan mata yang sulit di artikan namun di mengerti oleh si penjaga.

“Keluargamu yang membuatmu bebas, cepat keluar sekarang sebelum aku berubah pikiran!” ujar si penjaga lagi dan sedikit memaksa Arrio keluar dari tempat itu.

“Keluargaku…”

Arrio tak lagi menunggu lama untuk keluar dari penjara pengap itu dan menuju ke tangga untuk naik ke atas. Hingga begitu dia sampai di pintu keluar, Arrio sudah melihat kedua adiknya datang dan menjemput dirinya. Menghambur ke dalam pelukannya dan menangis, terutama Aksel.

“Maafkan aku kak, aku minta maaf. Sungguh… aku sangat minta maaf kak, aku… aku tidak tahu kalau mereka akan menangkapmu malam itu,” isak Aksel dalam pelukan Arrio saat itu.

“Ini bukan salahmu. Ini memang kesalahanku, aku yang harus bertanggung jawab atas segalanya,” ucap Arrio dan membalas pelukan kedua adiknya.

“Ayo pergi dari sini, ayah dan ibu sudah menunggu di rumah,” ujar Jason dan melepaskan pelukan Arrio.

“Athens dan Arsen, dimana mereka?” tanya Arrio sebelum pergi.

“Mereka menghilang kak, dan…” Jason menggantung ucapannya.

“Ada apa?” tanya Arrio.

“Banyak hal yang terjadi selama kau di dalam sana. Kau akan tahu nanti, tapi yang sekarang perlu kau tahu adalah… ini bukan akhir dari hukumanmu kak,” ucap Jason lagi.

“Kita pulang dulu dan ibu yang akan menjelaskan semuanya dengan ayah, ayo!”

***

Bulan purnama utuh yang terjadi hanya seratus tahun sekali di bumi itu kini muncul. Sinar terangnya bahkan lebih terang dari seribu cahaya lampu karena mampu membuat seluruh permukaan bumi merasakan cahayanya. Termasuk dis ebuah kota tua yang berada di dataran Inggris Raya, Oxford.

Kota tua yang begitu terkenal dengan universitas besar dan terkemuka di dunia dan juga arsitektur tiap bangunan di kotanya dengan segala sejarah panjang khas Eropa itu nampak sepi di beberapa lorong dan jalan kecil di sekitarnya. Hanya ada beberapa orang yang berlalu lalang dengan sepeda atau berjalan kaki, tanpa berminat menggunakan kendaraan bermesin seperti kota – kota lainnya.

Dan di salah satu sudut kota, dimana terdapat sebuah lorong yang cukup gelap, ada banyak helai bulu yang mirip dengan bulu burung merpati berjatuhan. Warnanya yang putih dan bentuknya yang cukup besar, seharusnya di miliki oleh burung yang berukuran cukup besar pula. Namun, itu bukanlah milik seekor burung yang jatuh atau terluka. Melainkan milik seorang malaikat yang sedang berusaha turun sesenyap mungkin ke tempat itu.

Tubuh kekarnya terbalut kain yang membentuk baju, dengan sepatu boot yang membungkus kedua kakinya. Semakin dekat jaraknya dengan permukaan tanah, bulu yang berasal dai sayapnya semakin banyak yang jatuh ke tanah.

Ya, Arrio turun ke bumi dari tempatnya berasal yaitu Surga.

“Arrio…” satu sosok wanita yang tak lain adalah sang ibu kini tepat ada di sisi Arrio.

“Tempat apa ini ibu?” tanya Arrio bingung.

“Ini bumi nak. Dan lagi, di kota ini kau bisa menemukan gadis itu,” ujar sang ibu.

“Penyembuhku itu ada di tempat ini?”

Ibu Arrio mengangguk kecil, “dia ada di kota ini. Kau pasti bisa menemukannya. Seorang gadis yang mampu membuatmu jatuh hati. Biarkan hatimu yang akan menuntunmu padanya…” jelas sang ibu lagi.

“Tapi ibu, apa ibu akan meninggalkan aku begitu saja. Tanpa bekal atau apapun?”

Ibu Arrio kini tersenyum lembut.

“Ada yang akan membantumu suatu saat nanti nak. Untuk sekarang, kau harus berjalan sendiri dan menemukan tempat berteduh sementara sampai mereka datang dan membantumu…” ucap sang ibu.

“Mereka siapa? Aksel dan Jason? Atau ayah dan ibu?”

“Pergilah sekarang nak, jangan membuang waktumu disini. Ikuti kemana arah langkah kaki membawamu. Dan berhenti di sana,” tukas sang ibu tanpa menjawab lagi pertanyaan Arrio.

“Baik bu,” jawab Arrio pasrah dan tak lama kemudian, sang ibu menghilang dari sana. Meninggalkan Arrio sendiri yang langsung berjalan menjauh dari sana setelah menutupi sayapnya.

***

Sementara itu, di lain tempat dalam waktu yang hampir bersamaan, Darrick duduk di ujung balkon rumahnya dan menatap langit merah yang selama beberapa bulan ini menjadi pemandangannya tiap hari. Peperangan yang pecah beberapa waktu lalu saat dirinya dan sang ayah tengah melakukan perjalanan ke sebuah tempat leluhur dengan beberapa pasukan, rupanya akan menjadi malapetaka untuk dia dan keluarganya.

Ibu dan adiknya, yang memang tidak ikut karena kondisi kesehatan sang adik yang menurun rupanya membuat dirinya dan sang ayah harus rela kehilangan dua orang yang begitu berharga itu.

Ibu dan adik Darrick yang sebelumnya bersembunyi di tempat yang telah di tunjukkan oleh Arrio justru terbunuh oleh dua komandan perang pasukan elit para malaikat. Athens dan Arsen, yang juga tak lain adalah sahabat dari Arrio.

Iinformasi bahwa Arrio lah yang pertama kali menemukan keduanya di kediaman mereka, membuat Darrick berpikir bahwa terbunuhnya ibu dan adiknya oleh Athens dan Arsen, tak lain adalah akibat dari keberadaan Arrio di tempat itu. dan hal itu pula, yang menuntun kedua malaikat utama itu datang menghabisi keluarganya tanpa ampun.

Masih segar di ingatan Darrick, bagaimana dia menemukan kondisi sang ibu dan adiknya yang sudah di bantai secara keji dan di tinggalkan begitu saja saat sedang sekarat hingga mereka menemui ajalnya di tempat persembunyian itu.

Darah yang mengering dan aroma menyengat yang membuat banyak iblis akhirnya menemukan keberadaan ibu dan adiknya di tempat itu setelah beberapa hari pencarian mereka di lakukan. Dan dari investigasi yang di lakukan oleh sang ayah, juga dirinyalah di temukan fakta bahwa Arrio, sang malaikat utama yang juga memimpin penyerangan massal pada seluruh iblis di nerakalah malaikat yang pertama kali menemukan keberadaan ibu dan adiknya juga membawa mereka masuk ke tempat itu.

Darrick ingin sekali membantah keterlibatan Arrio yang adalah sahabatnya sendiri pada kasus kematian sang ibu dan adiknya. Tapi segala bukti dan saksi mata seluruhnya mengarah pada Arrio hingga tak ada lagi yang bisa membantah hal ini.

Kriieett!

Pintu terbuka dan sang penguasa neraka muncul di sana.

“Kau belum juga tidur…” ucap ayah Darrick malam itu.

“Aku merindukan ibu dan adikku, ayah…” jawab Darrick dengan mata menerawang ke langit merah.

“Ayah juga sangat merindukan ibumu dan suara tangis adikmu yang tiap malam selalu mendengung di lorong rumah kita,” timpal ayah Darrick dengan tangannya merangkul pundak sang putra.

“Kenapa ayah tidak menangkap dia? Kenapa ayah?!” tanya Darrick.

“Dia sudah mendapat hukumannya dan akan menderita juga selama ratusan tahun. Kau tahu, mencari penyembuh bagi malaikat itu adalah tugas yang sangat mustahil nak,”

Darrick mengernyit tak mengerti,

“Penyembuh? Maksud ayah obat?” tanya Darrick.

“Bukan, penyembuh bagi malaikat itu bukan obat seperti yang kau pikirkan. Tapi satu sosok gadis yang sudah di tuliskan garis takdirnya untuk menjadi pendamping malaikat tertentu,” jelas ayah Darrick.

“Ada hal semacam itu?” ayah Darrick mengangguk.

“Tuhan bersabda, bahwa siapapun makhluk di dunia ini pasti memiliki garis rejeki, jodoh, maut dan hidupnya sendiri. Lalu, apa kau pernah terpikir, kalau memang Tuhan sudah menentukan jodoh seseorang. Kenapa bisa ada orang yang menikah dengan orang yang salah? Atau ada manusia yang bahkan mati sebelum dia bisa mengetahui siapa jodohnya?” Darrick menggeleng tidak tahu.

“Itu karena beberapa dari mereka ada yang di tuliskan untuk berjodoh dengan malaikat atau bahkan iblis setelah kematiannya,”

“J-jadi… mereka akan menikah disini setelah meninggal. Begitu ayah?” tanya Darrick lagi dan sang ayah segera mengangguk.

“Lalu, tadi ayah katakan kalau Arrio turun ke bumi mencari penyembuhnya. Apa itu adalah jodohnya?”

Sang ayah pun kembali mengangguk, “tapi itupun bukan perkara mudah. Karena penyembuh tidak akan memperlihatkan dirinya atau memiliki ciri khusus kecuali si malaikat itu benar – benar mengenalinya dengan baik. Terlebih lagi, kondisinya dia masih hidup. Mereka tidak akan bisa menyatu semudah itu,”

“Kalau begitu baguslah. Biarkan dia menderita mencari gadis itu,” tukas Darrick dengan nada kesal dan kembali menatap langit. Dia berusaha untuk tak lagi bertanya pada sang ayah, karena dia tak ingin tahu lagi tentang Arrio. Pengkhianat yang membuat keluarganya terbunuh.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel