Ringkasan
Arrio adalah seorang malaikat yang menjadi calon Pemimpin dari seluruh malaikat utama. kemampuannya yang begitu luar biasa, dan latar belakangnya yang berasal dari keluarga bangsawan dari para malaikat membuat posisinya semakin tak tergeser.Menjelang pelantikan nya, Arrio harus mengembangkan sebuah tugas berat yang membuatnya berada dalam dilema besar. tak berhenti sampai di situ. Tugas itu pun membuatnya terkena fitnah hingga terusir dari Dunia Atas dan turun ke bumi.tugasnya hanya satu, Mencari Sang Penyembuh. Namun gemerlap dunia membuatnya lupa dan mengaburkan hatinya. Di saat yang sama pula, dia harus menghadapi perlawanan dari sahabat baiknya yang menuduhnya melakukan kejahatan berat.mampukah Arrio menemukan Sang Penyembuh dan memenangkan pertarungan hingga di terima kembali di dunia atas?
Bab 1.1 - BESTFRIEND
“Rio!” Aiden berlari kecil untuk menghampiri Arrio yang tengah asik dengan buku di tangannya.
“Oh, kau. Kenapa?” tanya Arrio yang hanya melirik sekilas dan kembali larut dalam setiap kalimat yang ada dalam buku itu.
“Kau di panggil ayah nanti malam. katanya ada pertemuan yang penting dan semua malaikat utama termasuk kau dan aku harus hadir di sana,” ujar Aiden pada Arrio sambil dirinya mengambil tempat di sebelah Arrio dan melirik sekilas buku yang sejak tadi di baca oleh Arrio.
“Pertemuan apalagi? Bukannya kemarin kita aru mengadakan pertemuan untuk semua malaikat utama juga?” tanya Arrio sementara Aiden hanya bisa mengangkat kedua bahunya.
“Entahlah, aku hanya di beritahukan hal itu saja oleh ayah,” jawab Aiden.
“Jam berapa nanti?” tanya Arrio lagi.
“Mungkin seperti biasanya. Oh ya! Kau sudah dengar rumor yang beredar belum? Aku kemarin mendengar sebuah rumor mengerikan di kalangan para malaikat, mereka bahkan bertanya padaku apakah itu mungkin terjadi karena aku juga salah satu malaikat utama,” ujar Aiden.
Arrio nampak memicingkan matanya namun masih tetap setia membaca tiap lembar dalam bukunya, “rumor apa? Sejak kapan sih kau mau percaya dengan sembarangan rumor seperti ini?” tanya Arrio.
Aiden pun menggelengkan kecil kepalanya dan mengambil buku dari tangan Arrio untuk mendapatkan atensi dari sang sahabat.
“Ini tentang hal mengerikan yang kalau benar terjadi. Maka kekacauan besar akan terjadi disini dan juga, aku yakin kiamat untuk para manusia dan seluruh makhluk Tuhan yang lainnya bisa jadi lebih cepat dari yang seharusnya!” jelas Aiden.
“Semengerikan itu?” Aiden mengangguk pasti dan membisikkan sesuatu ke telinga Arrio seolah itu adalah suatu hal penting yang sangat rahasia hingga dia tak ingin siapapun mendengarnya.
Dan benar saja. Apa yang di bisikkan oleh Aiden sukses membuat kedua mata Arrio membulat dan terkejut di buatnya. Ini bukan hanya suatu hal mengerikan yang mampu membuat kiamat makin dekat, tapi juga mampu menghancurkan seluruh tatanan kehidupan di berbagai lapis bumi serta langit. Juga menghancurkan segala apa yang Tuhan ciptakan serat atur selama ini.
“Kau bergurau kan? Ini hanya rumor!” tegas Arrio lalu berdiri dengan wajah yang menunjukkan ekspresi bingung, ketakutan dan cemas yang begitu kentara.
“Aku juga tidak ingin percaya hal mengerikan itu Rio! Tapi rumor ini sudah beredar bahkan di seluruh penjuru surga. Semua malaikat sedang membicarakan hal ini, baik secara terang – terangan atau bahkan tersembunyi. Mereka sudah mendengar ini karena di katakan bahwa, penguasa neraka sendirilah yang mengumumkan ini pada semua iblis yang ada di sana,”
Lutut arrio seketika terasa lemas. Karena sekalipun dia tahu hal ini bisa saja bukan suatu kebenaran, tapi jika berita semacam ini sudah tersebar luas, maka hubungan antara para malaikat dan para iblis akan semakin memburuk dan hancur. Kepercayaan yang selama ini coba di tanamkan di antara mereka akan runtuh oleh berita tidak berdasar ini. Namun, jika memang benar… ini akan jadi jauh lebih buruk lagi.
“Jangan sebarkan ini pada siapapun selagi kau belum tahu kebenarannya!” tukas Arrio yang di angguki oleh Aiden.
“Yah… aku juga tidak akan bisa menyebarkan ini, karena bahkan sudah tersebar jauh sebelum aku mendengarnya secara langsung,” jawab Aiden.
Arrio menunduk dan berpikir bahwa dia harus segera menemui seseorang untuk memberikan peringatan soal berita ini. Dia melihat ke arah langit dan menghembuskan nafasnya perlahan.
“Aku harus pergi! Nanti kita akan bertemu di pertemuan itu lagi. Sekaligus aku akan menanyakan tentang rumor itu,” jelas Arrio dan sekali lagi Aiden mengangguk kecil.
“Hmm.. baiklah. Aku juga akan segera pergi untuk bersiap. Banyak sekali laporan yang harus aku buat. Siapa tahu nanti mereka menanyakan itu di pertemuan,” Aiden pun berdiri dan mengembangkan sayap putih dengan bulu indah itu di hadapan Arrio. Lalu dengan satu sentakan kecil kedua kakinya, tubuhnya kini melayang ke langit dan dia menatap ke arah Arrio sebentar untuk memberi salam sebelum akhirnya pergi meninggalkan Arrio sendirian.
***
Sebuah gerbang besar berwarna hitam legam nampak begitu gagah sekaligus mengerikan berada tepat di hadapan Arrio sekarang. Gerbang yang bahkan tak ingin di lihat atau di lewati siapapu itu adalah pintu masuk menuju ke rumah sang penguasa neraka. Iblis utama yang memiliki kekuasaan tertinggi di tempat ini sekaligus termasuk iblis yang paling kuat di antara jutaan iblis.
Namun bagi Arrio, gerbang tinggi ini hanya pembatas menuju ke rumah sahabatnya Darrick. Putra dari penguasa neraka yang kejam.
Terhitung sudah beberapa kali Arrio melewati gerbang ini dan masuk ke dalam kediaman sang penguasa neraka hanya untuk bermain dengan putra tunggalnya yang bernama Darrick. Sahabat sekaligus saudara untuknya.
Banyak pertentangan dan ucapan miring yang di lontarkan oleh malaikat atau bahkan iblis saat mengetahui persahabatan antara mereka berdua. Karena perbedaan asal penciptaan dan sifat juga karakter, terlebih perbedaan tempat tinggal yang begitu mencolok membuat banyak juga yang meremehkan ketulusannya sebagai malaikat atau ketulusan Darrick saat mereka menjalin hubungan baik. Tapi nampaknya itu tak lagi berlangsung lama, seiring berjalannya waktu yang membuktikan persahabatan mereka tetap utuh dan bahkan semakin dekat bahkan setelah di tentang oleh kedua keluarga.
Arrio sekarang terus saja berdiri di depan gerbang yang tampak sepi, tanpa penjagaan sama sekali.
“Kau mencari siapa?” seorang iblis mendekati Arrio dan terbang rendah.
“Darrick, aku mencari dia. Kau tahu dia dimana sekarang?” tanya Arrio.
“Kau ini, malaikat ya?” tanya iblis itu.
“Ya, kenapa?” tanya Arrio balik.
“Tidak, tak apa. Darrick tidak ada di rumah sekarang. Aku dengar, dia sedang ikut ayahnya pergi entah kemana dan untuk urusan apa. Kembalilah nanti,” jawab si iblis.
“Kau tidak tahu kapan dia pulang? Lalu, apa tidak bisa aku meninggalkan pesan untuknya?” tanya Arrio.
“Aku tidak tahu. Dan itu juga bukan urusanku,” tukas si iblis lagi dan segera pergi dari sana. Sifatnya memang begitu, batin Arrio dan kembali menatap gerbang besar di hadapannya.
Matahari sudah hampir terbenam, waktu pertemuan juga semakin dekat dan dia harus segera pergi untuk membersihkan bau neraka yang mungkin saja menempel di tubuhnya sebelum bertemu dengan malaikat utama yang lain. Arrio jelas tidak ingin mendapatkan masalah atau ceramah panjang soal pertemanan dari para tetua hanya karena mengunjungi Darrick hari ini.
Arrio pun mengambil satu helai bulu dari sayapnya dan menuliskan sebuah pesan yang di selipkan di gerbang besar itu. Arrio yakin kalau Darrick akan segera mencari dirinya begitu dia menemukan bulu sayap Arrio. Malaikat itu begitu khawatir tentang segala rumor yang beredar, terlebih saat tadi memutuskan untuk menuju rumah Darrick, Arrio jelas merasakan tatapan sinis dan menyayat dari banyak iblis yang di temuinya.
Membuatnya semakin yakin, bahwa hal ini akan memberikan pengaruh besar untuk hubungan pertemanan mereka berdua.
***