Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 8 Kenangan Masa Lalu

Bab 8 Kenangan Masa Lalu

"Aahhhh jangan kak," desah Andra menolak.

"Tenanglah sebentar sayang. Ini akan nikmat dan kamu bakal ingat selalu dengan semua ini," ujar Dio di sela ciuman panas mereka.

"Kak aku mohon jangan aahhh... Jangan kak..." teriak Andra menjauh dari tubuhnya Dio.

Dio yang menginginkan tubuh mungil itu pun mengejar gadis itu. Hingga....

"Bruukk.." Andra terjatuh karena kakinya terpelekok.

"Ayolah sayang, sebelum kakak pergi, kakak mau menikmati tubuhmu terlebih dahulu. Agar kita bisa sama-sama mengingat kejadian ini saat kita sedang merasa rindu," ujar Dio yang berhasil meraih tangannya Andra lalu mendekap tubuh gadis itu. Tentu saja berbuat hal nakal lagi.

"Kak... Hiks.." tukas Andra menarik tangannya. Namun Dio dengan kekar memaksa Andra terus memeluknya.

"Kenapa sayang, bukankah kamu sangat menikmati hal ini hmmpp," ucap Dio sambil terus menjelajahi tubuh mungilnya Andra.

"Kak jangan!!" bentak Andra, saat Dio terus ingin melanjutkan aksinya sejak tadi.

"Argghhh... jangan kak... Emm..." Dio mulai melakukan hal yang jauh lebih nakal lagi dari sebelumnya. Dio membungkam mulut Andra dengan sebuah kecupan yang kasar. Dio terus melumat bibir mungil itu dan tak lupa, lidah Dio dengan lihai bermain di dalam mulutnya Andra.

"Uhhggg..." deru nafas Andra yang begitu kelelahan. Akibat posisi mereka yang terpaut tingginya sangat jauh. Alhasil membuat Andra harus berjinjit.

"Kak jangan kak aahhh..." desah Andra dengan nafas yang tak beraturan.

"Setiap bertemu, kamu selalu membuatku bergairah sayang. Dan kini, aku akan membuatmu sepenuhnya menjadi milikku. Agar di saat aku pergi, kamu tidak akan berpaling ke lelaki lain," ujar Dio dengan nafas yang sangat berat.

"Cukup kak!!" bentak Andra yang sudah tak sanggup dengan kelakuan Dio. Orang yang selama ini dia anggap baik, dan sudah mau menjadi teman sekaligus kakak pelindung baginya. Ternyata ada udang di balik batu.

Mendengar bentakan dari Andra, Dio semakin bergairah. Dia semakin kasar bermain di dadanya Andra. Hingga Andra kehabisan akal dan mulai mencari sesuatu di sekitarnya. Terlihat ada ranting kayu kecil, di dekat mereka bercumbu. Dengan sesuatu upaya, Andra mematahkan ranting itu menusukkan ke lengannya Dio.

"Aww..." teriak Dio kesakitan. Lalu Andra berlali sekencang mungkin dan pulang ke rumah nenek yang di tempatinya.

"Dengarlah Andra, suatu hari nanti kita pasti akan bertemu lagi. Dan pada saat itu, kamu akan menyesal dan memohon maaf atas kesalahanmu kali ini. Ingat itu..." teriak Dio dengan sangat keras.

"Arrghhh... Kenapa aku jadi teringat dengan kejadian beberapa tahun lalu. Gadis itu pasti sekarang sudah semakin cantik dan pastinya seksi. Aku harus mencari dirinya," gumam Dion seorang diri.

Yah, Dio adalah Dion. Namun Andra, akankah itu Sandra?

Disisi lain, Elga telah berhasil membawa kabur tubuhnya Gali. Setelah melewati beberapa kali rintangan, akhirnya Elga berhasil dalam misinya membawa tubuh Gali ke kamarnya sendiri.

"Aku yakin, aku bisa berhasil dalam menggapai impiannya membuat vampir baru," gumam Elga dengan senyum menyeringai.

Hari berganti hati, minggu berganti minggu. Dengan berbagai macam halangan, Elga terus saja menyuntikkan obat ke tubuhnya Gali. Setelah penantian kurang lebih dua minggu, kini harapan Elga tertumpu pada sinar bulan purnama nanti malam. Karena, menurut ilmu yang dia dapat, Gali akan bangun dan normal karena adanya sinar dari bulan purnama.

"Uhhh akhirnya, aku berhasil menyuntikkan semua obat ke tubuh manusia tak berguna ini. Tapi sebentar lagi, aku akan membuktikan pada semua penghuni cold tower, kalau aku bisa menciptakan vampir baru karena usahaku sendiri.

Sementara itu, antara Sandra dan juga Arnold kini semakin dekat. Mereka semakin saling mengisi satu sama lain.

"Chris, bagaimana dengan hasil dari kecurangan yang di lakukan oleh kantor kita. Apa sudah ada titik terang siapa yang melakukannya?" tanya Arnold.

"Belum tuan, tetapi sepertinya yang melakukan semua ini bukanlah dari para pekerja. Melainkan orang dalam atau orang terdekat dari penghuni Cold Tower sendiri," ungkap Chris.

"Lalu, apa yang akan kita lakukan selanjutnya?" tanya Arnold lagi.

"Saya berencana untuk mencari tahu terlebih dahulu, kira-kira siapa yang harus di curigai," ujar Chris.

"Tunggu, boleh aku memberi saran?" sela Sandra.

"Emm..." gumam Arnold.

"Bagaimana, kalau kita kumpulkan semua penghuni Cold Tower. Kita akan memberi tahu kabar ini kepada semuanya. Lalu, kita bisa mengancam mereka kalau tak ingin jujur, akan di beri hukuman atau sebagainya. Di sana kita bisa lihat, bagaimana ekspresi satu persatu orang yang telah berkumpul. Dan kita juga tak perlu susah atau membuang waktu untuk menyelidiki atau mencari tahu siapa yang patut di curigai," jelas Sandra dengan lancar.

"Bagaimana?" tanya Sandra lagi, saat telah melihat bagaimana ekspresi kedua lelaki di hadapannya itu.

"Luar biasa," puji Arnold, masih bertahan dengan wajah terpesona. Melihat kenyataan otak wanita yang beberapa minggu ini selalu mengusik hati dan pikirannya begitu luar biasa ternyata.

"Brilian," ucap Chris dengan wajah yang terpukau dan mata yang melotot dengan penjelasan Sandra.

"Hehehe, biasa saja kok. Aku tidak terlalu begitu pintar. Hanya saja, moodku memang lagi pas. Makanya otakku bisa encer, hahaha," gelak tawa Sandra memenuhi ruangan Arnold.

"Jika mata itu tidak kunjung berpindah dari wajah gadis ini, maka aku akan mencongkelnya saat ini juga," gerutu Arnold merasa kesal. Melihat tangan kanannya yang terus melotot melihat wajah cantik wanitanya.

Chris yang menyadari kalau tuannya itu menggerutu karena dirinya, dia pun spontan langsung mengalihkan pandangannya dari wajah Sandra. Sementara Sandra, yang menjadi tempat fokus mereka berdua, hanya dapat terkikik geli melihat gelagat dua lelaki di hadapannya.

"Jadi bagaimana dengan usulanku, apakah bisa di setujui?" tanya Sandra, setelah merasa suasana kembali normal. Tidak kacau seperti tadi.

"Ini usulan yang sangat simple, tetapi luar biasa. Pasti akan kita jalankan," ujar Arnold.

"Tetapi, bagaimana kau bisa berfikir cerdik seperti ini? Bukankah selama beberapa minggu ini, kau selalu lambat berfikir?" tanya Arnold tak percaya.

"Hahaha, kan sudah aku bilang kalau hari ini moodku lagi bagus. Jadi ya seperti ini," jawab Sandra dengan terkikik.

Melihat kedekatan antara Arnold dan juga Sandra, membuat hati dan jiwa Chris ikut menghangat. Pasalnya, semejak Arnold kehilangan sang ibu yang hilang entah kemana, jiwa, pikiran dan hatinya Arnold seakan mati. Kini berkat kehadiran Sandra, tuan sekaligus temannya itu kembali seperti dahulu. Orang yang mudah tertawa, hangat dan penuh kasih sayang.

"Semoga kehadiran Sandra bisa membawa perubahan. Tetapi, bagaimana kalau Sandra mengetahui wujud asli tuan Arnold dalam bentuk vampir, gigi bertaring dan sangat buas?" bisik Chris pada dirinya sendiri.

---***---***---

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel