Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Firasat

Bab 7 Firasat

"Ngusshhh... Nguusshh..." Tiba-tiba Dion seperti mengendus sesuatu. Dion mencium harum darah segar nan manis. Dia pun semakin mempertajam penciumannya. Semakin lama, aroma itu semakin mencolok. Hingga menampilkan sosok Sandra di ambang pintu.

"Eh maaf tuan saya mengganggu. Saya akan temui tuan setelah ini," ujar Sandra berlalu pergi.

"Tunggu..." cegah Dion yang masih penasaran akan sesuatu.

"Ya tuan?" balas Sandra. Lalu Dion berjalan mendekat ke arah tubuhnya Sandra. Sedangkan Sandra bingung, kenapa tuan Dion mendekatinya dan menatapnya seperti sedang mencari sesuatu.

"Ada apa tuan? Apakah ada yang salah dengan diri saya?" tanya Sandra merasa heran. Kini tatapan Dion semakin aneh, bahkan tanpa sadar dia terus mengendus dekat tubuhnya Sandra. Arnold yang risih melihat kelakuan Dion pun menegur lelaki yang menjadi rekan bisnisnya itu.

"Stop!! Apa yang anda lakukan terhadap wanita saya tuan Dion. Lancang sekali anda berprilaku seperti itu di hadapan saya!" bentak Arnold tak senang.

"Ah maaf tuan Arnold. Saya tidak tahu kalau gadis ini adalah wanita anda," ucap Dion kaku. Pasalnya setelah di tegur, Dion baru sadar atas kelakuannya yang mencurigakan.

"Sekali pun dia bukan wanita saya, tetapi dia bukan jalang yang bisa seenaknya anda perlakuan demikian," kesal Arnold lagi. Sementara Sandra merasa heran dengan kelakuan tuannya itu. Terkadang dingin, terkadang hangat, dan kini menjadi perlindungan. Chris merasakan apa yang di rasakan oleh Sandra juga. Bahwa tuannya itu tak biasanya seperti ini.

"Apa katanya tadi, wanita? Apa dia hanya bermaksud untuk melindungiku saja, atau ada arti lain di dalam kata-katanya itu ya?" bisik Sandra dalam hati. Berbagai pertanyaan terus muncul di dalam hati dan pikirannya. Hingga lamunan Sandra tersadar karena sebuah suara bentakan untuk seseorang.

"Kalau begitu saya minta kepada anda untuk menyelesaikan semua kecurangan ini," ujar Dion.

"Baiklah, saya akan secepatnya menyelesaikan semua ini. Karena saya tidak pernah melakukan kecurangan sedikit pun," ketus Arnold dengan kesal. Kemudian Dion berlalu pergi begitu saja, sembari menilik ke arah Sandra berdiri dengan tatapan penuh pertanyaan dan penasaran.

"Chriss!!" panggil Arnold dengan begitu tegas dan dingin.

"Ya tuan," jawab Chris dengan kepala menunduk.

"Saya minta, tolong selidiki kasus ini. Karena saya yakin, semua ini kelakuan dari orang dalam," ujar Arnold.

"Baiklah tuan, akan saya selidiki sampai tuntas semuanya," ucap Chris berlalu pergi juga. Kini di ruangan itu menyisakan Arnold dan Sandra.

Arnold heran dengan kelakuan Dion terhadap Sandra. Untuk apa dia mencium-cium aroma tubuhnya Sandra dengan sedemikian detail.

"Apakah ada yang salah dengan saya tuan?" tanya Sandra pada Arnold

"Tidak, tidak ada yang salah kok. Hanya saja..." ucapan Arnold terhenti karena dia sendiri belum pasti dengan firasatnya.

"Kalau begitu, mulai sekarang kamu bekerja menjadi asisten pribadi saya," ucap Arnold dengan santai.

"Apa tuan? Asisten pribadi? Lalu bagaimana dengan tuan Chris?" tanya Sandra terheran.

"Kenapa? Apa kamu tidak ingin bekerja? Atau mau saya suruh kamu bekerja sebagai..."

"Baiklah saya mau tuan. Saya akan bekerja menjadi asisten pribadi tuan. Tetapi bagaimana dengan tuan Chris? Apakah dia tidak keberatan?" tanya Sandra lagi merasa tidak enak jika nanti Chris tahu.

"Chris itu tangan kanan saya. Sementara kamu asisten pribadi saya. Yang menyiapkan segala keperluan saya. Mulai dari baju, sepatu, makan dan lain sebagainya. Jadi posisi Chris tidak akan terganggu karena kamu menjadi asisten pribadi saya," jelas Arnold sembari menatap lurus ke wajah Sandra. Sementara yang di tatap pun, menjadi malu dan merasa bingung harus bersikap seperti apa.

"Bagaimana, apa kamu sanggup nona Sandra?" tanya Arnold dengan mengalihkan pandangannya. Dia tahu, kalau wanita yang berada di hadapannya kini sedang menahan malu yang sangat luar biasa.

"Akan saya usahakan tidak membuat anda kecewa tuan," jawab Sandra dengan kepala tertunduk.

"Baiklah, kamu bisa bekerja mulai besok pagi. Sekarang, ini ambilah," ucap Arnold dengan memberi sebuah kartu kredit berjenis silver.

"Ini apa tuan?" tanya Sandra.

"Ini kartu untuk gaji kamu. Jadi di dalam sini sudah ada gaji kamu selama sebulan. Berbelanjalah, karena saya tahu kamu tidak memiliki baju formar. Ajaklah Cery pergi bersamamu," perintah Arnold.

"Kalau begitu saya permisi tuan. Terimakasih atas semuanya," ucap Sandra berlalu pergi meninggalkan Arnold.

"Siapakah gadis ini sebenernya? Kenapa tatapan matanya berasa sejuk. Dan juga ada apa dengan tuan Dion tadi. Kenapa sesaat Sandra datang, dia seperti sedang mencari sesuatu dengan mempertajam penciumannya. Aneh sekali. Tetapi aku harus cari tahu yang sebenarnya," gumam Arnold bertekad.

---***---***---

Teringat akan masa beberapa tahun sialan. Seorang gadis remaja yang berumur lima belas tahun, sedang berlari ketakutan. Ternyata dia di kejar dengan beberapa preman dari pasar. Kemudian gadis itu terjatuh dan tersungkur, membuatnya jadi tidak bisa berlari lagi.

Saat sedang berusaha bangun, beberapa preman itu sampai tepat di hadapan gadis remaja itu. Dia sangat ketakutan dengan semua itu. Hingga tiba-tiba, ada seorang lelaki sekitar umur tujuh belas tahun menghadang preman-preman itu sampai terjatuh semua. Lalu lelaki itu menolong gadis remaja tersebut, untuk di bawa ke tempat yang nyaman.

Sampai pada akhirnya, kedua remaja itu pun saling menyayangi karena setiap hari selalu bersama.

"Andra, kakak harus ke kota ikut ayah bekerja. Dan kakak juga harus menurut untuk sekolah di sana," ucap Dio dengan tatapan sendu.

"Jadi kakak ingin meninggalkanku?" tanya Andra.

"Iya, kakak harus pergi. Sebenarnya kakak tidak ingin meninggalkanmu. Tetapi maafkan kakak, karena tidak bisa membantah kedua orang tua kakak," ujar Dio yang menghapus air mata Andra dengan lembut.

"Jangan menangis sayang. Kakak akak tetap mengingatmu di hati kakak. Kita akan bertemu lagi jika tuhan menghendaki," jelas Dio memberi pengertian.

"Baiklah kalau seperti itu. Andra tidak bisa menahan kakak untuk tetap di sini," ucap Andra.

"Sebelum kakak pergi, bolehkah kakak meminta sesuatu padamu. Agar semua itu bisa kakak kenang saat kakak rindu padamu," tutur Dio.

"Baiklah, kakak mau apa dariku?" tanya Andra dengan polos.

"Pejamkan matamu sekarang ya," pinta Dio yang di turuti dengan Andra memejamkan matanya.

Lalu, perlahan tubuh Dio mendekat ke Andra dan wajah mereka saling menyatu. Dio awalnya mencium sekilas bibir mungilnya Andra. Namun, semakin lama ciuman itu semakin dalam. Dio tanpa ragu melumat bibir manisnya Andra dan lidahnya bermain di dalam mulutnya Andra.

Perlahan namun pasti, Dio mulai menjalankan tanganmu meraih dua gundukan indah yang tertanam di dadanya Andra.

"Aahhhh jangan kak," desah Andra menolak.

"Tenanglah sebentar sayang. Ini akan nikmat dan kamu bakal ingat selalu dengan semua ini," ujar Dio di sela ciuman panas mereka.

"Kak aku mohon jangan aahhh... Jangan kak..." teriak Andra menjauh dari tubuhnya Dio.

Dio yang menginginkan tubuh mungil itu pun mengejar gadis itu. Hingga....

---***---***---

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel