Bab 11 Musuh Tetapi Ayah
Bab 11 Musuh Tetapi Ayah
Arnold pun bergegas pergi menuju kastil. Tiba di kastil, dia langsung masuk, tanpa permisi. Namun, para pasukan kastil terus Saja mencegah kedatangan Arnold hingga terjadilah pertempuran kembali.
Mendengar banyak keributan di luar, membuat Durga merasa kesal. Dia pun segera keluar dan...
"Stoopp!!!" teriak Durga.
"Hentikan semua ini!!!" teriak Durga lagi. Sebab, tidak ada seorang pun yang menghiraukan dirinya. Setelah teriakan Durga yang kedua kalinya, membuat semua orang terhenti. Bahkan Arnold juga berhenti ketika mendengar teriakan dari sang ayah.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya Durga kepada Arnold.
"Di mana Elga?" tanya Arnold langsung to the point.
"Elga, kamu mencari Elga disini? Yang benar saja," ucap Durga dengan senyum mengejek.
"Tak perlu Ayah tutupi dan sembunyikan, aku tahu Elga ada di sini. Bukankah dulu ayah sendiri yang mengajariku untuk mempertajam penciumanku, dan sekarang aku mencium aroma tubuhnya Elga. Dia sekarang ada berada di sini," ujar Arnold menatap intens ke arah Durga.
"Bagus kalau memang kamu memanfaatkan apa yang telah aku ajari, tapi tidak ada Elga di sini. Justru harusnya aku yang bertanya, di mana Elga? Bukankah dia selama ini tinggal di Cold Tower. Dan kamu juga pasti ingat kalau aku datang ke cold tower itu terakhir kali saat Elga dihukum, benar tidak?" ujar Durga menerangkan semuanya.
"Jadi buat apa kamu mencari Elga di sini. Kastil ini hanya untuk orang-orang terhormat dan masih yang masih menghormati aku sebagai raja. Bukan seperti kalian yang berusaha memberontak semua apa yang aku perintahkan," sambung Durga lagi.
"Jadi sebaiknya sebelum aku menggunakan kekerasan, pergi dari Kastil ini. Karena aku tidak sudi melihat seorang pembangkang berada di kastil ini," sindir Durga dengan melirik kearah Arnold.
"Baiklah, jika memang anda tuan Durga tidak memberikan izin dengan cara baik-baik kepada kami untuk mencari Elga di sini. Itu artinya memang membuktikan kalau Elga di sini. Jadi, apa pun yang terjadi, apa pun yang ingin anda lakukan. Maka lakukan, karena kami tidak akan menyerah dengan begitu saja tanpa benar-benar mencari Elga di kastil ini!!" seru Arnold dengan tatapan yang tajam.
"Jadi kita harus melakukan apa tuan?" tanya Chris mewakili yang lainya. Sekilas Arnold melirik ke arah Durga.
"Cari Elga di setiap sudut ruangan mana pun. Tanpa ada yang terlewatkan," perintah Arnold yang langsung di laksanakan oleh para pasukan Cold Tower.
"Tidak, tunggu!!" cegah Durga saat melihat para pasukan dari Cold Tower pada berhamburan ke berbagai sudut kastilnya.
"Cegah mereka, jangan sampai mereka semena-mena dalam kastil ini. Cepat..." teriak Durga memerintahkan para prajurit kastil.
Akhirnya, semua orang berhamburan di dalam kastil. Pasukan Cold Tower berhamburan mencari keberadaan Elga. Sementara para prajurit kastil sendiri, pada berhamburan untuk mencegah para pasukan cold Tower.
"Hentikan semua ini, atau para pasukan dari Cold Tower akan mati," tegas Durga.
"Kami tidak ingin mencari keributan atau pertumpahan darah sebenarnya. Kami hanya ingin mencari Elga. Jika dia tidak ada di sini, kenapa anda harus mencegah kami mencarinya tuan Durga yang terhormat?" tukas Arnold dengan senyuman menyeringai. Lalu, Arnold langsung melangkah seribu begitu mendapatkan celah dari tatapan Durga.
"Arnold..." teriak Durga memecahkan gendang telinga siapa pun yang mendengar. Arnold yang mendengar teriakan dari ayahnya pun, dia tahu jika Durga sangatlah murka dengan semua ini. Tetapi dia juga tidak ingin terjadi sebuah malapetaka, jika Elga sampai gagal melakukan ritual membangunkan Gali dari kematiannya, berubah menjadi sebuah manusia vampir yang abadi.
Chris menyusul kepergian Arnold mencari Elga.
"Tuan, sepertinya memang nona Elga tidak ada di kastil ini," ucap Chris menyampaikan kepada Arnold.
"Aku bisa merasakan keberadaan Elga di tempat ini, jadi tetap harus mencari keberadaannya. Apakah semua ruangan telah kita periksa?" tanya Arnold pada Chris.
"Sepertinya sudah, Tuan. Namun ada satu ruangan yang pintunya itu terkunci, jadi tidak bisa dibuka," ujar Chris.
"Lalu kenapa tidak kalian tendang!" tegas Arnold. Chris hanya bisa diam saja karena dia tahu batasannya di kastil itu. Jadi dia tidak berani untuk mengambil langkah jauh.
"Baiklah kalau seperti itu, ayok kita ke ruangan itu. Aku yakin Elga pasti ada berada di sini!" tegas Arnold melangkah pergi menuju ke ruangan yang dilaporkan Chris terkunci.
Sampai di depan ruangan itu, Arnold langsung ingin menendang pintu itu. Namun langsung dicegah oleh Durga yang tiba-tiba datang menghampiri Arnold dan Chris.
"Stopp..." teriak Durga mencegah Arnold.
"Apa yang ingin kau lakukan. Kau itu tidak bisa seenaknya melakukan apapun di kastil ini. Seperti kau yang membuatku tidak bisa semena-mena Di cold tower, begitu juga aku tidak akan membiarkan kamu membuka pintu itu," tegas Durga merasa geram dengan kekuatan Arnold yang semena-mena.
Lalu terjadilah sedikit perkelahian antara anak dan ayah. Memang dari dasarnya di dalam hati Arnold sama sekali tidak ada rasa sayang atau cinta kepada ayahnya tersebut. Karena sejak kecil dia selalu diperlakukan seperti halnya binatang.
"Chris tendang pintunya!!" perintah Arnold pada Chris. Chris langsung menuju ke arah pintu itu dan ingin menendangnya.
"Jangan berani sentuh pintu itu Chris. Jika kau tak ingin mendapat kemurkaanku." tegas Durga. Namun sejak kecil, Chris selalu berani mempertaruhkan nyawanya demi Arnold. Jadi, apa pun resiko yang akan diambil, dia akan melakukan perintah yang diucapkan oleh Arnold.
"Tendang sekarang juga Chris... Jangan hiraukan apa pun perkataan orang tua ini!!" seru Arnold. Chris percaya akan diri Arnold. Dia langsung saja menendang pintu itu. Dan mereka sama-sama terkejut dan terbelalak, Antara Chris dan juga Elga. Benar saja di dalam ruangan itu ada Elga dan sebuah tubuh manusia yang masih terbujur kaku di dalam peti.
"Hentikan, jangan lanjutkan ritual itu Elga !" sergah Arnold mencegah ritual yang dilakukan oleh Elga.
"Hahaha... Apa yang ingin kau lakukan lagi Arnold. Semua telah terjadi dan aku telah menyelesaikan ritual untuk membangunkan Gali. Mungkin sebentar lagi dia akan bangun dan berubah menjadi manusia vampir yang abadi," jelas Elga dengan tertawa puas.
"Ayah, apa yang kau lakukan. Kenapa kau membiarkan Elga melakukan semua ini? Anda juga tahukan Tuan Durga yang terhormat, seandainya ritual yang telah dilakukan oleh Elga gagal, apa yang akan terjadi selanjutnya," ujar Arnold dengan tangan yang terus ia kepal menahan gejolak emosinya.
"Aku tahu itu, justru aku melepaskan, dan melindungi keinginan Elga karena aku sudah memberikan ilmu kepadanya terlebih dahulu," jelas Durga mengungkapkan.
"Jadi semua ini..." Arnold tak dapat meneruskan kata-katanya, karena ia tahu apa yang telah terjadi diantara ayahnya dan juga Elga
---***---***---