Bab 2 Misi
Dunia Esterorht mengalami banyak peperangan, yang disebabkan karena banyaknya negara. Setiap negara tentu saja memiliki pendapat yang berbeda. Pendapat tersebut bisa berupa pendapat yang berkaitan dengan agama, pendapat yang berkaitan dengan siapa yang memiliki wilayah mana, atau pendapat tentang siapa negara yang lebih kuat. Ini adalah beberapa contoh mengapa perang banyak terjadi di Esterorht.
Di dunia yang dilanda perang ini, menjadi tentara bayaran adalah cara tercepat untuk menjadi kaya, sekaligus cara tercepat untuk mati.
Sudah delapan tahun berlalu sejak Carlo Carson, mengadopsi putranya Fin Carson. Dia yang dijuluki sebagai pembawa pesan kematian membuat semua orang di skuadronnya terkejut karena tiba-tiba mengadopsi seorang anak laki-laki.
Pasukan Carlo adalah pasukan yang istimewa. Tak satu pun dari mereka yang bagus dalam hal lain selain keahlian mereka sendiri, Carlo adalah satu-satunya yang entah bagaimana bisa melakukan hampir semua hal.
Meskipun para anggotanya hanya ahli dibidang tertentu, tetapi mereka adalah yang terbaik dalam keahlian mereka sendiri.
Skuadronnya memiliki ahli penghancuran terbaik, penembak jitu terbaik, operasi siluman terbaik, pengemudi terbaik dari semua jenis kendaraan, spesialis pertarungan tangan kosong terbaik, peneliti terbaik, dan support terbaik. Dengan semua faktor tersebut, pasukan kecil mereka sangat ditakuti di seluruh dunia. Mereka bahkan memiliki tingkat penyelesaian 99,70 persen dari semua misi yang mereka terima.
Saat pasukan Carlo pertama kali bertemu dengan Fin mereka tidak tahu apa yang harus dikatakan kepada anak angkat pemimpin mereka. Disaat-saat kebingungan mereka, Carlo memberi mereka perintah untuk mengajari anak angkatnya semua keterampilan dan pengetahuan mereka.
Finpun mulai di latih dan diajari oleh seluruh anggota pasukan ayahnya, dia mulai di ajari bagaimana cara bertarung, bertahan, menembak tepat sasaran, dan banyak lagi dari semua kemampuan masing-masing anggota pasukan ayahnya.
Fin terus belajar dari mereka dan dengan mudah menguasai seluruh pengajaran yang dia terima. Sekarang setelah delapan tahun pelatihan, dan pertempuran di kehidupan nyata, Fin sudah bisa disebut sebagai prajurit yang sempurna. Dan dengan sendirinya Fin memiliki pencapaian yang menakjubkan dengan tingkat penyelesaian 100% dalam semua misi yang pernah dia jalankan.
Anak laki-laki itu memiliki dorongan yang tiada tandingannya, begitu dia mendengar kata misi dari ayahnya, sesuatu di dalam pikirannya terpicu.
Pada usia sepuluh tahun dia telah melakukan pembunuhan pertamanya, pada usia dua belas tahun dia bisa menyusup ke markas musuh dan membunuh pemimpin musuh tanpa ada yang menyadarinya, pada usia empat belas tahun dia bisa meledakkan pusat komando musuh.
Meskipun dia memiliki ekspresi yang dingin, namun dia dapat menemukan kehangatan baru di skuadron pasukan tentara bayaran. Entah bagaimana, Fin merasa puas dengan kehidupannya yang sekarang. Dia juga telah menjadi kuat seperti yang dijanjikan ayahnya.
Namun gaya hidup seperti itu berakhir dengan tiba-tiba, dikarenakan Carlo melakukan kesalahan dan dia harus kehilangan kaki kanannya. Ini bukankah kegagalan skuadronnya, tetapi lebih pada kemampuan Carlo, karena usianya yang semakin tua, ia salah menilai kemampuan lawan dan lengah. Meskipun pada akhirnya skuadnya mampu menyelesaikan misi tersebut, namun Carlo harus pensiun.
Setelah menunjuk pemimpin pasukan baru untuk kelompok tentara bayarannya, Carlo bersama putra angkatnya kembali ke tanah airnya.
Carlo sebenarnya telah berpikir untuk kembali menjadi masyarakat normal, sejak Fin berusia lima belas tahun. Dia ingin anak angkatnya menjadi sesuatu yang lebih dari sekadar seorang prajurit, yang hanya tahu cara bertarung dan membunuh. Sekarang setelah dia memberinya kekuatan, dia ingin memberi anaknya kehidupan yang normal, dan kebahagiaan yang normal .
Dia ingin kembali ke tanah airnya tetapi tidak dapat menemukan kesempatan yang tepat untuk memberi tahu Fin, jadi itu ditunda selama beberapa minggu. Kemudian insiden itu terjadi, insiden dimana dia kehilangan satu kakinya, dan dengan kondisi yang sekarang dia menjadi punya alasan yang sangat kuat untuk pensiun.
"Jika kakiku memang harus dikorbankan untuk kehidupan normal anakku, maka aku rela kehilangan semua kakiku" Pikir Carlo.
Setelah bertahun-tahun di medan perang, Carlo telah mengumpulkan banyak uang, dan dengan uang itu dia membuat banyak perusahaan. Perusahaan yang dimilikinya beragam, dia memiliki perusahaan game, pusat perbelanjaan, perusahaan tas dan kemeja, dan banyak lagi.
Di negara asalnya, masyarakat normal tidak ada yang tahu jati dirinya sebagai mantan pemimpin Pasukan Pembunuh Bayaran yang paling ditakuti. Semua orang normal mengenalnya sebagai pemilik dan pendiri berbagai perusahaan.
Dengan menggunakan uang dan statusnya, Carlo dapat dengan mudah menyembunyikan kebenaran jati dirinya dari mata publik.
***
Suatu ketika ayah dan anak itu tengah berdiri di depan rumah besar mereka, dan keduanya disambut oleh sekelompok pelayan dan kepala pelayan. Setelah itu para kepala pelayan mengambil barang bawaan mereka dan membenahi kamar mereka.
Setelah penyambutan, Carlo dan Fin mendiskusikan beberapa hal penting.
"Tidak, keputusan ayah sudah final, kamu akan masuk ke SMA." Carlo menegaskan.
"Ayah, aku tidak mengerti mengapa ayah ingin aku bersekolah. Padahal dengan semua pengetahuan yang aku miliki, bahkan jika aku tidak masuk SMA sekalipun, aku pasti sudah bisa lulus ujian dengan pangkat doktor." Ucap Fin, dia bingung akan semua situasi ini.
Carlo juga tahu anaknya pintar, Fin tidak perlu bersekolah, dan juga dia bisa mewarisi perusahaan yang dimilikinya, atau dia bisa kembali ke medan perang. Tapi bukan itu intinya, dia tidak ingin putranya kembali ke medan perang yang suram, dia ingin putranya menemukan kebahagiaan yang normal, dan langkah pertama untuk mencapainya adalah mencarikannya pacar.
Dan sekolah umum adalah tempat terbaik untuk menemukan seseorang gadis seusianya yang mungkin bisa mengikatnya, dan memberinya kebahagiaan yang normal.
'Ck, sebenarnya aku tidak ingin melakukan ini, tapi kamu tidak memberi ayah pilihan, Fin.' Carlo menatap Fin yang keras kepala sembari menghela nafas.
"Baiklah kalau begitu, aku punya misi untukmu, Fin Carson." Ketika Fin mendengar kata misi dari ayahnya, dia langsung berdiri tegak dan melakukan hormat militer. Sedangkan Carlo yang melihat reaksi anaknya hanya mengangguk.
"Tujuan misi ini adalah untuk menemukan seorang gadis di sekolah menengah atas yang akan kamu masuki dan setelah menemukan gadis tersebut kamu harus melindunginya."
'Dengan cara ini dia pasti bisa menjalin ikatan dengan seorang gadis, dan aku berharap dia bisa menemukan kebahagiaan yang normal.' Gumam Carlo dalam hati.