Bab 1 Prolog
Suara detak jam adalah satu-satunya suara yang dapat didengar oleh anak laki-laki berusia tujuh tahun itu. Pada saat itu juga, anak laki-laki itu sedang melihat seorang pria dengan pistol di tangannya. Pria tak dikenal ini masuk ke rumah mereka dan membunuh orang tuanya karena mereka tidak mau memberikan apa yang dia inginkan.
Setelah membunuh orang tua anak itu, dia terus menyiksa anak itu sampai berlumuran berdarah, namun, tidak peduli seberapa kuat dia memukul anak itu, anak itu tidak pingsan dan juga tidak berteriak.
Si pembunuh kemudian mengarahkan pistolnya ke anak laki-laki itu tetapi dia ragu untuk menembaknya. Anak laki-laki itu di sisi lain memandang pembunuh orang tuanya dan menatap pistol tersebut tanpa emosi yang terlihat di wajahnya. Tidak ada kemarahan, tidak ada rasa takut, tidak ada rasa sedih, atau penyesalan di wajahnya.
Si pembunuh takut dengan sikap dingin anak itu, dan saat dia sudah bersiap untuk menarik pelatuknya....
Dor!
Si pembunuh jatuh tergeletak ke tanah dan mati serta terdapat sebuah lubang kecil di dahinya. Anak laki-laki itu memandang orang yang menembak mati musuhnya. Di sana di depannya berdiri seorang pria yang tampak seumuran dengan ayahnya. Pria itu mengenakan sesuatu yang mirip dengan seragam militer, dia melangkah ke arahnya.
Pria dengan seragam militer itu memandang sang anak dan mulai membakar rokoknya, setelah itu dia menodongkan pistolnya ke arah anak malang tersebut.
"Apakah kau ingin hidup?" Tanyanya.
Anak laki-laki itu tidak dapat menjawab dengan segera karena luka yang dia derita, tetapi dia menatap pria itu dan dengan sisa-sisa kekuatannya dia menjawab.
"A-aku...ingin..menjadi...kuat."
Pria itu tersenyum setelah mendengar jawaban anak itu.
"Heh, jawaban yang bagus nak. Tapi, jika kau ingin hidup dan menjadi kuat. Maka pertama-tama kau harus mati." Pria itu membidik anak itu dan menembakkan pistolnya.
Dor!
Sebelum anak itu pingsan, dia mendengar pria itu berbicara.
"Mulai hari ini kau adalah anakku, Fin Carson. "