Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

PART 05

Keluar lagi kalimat hinaan itu. Tapi Yasmin diam saja, tak menanggapi. Sebab dia sudah tahu siapa dirinya sesungguhnya. Ia sadar, ketidaksukaan wanita yang dipanggilnya tante itu terhadap dirinya hanya semata-mata karena ia hanyalah seorang gadis pungutan, hanya keponakan dari suamimnya, dan bukan keponakannya sendiri, juga...karena sang tante cemburu dengan kecantikan yang dimilikinya.

Jika ia berjalan atau duduk berdampingan dengan istri pamannya itu di sebuah acara, maka pandangan dan decak kagum para laki-laki terpusat pada dirinya, dan sama sekali tidak kepada sang tante. Setiap itu pula ia merasakan kerisihan yang ditampakkan oleh istri pamannya itu.

“Maafkah saya, tante, paman. Sa-saya sangat menyesal karena telah melayani chat dari Aa Edwin,” ucap Yasmin di sela-sela sesenggukannya.

“Bagus! Itu akan berdampak baik bagimu...!” tandas Farid Rukmana.

“Halah! Menyesal karena keburu ketahuan! Coba tidak ketahuan kautidak akan pernah sadar diri! Jadi gadis jangan kecentilan seperti itu, tidak baik!” sanggah Sitaresmi Paramita dengan memperlihat raut wajah yang tetap sinis.

“Sudah, cukup!” bentak Farid Rukmana sembari menyelesaikan makannya. “Kalian dengarkan, aku ingin mengatakan sesuatu kepada kalian.”

Semua terdiam. Hanya mata mereka yang sedikit terangkat ke wajah laki-laki yang paling berkuasa di rumahnya itu, menunggu apa yang hendak dikatakannya.

Farid Rukmana terdiam sembari menoleh kepada Edwin, dan berkata, “Edwin, papa telah memiliki rencana terbaik buat masa depanmu. Kauharus menyetujui dengan rencana papa ini.”

“Masa depanku, Pap...?” tanya Edwin kaget dan heran. Namun kemudian lanjut berkata, “Lanjut, Pap, kayaknya sebuah rencana besar dan menarik, nih!”

“Iya, tentu sebuah rencana besar dan menarik. Sangat menarik! Begini, kamu ini sudah berusia dua puluh empat tahun, sudah matang secara fisik dan pikiran. Jadi, sudah waktunya kamu untuk menikah.”

“Menikah, pap...?”

“Iyap, menikah!” tegas Farid Rukmana. “Ingat, kamu adalah sang pewaris utamanya papa. Tiap saat kaudapat menggantikan kedudukan papa sebagai CEO dan Presdir di perusahaan papa. Karena itu, papa ingin di saat kaumenggantikan posisinya papa, kaubukan lagi sebagai seorang bujangan yang pemikirannya masih liar. Sekali lagi, kauharus menikah!”

“Tapi aku harus menikah dengan siapa? Aku belum memiliki kekasih, pap? Jangan bilang papa...hendak menjodohkan aku dengan seorang gadis anak di si fulan dan fulana. Ingat, pap, aku ini manusia, bukan ayam jago atau kuda unggul.”

“Putra mahkota papa bukan ayam jago atau kuda unggul, tetapi generasi unggul! Karena itu papa mencarikanmu jodoh yang merupakan generasi unggul juga. Merpati, nak, lihat merpati. Merpati pun akan memilih jodoh yang sewarna dengan bulunya, apalagi buat putra mahkota papa yang istimewa, sang pewaris utama kerajaan bisnis papa!”

Apa yang disampaikan oleh papanya, benar-benar membuat Edwin kaget. Sejak memutuskan hubungan percintaannya dengan sang mantannya, Fenita De Fretes—gadis penghianat berdarah Indo-Portugal—itu setahun yang lalu, ia belum lagi berpikir untuk menjadi calon penggantinya. Tapi ini, tiba-tiba papanya menginginkan ia harus menikah! Jika disuruh memilih secara bebas, maka gadis yang pelan-pelan mulai mengisi dan mengusik pikirannya adalah...Yasmin Van Rutger !

Ah, tapi itu mustahil!

Jika bisa ditelaah tanpa menggunakan sikap egois, dari segi bebet, bobot, dan bibit, Yasmin juga punya semua itu. Dari segi tatakrama dia seorang gadis yang sangat bertatakrama, sopan, juga lemah lembut, modal utama yang wajib dimiliki oleh seorang wanita untuk menjadi istri yang baik. Artinya, bobot dirinya bagus. Ia juga memiliki kekayaan batin yang kuat, walau tidak dari segi kekayaan materi.

Edwin tak pernah memandang hina terhadap gadis itu. Bagaimanapun Yasmin adalah saudara sepupunya. Ibunya Yasmin, Argina Van Rutger, dengan papanya, Farid Rukmana Van Rutger, merupakan saudara kandung. Mereka adalah berasal dari eyang yang sama, yaitu dari seorang jonkheer, bangsawan Belanda. Ya, walau dari garis ayahnya tak jelas, menurut papa dan mamanya. Nah, ini hal yang paling berat bagi Yasmin untuk masuk dalam pilihan orang tuanya, terutama mamanya. Namun, Edwin pernah mendengar, bahwa ayah biologis adik sepupunya itu adalah juga seorang CEO dari sebuah perusahaan multinasional yang berkebangsaan Jepang. Konon, Argita Van Rutger, merupakan sekretaris pribadi dari sang CEO.

Edwin tak bisa membohongi perasaannya sendiri. Ia telah merasa tertarik dan jatuh hati kepada gadis yang duduk di depannya itu. Hatinya benar-benar telah tertawan oleh pesona kecantikan dan kelembutan sang gadis yatim itu. Sebenarnya, tuduhan mamanya bukan sebuah tudingan yang tak beralasan, karena ia memang telah jatuh hati terhadap saudara sepupunya itu.

Tetapi fatalnya, kedua orang tuanya, terutama mamanya, sangat membenci gadis pujaannya itu, bahkan menistainya dengan kata-kata yang paling buruk. Belum lagi cintanya ia ungkapkan pada sang gadis, keburu gadis itu telah diperlakukan secara tak adil oleh kedua orang tuanya. Sementara untuk menentang keinginan orang tuanya, terutama keinginan papanya, ia sama sekali tak berani. Ia telah diajarkan untuk menjadi anak yang penurut pada orang tua sejak dini. Menentang sama halnya dengan sebuah tindakan bunuh diri.

“Papa telah menemukan jodoh yang tepat dan selevel denganmu, Win,” ucap Farid Rukmana “Dia gadis yang cantik, cerdas, alumni Oxford, dengan bakat leadership yang mumpuni. Namanya Ellisa Gerald Semesta. Ia putra tunggal dari CEO grup perusahaan PT. Semesta Jaya Grup, Gerald Subandono Semesta. Tentu kausudah sangat tau kelas dan skala korporasinya, kan?”

“Namanya kok terdengar aneh, pap? Ellisa...Gerald. Mereka keturunan Eropa?”

“Tidak, mereka berdarah Indonesia asli, campuran Jawa-Batak. Ellisa adalah gadis yang sangat sempurna, dan juga ideal buatmu, menurut papa. Dan yang paling penting lagi, ia adalah anak tunggal dari Pak Gerald. Artinya, dia adalah sang pewaris tunggal korporasi ayahanya!”

“Mama juga sudah pernah bertemu dengan gadis itu,” imbuh Sitaresmi Paramita. “Dia sangat cantik, dari kalangan yang selevel dengan kita, dan dari kalangan bangsawan. Jadi nasabnya sangat jelas dan tidak liar!”

Ada tekanan khusus ketika kalimat terakhir diucapkan dengan sabuah lirikan sinis kepada Yasmin.

“Bagaimana bisa papa memutuskan semua ini secara sepihak?” tanya Edwin dengan nada protes. Ekor matanya melirik pada Yasmin di seberang mejanya. “Apakah papa yakin saya menyukai dia atau sebaliknya?”

“Papa punya pilihan dan keputusan buat putra mahkota papa yang rupawan. Papa yakin kalian akan saling menyukai satu sama lain. Dan papa sudah mengatur pertemuan dengan keluarga Subandono Gerald Semesta. Rencananya Pak Gerald sekeluarga akan berkunjung ke rumah ini.”

“Bagaimana mungkin papa menjamin kami akan saling menyukai? Kami belum pernah bertemu!”

“Witing tresno jalaran soko kulino, Le. Kalian akan bertemu untuk selamanya, dan hati kalian akan saling tertaut oleh kebersamaan yang terus menerus!”

“Nah, itu dia! Benar kata mamamu itu...!”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel