Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5. Persekutuan Tak Terduga

Setelah berhasil mengalahkan Beruang Duri Hitam, Lin Feng dan Huo Ren melanjutkan perjalanan mereka melewati Hutan Hitam. Cahaya remang-remang dari celah pepohonan perlahan-lahan mulai memudar, menunjukkan bahwa malam segera tiba.

“Kita tidak bisa bermalam di hutan ini,” kata Huo Ren dengan suara tegas. “Banyak makhluk buas yang keluar saat malam hari. Jika mereka lebih kuat dari beruang tadi, kita tidak akan punya kesempatan.”

Lin Feng mengangguk. Meskipun tubuhnya lelah, ia tahu bahwa berhenti terlalu lama di tempat ini adalah sebuah kesalahan.

“Di mana tempat terdekat untuk berlindung?” tanyanya.

“Ada desa kecil di dekat ujung hutan ini,” jawab Huo Ren. “Tapi kita harus bergerak cepat. Jalan keluar dari hutan ini masih berjarak beberapa li.”

Dengan tekad yang kuat, mereka mempercepat langkah. Namun, ketika mereka hampir mencapai batas hutan, Lin Feng tiba-tiba menghentikan langkahnya.

“Tunggu,” katanya, mengangkat tangannya.

Huo Ren berhenti, menatap Lin Feng dengan bingung. “Apa yang terjadi?”

Lin Feng tidak menjawab. Ia menutup matanya, merasakan energi di sekitarnya. Ada sesuatu yang aneh. Qi di udara terasa berat, seperti dirasuki niat membunuh yang kuat.

Dan kemudian, dari balik pepohonan, muncul sekelompok pria berbaju hitam. Mereka membawa senjata tajam, dan aura mereka memancarkan kekuatan yang jelas berasal dari kultivasi tingkat tinggi.

“Sepertinya mereka adalah pemburu dari Klan Bai,” bisik Huo Ren, wajahnya pucat.

Pemimpin kelompok itu, seorang pria dengan bekas luka di wajahnya, melangkah maju. Ia memandang Lin Feng dan Huo Ren dengan tatapan dingin.

“Kami sudah mencari kalian sejak tadi,” katanya dengan nada penuh kebencian. “Klan Bai memerintahkan kami untuk membawa kepala kalian kembali, terutama bocah itu.” Ia menunjuk ke arah Huo Ren.

Lin Feng menyipitkan matanya, menggenggam erat Pedang Jiwa Langit. “Jika kalian ingin kepala kami, datanglah dan coba ambil.”

Pria itu tertawa. “Kau cukup berani untuk seorang anak dari klan kecil. Tapi keberanian saja tidak cukup untuk melawan kami.”

---

Pertarungan segera dimulai. Para pemburu itu menyerang secara bersamaan, menggunakan kombinasi teknik bela diri dan senjata mereka. Lin Feng bergerak dengan cepat, menangkis serangan mereka sambil mencari celah untuk menyerang balik.

Huo Ren, meskipun terluka, mencoba membantu dengan mengalihkan perhatian beberapa musuh. Namun, kekuatannya terlalu lemah dibandingkan para pemburu itu.

Lin Feng memusatkan Qi-nya, menggunakan teknik Tembus Langit Kedua untuk melumpuhkan dua lawan sekaligus. Namun, jumlah musuh yang banyak membuatnya kewalahan.

“Ini buruk,” pikirnya sambil menghindari serangan lain. “Aku tidak bisa melindungi Huo Ren dan melawan mereka semua sekaligus.”

Tiba-tiba, sebuah suara menggema di udara.

“Berhenti!”

Dari balik pepohonan, seorang pria tua muncul. Ia mengenakan jubah sederhana, tetapi auranya begitu kuat sehingga seluruh kelompok pemburu langsung berhenti bergerak.

“Siapa kau?” tanya pemimpin pemburu itu, suaranya gemetar.

Pria tua itu tidak menjawab. Dengan satu gerakan tangan, ia menciptakan gelombang energi yang membuat para pemburu terpental ke belakang.

“Pergilah,” katanya dengan suara yang tenang namun penuh ancaman. “Jika kalian tidak ingin mati di tempat ini.”

Para pemburu saling bertukar pandang sebelum memutuskan untuk melarikan diri. Pemimpin mereka hanya mendengus, melemparkan tatapan penuh kebencian kepada Lin Feng dan Huo Ren sebelum ikut pergi.

---

Setelah para pemburu menghilang, pria tua itu menoleh ke arah Lin Feng dan Huo Ren.

“Kalian tidak akan bertahan lama jika terus melawan mereka seperti itu,” katanya.

“Terima kasih atas bantuanmu,” kata Lin Feng dengan nada hormat. “Tapi, siapa Anda?”

Pria tua itu tersenyum tipis. “Aku hanya seorang pengembara. Tapi aku melihat potensi besar dalam dirimu, anak muda.”

Lin Feng menatapnya dengan penuh rasa ingin tahu. “Apa maksud Anda?”

“Kekuatanmu,” jawab pria itu. “Teknik pedangmu belum sempurna, tetapi memiliki dasar yang kuat. Jika kau bersedia, aku bisa mengajarimu untuk menjadi lebih kuat.”

Huo Ren menatap pria tua itu dengan ragu. “Mengapa Anda ingin membantu kami?”

Pria tua itu terdiam sejenak sebelum menjawab, “Karena aku sudah bosan melihat Klan Bai menyebarkan kekacauan di dunia ini. Jika kau memiliki keberanian untuk melawan mereka, aku akan mendukungmu.”

Lin Feng merasa ada sesuatu yang misterius tentang pria tua ini, tetapi ia tahu bahwa kesempatan ini tidak boleh disia-siakan.

“Aku menerima tawaranmu,” katanya akhirnya.

Pria tua itu tersenyum, wajahnya penuh kepuasan. “Bagus. Kita akan mulai latihan begitu kita keluar dari hutan ini.”

Lin Feng merasa bahwa pertemuan ini adalah awal dari sesuatu yang besar. Dengan bantuan pria tua itu, ia yakin bahwa kekuatannya akan berkembang jauh lebih cepat.

Namun, ia juga tahu bahwa jalan yang akan dilaluinya penuh dengan bahaya dan pengorbanan.

> “Kekuatan sejati tidak hanya berasal dari tubuh, tetapi juga dari hati yang tidak gentar menghadapi tantangan.”

Setelah pertemuan dengan pria tua misterius itu, Lin Feng dan Huo Ren melanjutkan perjalanan mereka keluar dari Hutan Hitam. Malam sudah semakin dekat, dan hawa dingin mulai terasa menusuk kulit. Meski tubuh mereka kelelahan, ada rasa lega karena tidak ada lagi tanda-tanda kehadiran musuh.

Pria tua itu berjalan di depan mereka, tenang seperti tidak ada yang perlu dikhawatirkan. Namun, Lin Feng tahu bahwa pria ini bukan orang biasa. Hanya dengan satu gerakan, ia mampu mengalahkan sekelompok pemburu yang kuat.

“Apakah kau seorang kultivator tingkat tinggi?” tanya Lin Feng, memecah keheningan.

Pria tua itu menoleh sedikit, memperlihatkan senyuman samar. “Aku hanyalah seorang pengembara tua. Tidak lebih.”

Jawaban itu tidak memuaskan rasa ingin tahu Lin Feng, tetapi ia memutuskan untuk tidak bertanya lebih jauh. Ia mengerti bahwa pria ini mungkin memiliki alasan untuk menyembunyikan identitasnya.

---

Saat mereka akhirnya keluar dari Hutan Hitam, desa kecil yang disebutkan Huo Ren mulai terlihat. Lampu-lampu redup dari rumah-rumah kayu menyala di kejauhan, memberikan sedikit kehangatan dalam kegelapan malam.

“Kita akan bermalam di sini,” kata pria tua itu. “Kalian membutuhkan istirahat sebelum memulai latihan.”

Lin Feng mengangguk, tetapi pikirannya dipenuhi pertanyaan. “Latihan apa yang akan kita lakukan?”

Pria tua itu berhenti di depan gerbang desa dan menatap Lin Feng dengan tajam. “Latihan untuk menguasai Qi-mu sepenuhnya. Jika kau ingin bertahan melawan Klan Bai atau musuh yang lebih kuat, kau harus memahami dasar-dasar seni bela diri yang sesungguhnya.”

Lin Feng merasa terintimidasi oleh tatapan pria itu, tetapi juga merasakan antusiasme. Ia tahu bahwa kesempatan ini adalah sesuatu yang tidak boleh disia-siakan.

---

Mereka menetap di sebuah penginapan sederhana di desa. Setelah membersihkan diri dan makan malam, Lin Feng duduk di atas kasur jerami, mencoba menenangkan pikirannya.

Namun, sebelum ia sempat terlelap, pintu kamarnya terbuka. Pria tua itu masuk, membawa tongkat kayu sederhana di tangannya.

“Mulai malam ini, kau akan mempelajari dasar-dasar pengendalian Qi,” kata pria itu.

“Malam ini?” Lin Feng mengerutkan alis. “Bukankah lebih baik menunggu hingga pagi?”

Pria tua itu menggeleng. “Musuhmu tidak akan menunggumu siap. Jika kau ingin menjadi lebih kuat, kau harus memanfaatkan setiap waktu yang ada.”

Lin Feng menghela napas, lalu duduk bersila di lantai seperti yang diperintahkan. Pria tua itu duduk di depannya, meletakkan tongkatnya di pangkuan.

“Hal pertama yang harus kau pahami adalah keseimbangan. Qi tidak hanya tentang kekuatan, tetapi juga tentang harmoni dengan tubuh dan pikiranmu. Jika kau tidak bisa mengendalikannya, Qi-mu akan menjadi pedang bermata dua yang melukai dirimu sendiri.”

Pria tua itu memegang tongkatnya dengan satu tangan dan menunjukkannya pada Lin Feng. “Sekarang, coba rasakan aliran Qi di sekitarmu. Gunakan napasmu untuk menyelaraskan energi itu dengan tubuhmu.”

Lin Feng memejamkan mata, mencoba berkonsentrasi. Ia merasakan hawa dingin malam hari, angin lembut yang masuk melalui celah-celah jendela, dan suara gemerisik dedaunan di luar. Tapi, Qi yang dimaksud pria tua itu masih terasa jauh.

“Aku tidak merasakan apa-apa,” katanya dengan nada frustrasi.

Pria tua itu tertawa kecil. “Tentu saja. Kau terlalu fokus pada hasilnya. Lupakan segalanya, dan biarkan Qi mendatangimu. Jangan mencoba memaksanya.”

Lin Feng mencoba lagi, kali ini menenangkan pikirannya dan membiarkan tubuhnya rileks. Perlahan, ia mulai merasakan sesuatu—seperti aliran hangat yang mengalir di udara, masuk ke tubuhnya melalui napas.

“Itu dia,” kata pria tua itu dengan nada puas. “Kau mulai merasakannya.”

Lin Feng membuka matanya dengan wajah penuh antusiasme. “Apakah itu Qi?”

Pria tua itu mengangguk. “Benar. Itu adalah Qi dasar yang mengalir di sekitarmu. Tapi itu hanya permulaan. Jika kau ingin menggunakan Qi untuk bertarung, kau harus mempelajari cara memadatkannya menjadi kekuatan yang nyata.”

---

Latihan malam itu menjadi titik awal dari perjalanan baru Lin Feng. Meski sederhana, pelajaran tentang Qi membuatnya menyadari betapa luasnya dunia kultivasi yang selama ini belum ia pahami.

Sebelum meninggalkan kamar, pria tua itu menoleh dan berkata, “Kau memiliki potensi besar, Lin Feng. Tapi ingat, potensi saja tidak cukup. Hanya melalui kerja keras dan pengorbanan kau bisa mencapai puncak.”

Lin Feng memandangi punggung pria itu dengan penuh rasa hormat. Dalam hatinya, ia bertekad untuk tidak menyia-nyiakan kesempatan ini.

> “Kekuatan sejati datang dari pemahaman, bukan hanya dari kekuatan.”

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel