Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7 Tarian Naga Dan Phoenix

Bab 7 Tarian Naga Dan Phoenix

"Ada orang tidak? Aku mau beli dua eskrim." Tiba-tiba terdengar suara dari pintu masuk, merusak momen mereka berdua.

"Iya sebentar." Lisa segera mengeluarkan barang Andy dari mulutnya, dan berjalan keluar.

"Andy, kalau ada waktu aku akan mencarimu." Lisa tersenyum, walaupun kali ini tidak dapat merasakan darah muda, tapi hari masih panjang. Dan anak ini juga tertarik pada dirinya, supaya apa takut tidak mendapatkan dia?

"Kalau kamu mau datang di malam hari ingat untuk memberi kabar. Kalau di siang hari, aku selalu ada dirumah, jadi kamu bisa datang kapan saja." Andy meraba kedua buah dada Lisa, lalu meninggalkan uang untuk tintanya dan berjalan pulang.

"Andy, uangnya kamu bawa saja." Lisa segera berteriak.

"Lisa, kamu terima saja uangnya." Andy melambai sambil tersenyum.

Melihat Andy pergi, dia masih terpikir apa yang terjadi barusan, hatinya amatlah bahagia.

Sesampainya dirumah, Andy mengeluarkan botol tintanya dan lanjut menulis kata itu.

Tulisan kuas Andy benar-benar indah, ditambah dengan kekuatan dari kemarin malam, dari tulisannya dapat terlihat suasana yang gembira. Takutnya, penulis kaligrafi yang professional pun akan merasa rendah.

Setelah makan siang yang simpel, Andy pergi ke halaman belakang untuk berlatih Wushu. Kakeknya dulu juga mengajarnya serangkaian seni bela diri .

Dengan latihan menulis dan bela diri ini, satu hari berlalu dengan cepat, tidak terasa sudah jam 6 sore.

Langit berangsur-angsur gelap, dan di malam musim panas itu terhembus angin yang terasa sejuk.

Pergi mandi, Andy berjalan keluar pintu.

"Karina, sini aku bantu angkat." Baru keluar, ia melihat seseorang sedang mengangkat sekarung rumput berjalan kemari, dan Andy segera menyapanya.

Karina, adalah seorang janda di Desa Pejajaran. Tahun ini berusia 35 tahun, dua tahun yang lalu suaminya meninggal dunia. Perempuan ini tidak jelek, muka yang ramping dan bibir yang kecil, matanya sipit seperti rubah, apalagi tubuhnya, tidak usah dibilang lagi.

Para lelaki di desa itu juga sering menggoda Karina, tapi tidak pernah terdengar gosip tentangnya.

"Kulitmu yang mulus seperti itu, memangnya bisa membantu pekerjaan ku ini?" Karina segera berhenti.

Melihat wajah Karina yang keringatan, Andy bergegas meraih karung yang penuh dengan rumput itu dan berkata, "Karina, kamu terlalu meremehkanku. Walaupun aku pergi sekolah di luar, tapi kakekku juga pernah mengajariku kungfu, aku yakin di desa ini tidak ada yang lebih kuat dariku."

"Yaudah, kali ini tolong bantuanmu ya." Karina tersenyum. Andy adalah seorang mahasiswa yang baik, mudah mendapatkan perhatian dari wanita-wanita di desa ini.

Kedua orang itu sampai dirumah Karina dengan cepat. Karina berdiri didepan membuka pintu, pinggul Karina yang lebar itu membuat Andy susah menahan diri.

Pada saat ini, cuaca sangat panas, dan Karina tidak mengenakan pakaian yang begitu banyak. Garis pantatnya dapat terlihat jelas, membuat adik kecil Andy berdiri dengan gagah.

"Sini, masuk." Karina menoleh kearah Andy, tetapi mendapati bahwa mata Andy sedang menatap pantatnya. Wajah Karina pun memerah, dan hatinya berdetak dengan kencang.

"Iya." Andy segera memalingkan pandangannya, mengikuti Karina pergi ke halaman belakang.

"Rumput ini untuk jadi makanan kelinci ya? Sini aku bantu." Andy melihat halaman belakangnya, kelinci itu harusnya ada didalam.

"Kelincinya ada didalam." Karina menunjuk ke arah halaman belakang, "Kamu kasi makan kelincinya, aku mau mandi. Entar kalau sudah selesai kasi makan, langsung masuk duduk aja."

"Iya." Andy langsung berjalan ke halaman dengan membawa karung tadi. Saat dia melihat ada 8 kelinci di kandang, dia langsung terpikirkan kelinci putih punya Becca dan Lisa.

Memikirkan ini, Andy yang awalnya hanya tak sengaja melihat pantatnya Karina, sekarang hasratnya makin menjadi kuat.

Dia mengambil rumput dari karung lalu dimasukkan kedalam kandang kelinci.

Dia dengan sedikit bergemetar mengambil sehelai rumput yang sangat kecil dari tumpukan rumput itu. Rumput ini sangatlah kecil, bersembunyi didalam tumpukan itu dan tidak ada orang yang bisa menemukannya.

Dia menaruhnya dekat hidung dan menciumi baunya, aromanya langsung mengalir masuk kedalam hidungnya.

Dengan nyaman dia memejamkan matanya, dan didalam hati Andy muncul ombak yang besar.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel