Bab 5 Bercanda
Bab 5 Bercanda
Banyak pria di desa yang pergi keluar untuk bekerja, dan jumlah wanita lebih banyak daripada pria. Beberapa wanita di desa sering berkumpul untuk bersantai, mengobrol.
"Lihat, itu Andy kan." Sekelompok wanita duduk dan mengobrol dari kejauhan, dan salah satu dari mereka melihat Andy.
"Iyalah, anak itu dilihat semakin lama semakin tampan."
"Iyalah, coba kalian lihat selangkangannya, sepertinya itu tidak kecil." Monica yang berani itu mengatakan hal sembarangan.
"Haha, anak ini tinggal sendirian di malam hari. Monica, kalau kamu memang gak tahan, kamu bisa mengunjunginya di malam hari." Mendengar perkataan Monica, seorang wanita berkata mengejeknya.
"Mana mungkin, dia adalah seorang mahasiswa di kota. Dia mana mungkin menerimaku, mendingan juga Jessica yang pergi."
"??."
Wanita itu sudah biasa berkumpul tiap hari, biasanya hanya mengobrol tentang hal-hal sepele atau pekerjaan mereka dirumah. Tapi mereka sangat antusias dengan topik pria dan wanita.
Tadi malam, kekuatannya sudah meningkat sedikit. Andy bahkan bisa mendengar obrolan sekelompok wanita itu dengan jelas.
Meskipun Andy bukanlah orang yang gampang malu, tapi didepan banyak wanita seperti ini, dia juga tidak bisa menahan diri.
"Andy, Monica malam ini mau datang kerumahmu, kamu terima gak?" Jessica yang baru saja mengejek Monica bertanya pada Andy.
"Hahaha??" Wanita lainnya juga ikut tertawa.
"Pasti akan kuterima, kalian semua juga akan kuterima. Tapi kalian harus datang satu-satu, kalau tidak entar kalian akan merasa tidak nyaman." Andy terlihat bahagia dan ikut bercanda dengan mereka.
"Hahaha, dengar tidak, pria ini bersedia menerima kita. Andy, sekarang kamu buka dulu celanamu, jika burungmu besar, kita semua akan datang malam ini." Kata Monica sambil menunjuk Andy.
Monica tahun ini berusia 36 tahun. Dia tidak terlihat jelek, tapi agak sedikit gemuk. Dulu pernah mendengar dari orang bahwa perempuan ini hasrat seksualnya sangat kuat. Pria-pria biasanya tidak bisa memuaskannya. Suaminya sudah menikah dengannya selama belasan tahun, dia sudah berusia 40 tahun. Suaminya sangat kurus kerempeng dan dia hanya memiliki satu ginjal.
"Aku mau pergi beli tinta dulu." Andy mengabaikan mereka dan segera pergi meninggalkan mereka.
"Lisa, ada tinta gak? Aku mau beli satu."
Toko kecil di desa adalah milik Lisa. Lisa berusia 40 tahun tahun ini. Dia lumayan cantik, biasanya dia juga selalu merias dirinya sedikit, dan dia juga disukai beberapa pria di desa.
Tapi suaminya Lisa adalah seorang sekretaris dari partai di desa, sehingga tidak ada yang berani mendekatinya.
Lisa yang sudah berumur 40 tahun, tubuhnya hanya sedikit gemuk, bisa dibilang juga montok.
Lisa termasuk adalah seorang wanita yang lumayan modis di desa. Pakaian yang dikenakannya lebih seksi, dia mengenakan rok pendek yang hanya menutupi setengah dari pahanya. Kaus yang dikenakannya, kalau dia membungkuk, semua lika-liku di dadanya akan terlihat jelas.
Didesa, banyak wanita yang tidak memakai bra, dan hari ini Lisa juga tidak memakai bra.
Disaat ini, Lisa sedang jongkok mencari kotak-kotak tinta di lantai. Andy hanya melihat kearah kerah bajunya, dia langsung bisa melihat dua gunung didalamnya.
Lisa mengeluarkan sebuah kotak dari bawah meja dengan beberapa botol tinta.
Ketika dia mengangkat kotak itu, kedua dadanya terus bergoyang, penuh dengan elastisitas dan goyangan.
Mata Andy memancarkan sedikit hawa nafsu. Kepuasan yang dia rasakan kemarin malam membuat dia tahu bagaimana enaknya, dan sifat alami pria di dirinya mulai muncul.
"Sini, satu botol 3rb." Lisa mengambil sebotol tinta dari kardus dan menyerahkannya ke Andy.
Lisa yang sedang berdiri, semua pemandangan dari dadanya juga ikut tertutup. Tapi dari kausnya yang tipis, dua mutiara di dadanya terlihat sangat mencolok.
Seperti merasakan tatapan dari Andy, hati Lisa sedikit tersentuh. Dia sudah berumur 40 tahun, tapi ternyata masih ada pesona dari dirinya, bahkan mahasiswa dari kota seperti Andy pun terpesona olehnya.
Lisa juga dapat melihat dengan jelas selangkangan Andy dari celananya, dan matanya juga terpancar hawa nafsu.
"Kamu barusan lihatin apa?" tanya Lisa sambil menatap Andy dengan senyuman.
"Lihatin dua kelinci yang terus melompat-lompat, tapi sekarang sudah tidak ada, mungkin aku salah lihat deh." Kata Andy dengan serius.