Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 6

***

Setelah pertemuan waktu itu, Ryan menyetujui untuk melakukan program IVF bersama dengan Rose. IVF atau bayi tabung adalah kehamilan yang terjadi dan diawali dengan s3l telur dibuahi oleh sp3rm4 di luar tubuh. Pembuahan tersebut pun dilakukan di dalam sebuah tabung. IVF adalah salah satu metode yang paling efektif dari kategori teknologi reproduksi untuk mendapatkan kehamilan. Prosedurnya dapat dilakukan dengan menggunakan s3l telur sendiri dibantu dengan sp3rm4 pasangan. Di sisi lain, cara ini dapat melibatkan sel telur, sp3rm4 atau embrio dari pemberi donor.

Yang akan dilakukan oleh Rose dan Ryan kedepannya akan melakukan serangkaian langkah-langkah pembuahan. Untuk Rose sendiri, dia sudah melakukan pemeriksaan terlebih dahulu dan dinyatakan sehat, rahimnya pun juga.

Sebelum melakukan transfer embrio. Sp3rm4 Ryan akan di ambil untuk pencampuran sperma dan juga sel telur milik Rose, sebelum itu akan di lakukan pemeriksaan terlebih dahulu bagaimana dengan sperma Ryan, apakah sp3rm4 Ryan sehat atau tidak. Maka dari itu, saat ini Ryan berada di rumah sakit bersama dengan Rose dan juga Samantha yang akan menjadi dokter spesialis kandungan mereka berdua.

"Sekarang kau ke ruangan yang telah disediakan untuk mengeluarkan sp3rm4tozoid milikmu itu dan buang k tabung ini." Kata Samantha kepada Ryan sambil menyerahkan botol tabung kecil kepada Ryan.

Ryan mengerutkan keningnya ketika melihat botol tabung tersebut. Ukuran lingkarannya tidak terlalu besar. Sedetik kemudian dia tertawa miris, "kau sedang tidak menghinaku kan Sam?!" Serunya menatap Samantha.

Samantha menatap Ryan bingung begitu juga dengan Rose, "menghina bagaimana??!" Tanyanya heran.

"Punyaku tidak sekecil ini, kau benar-benar gila!!" Seru Ryan tidak habis pikir dengan Samantha. Bisa-bisanya wanita itu memintanya untuk membuang cairan sp3rm4nya di botol yang tidak begitu besar.

Samantha berdecak malas, "yang bilang punyamu kecil siapa! Lagipula aku tidak mau tahu jika punyamu itu besar atau kecil! Botol tabung ini hanya untuk membuang sp3rm4mu itu, aku hanya minta cairanmu saja untuk di buang kesini!" Keluhnya sebal.

"Kau tinggal cukup keluarkan sp3rm4mu saja, lalu buang ke tabung ini. Bukannya Samantha menghinamu!" Balas Rose membuat Ryan menatapnya.

"Ya sudah kalau begitu kau bantu aku untuk mengeluarkannya, bagaimana?!" Tanya Ryan dengan senyum menggoda.

Tubuh Rose langsung meremang geli ketika Ryan mengatakan hal itu, "terimakasih!!" Tolaknya sebal.

"Sp3rm4nya saja yang mau, tapi bantu aku untuk mengeluarkannya tidak mau!" Ucap Ryan dengan bibit manyun.

"Di ruangan nanti ada berbagai video d3w4sa agar kau cepat mengeluarkannya. Sudah jangan banyak mengeluh." Kata Samantha membuat Ryan semakin keki.

"Ya sudah, dimana ruangannya?!" Tanya Ryan kemudian dan bangkit dari duduknya.

"Setelah keluar dari ruanganku, belok kiri dan ada tulisannya di pintu bunga melati. Ini kuncinya. Kau pergi sendiri saja, aku tidak ingin ada yang curiga karena ini adalah rahasia." Ucap Samantha sambil menyerahkan kunci ruangan kepada Ryan.

Ya Samantha melakukan semua ini rahasia demi Rose. Untung saja rumah sakit ini adalah milik orang tua Samantha setidaknya dia akan aman saja melakukan hal ini.

Kemudian Ryan keluar dari ruangan Samantha dengan malas. Rose hanya menatap kepergian Ryan, kemudian dia berbalik menatap Samantha.

"Mengapa aku jadi tidak yakin seperti ini ya?!" Ucap Rose kepada Samantha yang sedang melihat hasil pemeriksaan kesehatan milik Ryan.

"Tidak yakin bagaimana? Jangan aneh-aneh, sudah 80% tinggal proses tranfer embr1o setelah Ryan memberikan sp3rm4nya." Ucap Samantha tanpa melihat Rose.

"Dua minggu ini setelah pertemuan kita, Ryan selalu bertanya hal yang tidak-tidak. Bahkan suka menjurus ke arah intim, seperti laki-laki mesum!!" Ucap Rose merinding.

Samantha melepaskan kacamatanya dan menatap Rose sebal, "kalau kau mundur aku tidak akan membantumu lagi." Ujarnya seakan memberi ultimatum.

"Bukannya ingin mundur, aku merasa ada yang aneh saja dari Ryan. Dia bertanya bahkan ke ranah pribadiku. Seperti warisan, kehidupanku sehari-hari. Bagaimana masa depan anakku kelak, jika aku tidak bisa mengurusnya." Ucap Rose kepada Samantha, "bukankah itu bukan urusannya sesuai dengan perjanjian dan kesepakatan." Katanya lagi.

Samantha menghela napasnya, "mungkin dia sama sepertimu. Sama-sama gelisah saja. Jadi tidak perlu di pikirkan." Ujarnya menenangkan Rose.

Rose hanya mengangguk pelan.

***

Sementara itu, Ryan sudah berada di ruangan yang diberitahu oleh Samantha. Ryan tidak sendiri berada di ruangan itu, Ryan bersama dengan Demian dan masuk bersama ke ruangan itu.

Demian tentu saja ikut serta di hari penobatan sperma Rose dan juga Ryan. Hati Demian tidak tenang memikirkan Rose yang mempunyai ide konyol menginginkan anak dari sembarangan pria, yah meskipun pria yang dipilih Rose adalah Ryan sahabatnya sendiri. Tetapi tetap saja Demian tidak Terima dengan hal itu.

Setelah Demian mencari tahu mengapa Rose melakukan hal konyol ini, ternyata Rose menginginkan anak hanya untuk warisan dari mendiang orangtua mereka jatuh ke tangan Rose. Dari awal semua warisan milik orangtua mereka sudah jatuh ke tangan Rose karena Rose anak kandung mereka. Demian hanya di minta untuk menjaga semuanya termasuk Rose oleh ayah mereka. Karena ayah mereka tidak yakin jika Rose yang akan mengelola semuanya karena Rose masih berpikir seperti anak-anak dan juga terlalu manja.

Demian menemui pengacara keluarga mereka dan benar saja ternyata pengacara itu telah bertemu dengan Rose dan berbicara dengan Rose masalah harta warisan yang akan jatuh ke tangan Rose jika Rose mempunyai anak. Dan Demian tentu saja marah dengan pengacara tersebut tanpa memikirkan dampaknya ke depan. Setelah diberitahu dampak buruknya itu, Pengacara tersebut meminta maaf kepada Demian dan tidak menyangka Rose akan melakukan hal gila mencari pria untuk mendonorkan sperma untuk membuahi sel telur Rose. Untuk sementara waktu Demian tidak lagi memakai jasa pengacara tersebut, pengacara tersebut adalah anak dari pengacara sebelumnya, pengacara kepercayaan keluarga mereka.

Tujuh tahun tidak bertemu dengan Rose setelah kejadian ranjang itu, Demian tidak percaya Rose bisa melakukan hal gila ini. Bagaimana nantinya jika ayah biologis anak tersebut meminta sebagian harta miliknya? Jika ayah biologis anak tersebut tahu jika anak itu adalah pewaria terbesar dan pasti itu akan sangat menyusahkan Rose nantinya.

Demian harus menghentikan hal gila dan konyol Rose sebelum semuanya semakin jauh.

"Jadi seperti ini tempatnya?!" Seru Ryan membuyarkan lamunan Demian. Ryan sedang merebahkan dirinya di atas tempat tidur yang nyaman sepeti hotel.

Banyak sekali gambar wanita s3xy di ruangan ini. Lalu Ryan bangkit dan mengambil remote televisi dan menyalakannya. Setelah televisi itu menyala dia tertawa kencang ketika melihat tayangan di televisi itu adalah ad3g4n d3w4sa.

"Benar-benar gila tempat ini, bro!!" Seru Ryan tertawa kencang.

Demian menggeleng pelan, "jadi apa yang harus di lakukan?!" Tanyanya dengan tangan melipat.

"Apalagi menonton film p0rn0 lah!" Seru Ryan menatap Demian.

Demian menghela napasnya, "aku serius."

Ryan menggeleng pelan, lalu dia memberikan botol tabung kepada Demian. Demian menerimanya dengan pandangan heran dan tidak mengerti, "Samantha bilang padaku tadi untuk mengeluarkan sp3rm4 itu di dalam botol tersebut." Ucapnya. "Sebelumnya aku ingin bertanya padamu, apa kau yakin ingin mendonorkan sp3rm4 milikmu kepada adikmu sendiri?" Tanyanya dengan sedikit ragu.

Demian mengangguk mantap, "ya aku sangat yakin." Jawabnya lantang.

"Maaf bro, aku belum siap menjadi ayah dan aku tidak ingin akan menjadi bumerang untukku kedepannya. You know, pertama kali melihat anak itu lahir nantinya aku tidak ingin berubah pikiran dan jatuh cinta pada anak tersebut. Jadi aku minta maaf tidak bisa membantu adikmu." Ucap Ryan dengan helaan napas.

Demian tersenyum tipis, "tidak masalah, tetapi kau harus merahasiakan hal ini dari siapapun termasuk adikku. Jika terdesak aku yang akan mengatakannya kepada adikku."

Ryan menepuk bahu Demian, "tenang saja bro!! Aku akan tutup mulut!" Ujarnya membuat Demian tertawa, "sekarang kau keluarkan spermamu itu sebelum Samantha atau Rose datang ke ruangan ini. Aku akan menunggu di kamar mandi saja." Ucapnya membuat Demian mengangguk. "Jika perlu bantuan jangan panggil aku, aku tidak sudi melepas keperjakaanku untuk mu sob!" Candanya seraya pergi ke kamar mandi.

"Sialan kau!!" Seru Demian tertawa keki.

Setelah Ryan masuk ke kamar mandi, Demian duduk di tepi ranjang sofa dan menatap adegan dewasa.

Kening Demian berkerut, "apa yang harus ku lakukan sekarang?" Tanyanya bingung. Lalu dia membuka gespernya dan kancing celananya juga Sterling celananya. Dan dia mengeluarkan batangnya yang sudah men3g4ng.

Dengan hembusan napas, Demian meng0c0k batangnya sendiri, dia terus mengocok batangnya tersebut sambil membayangkan sosok Rose. Jujur saja dia merindukan kehangatan Rose.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel