Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 5

***

2 Minggu Kemudian...

"Ryan..."

"Rose..."

Hari ini Rose dan Ryan bertemu di tempat janjian mereka, di salah satu restoran mewah di Singapura. Bersama dengan Samantha yang menemani Rose.

Rose sendiri tidak sabar bertemu dengan Ryan, dia ingin segera melaksanakan transfer sperma milik Ryan kepada sel telurnya lewat IVF. Yaitu program kehamilan. Rose sudah tidak sabar menjadi seorang ibu dan juga ingin segera harta milik orang tuanya jatuh ke tangannya segera mungkin.

Rose dan Ryan saling bertatapan satu sama lain. Wajah mereka tersenyum hangat, tetapi bisa terlihat jelas jika mereka sedang memantau satu sama lainnya.

Di mata Rose tentang Ryan, pria itu terlihat tampan dengan balutan kemeja biru dan celana jeans hitamnya. Rahang kokoh pada wajahnya menambah nilai plus ketampanan yang di miliki oleh Ryan, jambang tipis di sekitar rahangnya pun sungguh mempesona. Tinggi badan Ryan terbilang proposional, dada nya terlihat bidang dan pasti sangat nyaman memeluk pria itu. Untuk nilai, Rose menilai 9 untuk Ryan. Punya karir bagus dan tampan menambah nilai untuk Ryan dalam urusan donor sp3rm4. Samantha memang tidak salah pilih.

Sedangkan di mata Ryan, saat pertama kali bertemu dengan Rose. Rose terlihat cantik dan mempesona. Rambutnya berwarna kecokelatan, kulitnya putih sawo, tubuhnya juga semampai. Berapa beruntungnya Demian mempunyai adik seperti Rose. Jika Rose menjadi adik angkat Ryan, sangat dipastikan Rose akan menjadi kekasihnya. Namun, yang membuat Ryan heran mengapa wanita secantik Rose mencari pendonor sp3rm4 untuknya. Rasa penasaran itu akan dia tanyakan langsung pada Rose.

Ryan tentu tidak datang sendiri, dia di temani oleh Demian yang duduk di pojok restoran ini, Demian sedang membelakangi mereka dan tidak ingin adik angkatnya itu melihat kehadirannya. Tetapi Demian meminta Ryan untuk sepanjang pertemuannya dengan Rose jangan di matikan ponsel Ryan, karena Demian ingin menguping obrolan mereka lewat ponsel Ryan.

"Bagaimana dengan kabarmu, Ryan...," Tanya Samantha membuat Ryan tersadar dari lamunannya.

Ryan tersenyum tipis kepada Samantha, hampir saja dia melupakan kehadiran Samantha Gara-gara terlalu terpesona dengan Rose. "Tentu saja baik, Sam!!" Balasnya dengan senyum lebar, "kau terlihat semakin segar!" Pujinya.

"Memang aku tanaman terlihat segar," Canda Samantha membuat Ryan dan Rose tertawa mendengar candaan garing dari Ryan.

Rose menyikut lengan Samantha dan memberi kode agar tidak berbicara yang tidak-tidak.

"Kau kapan tiba di Singapura?" Tanya Samantha kemudian dan tidak memperdulikan kode dari Rose.

"Kemarin sore. Aku menyelesaikan semua pekerjaanku sebelum terbang ke Singapore," Jawab Ryan.

"Kau terlihat sibuk, sebelumnya aku minta maaf jika menganggu pekerjaanmu..." Ucap Rose dengan tidak enak hati kepada Ryan.

Ryan menggeleng pelan, "itu bukan masalah. Malah aku akan rugi jika tidak bertemu denganmu dan juga Samantha..," Ucapnya sambil menyesap minuman yang baru datang.

Rose mengulum senang mendengarnya. Sepertinya Ryan tipikal orang yang gampang dan mudah bergaul.

"Boleh aku bertanya langsung ke intinya saja?" Tanya Ryan menatap Rose dan Samantha secara bergantian, "tentang donor sperma yang akan ku lakukan." Katanya.

Rose menatap Samantha yang juga menatapnya saat ini. Lalu Samantha menatap Ryan.

"Aku yang akan menjelaskan perwakilan dari Rose..." Ucap Samantha dengan wajah serius menatap Ryan, "sahabatku ini menginginkan seorang anak dari rahimnya sendiri, tetapi dia tidak ingin ada ikatan pernikahan. Alasannya karena Rose tidak ingin terikat dengan lelaki manapun. Maka dari itu, dia mencari pendonor sp3rm4." Jelasnya.

Ryan langsung menatap Rose yang sedang tersenyum canggung kepadanya, "padahal aku sangat yakin banyak pria yang akan bertekuk lutut padamu, Rose! Pasti itu. Tetapi kenapa kau malah repot-repot untuk mencari pendonor sp3rm4?" Tanya Ryan dengan heran.

|jika aku masih perawan aku tidak akan repot dalam hal ini, tapi aku sudah tidak perawan gara-gara Demian| keluh Rose yang hanya bisa dia lontarkan dalam pikirannya saja, "aku tidak ingin menjalin hubungan dengan pria karena bagiku mempunyai sebuah ikatan sangat merepotkan." Jawab Rose dengan tegas dan lugas.

Ryan mengangguk mendengarnya, sepertinya ada yang mengganjal dari jawaban Rose. "Lalu apakah kau yakin jika aku yang terbaik untuk menjadi pendonor sp3rm4 yang akan membuahi s3l telurmu?" Tanya Ryan dengan wajah serius menatap Rose.

Rose mengangguk penuh keyakinan dan kesungguhan, "aku sangat yakin!!" Jawabnya penuh dengan semangat.

Ryan menaikan satu alisnya, "apa yang membuatmu yakin?" Tanyanya lagi.

"Feeling dan semoga saja feelingku benar. Kau yang terbaik dari yang terbaik." Ucap Rose membuat Ryan tertawa.

Sedangkan Demian yang mendengar hal itu mencibir perkataan Rose, |terbaik dari yang terbaik apanya! Belum mengenal jauh seseorang saja sudah bisa bilang terbaik! |

Samantha yang mendengar ucapan Rose menepuk keningnya, sungguh Samantha sangat gemas dengan jawaban Rose perihal itu. "Dasar memalukan!!" Gumam Samantha.

"Oke! Boleh aku mengajukan pertanyaan yang selanjutnya?" Tanya Ryan kembali. Rose tentu mengangguk. "Jika aku menyetujui semua yang kau inginkan. Berarti anak yang akan kau kandung adalah anakku secara biologis. Apakah nanti aku akan bertanggungjawab dengan anak itu? Ini adalah poin yang sangat penting. Dan jujur saja aku belum siap untuk punya anak." Katanya dengan serius.

"Kau tenang saja, aku tidak akan meminta pertanggungjawaban apapun darimu. Meskipun secara biologis adalah anakmu, aku akan menghilangkan jejakmu darinya. Kau tidak perlu mengkhawatirkan hal itu." Ucap Rose dengan penuh keyakinan.

Ryan mengangguk pelan, "terakhir yang ingin ku tanyakan. Untuk finansial apakah kau sudah mempersiapkan segala finansial untuk anakmu dan masa depannya?"

Rose tersenyum lebar, "tentu saja sudah, aku sangat yakin masa depan anak itu kelak akan terjamin. Dan dia akan menjadi pewaris. Kau tenang saja!" Ucapnya lagi.

Lagi dan lagi Ryan mengangguk. Kemudian Ryan mengulurkan tangan kanannya dihadapan Rose, "jika begitu aku setuju!!" Ucapnya lantang membuat Rose tersenyum senang mendengarnya.

Siapa yang tidak senang jika anaknya akan menjadi pewaris. Ryan sangat tahu seperti apa kekayaan yang dimiliki keluarga Rose dan juga Demian. Anaknya akan menjadi pewaris tahta. Apalagi Demian sampai detik ini belum menikah dan memilih untuk menjadi bujang lapuk. Jadi tidak ada yang bisa menyayingi anaknya kelak dalam urusan harta.

Sebelum Rose membalas jabatan tangan Ryan, dia menatap Samantha sebentar untuk meminta tanggapan darinya, dan Samantha mengangguk setuju. Lalu Rose membalas uluran tangan Ryan dengan erat.

"Terima kasih atas kerjasamanya!!" Ucap Rose dengan cengiran lebar.

"Jika begitu kapan aku akan mulai untuk donor sp3rm4?!" Tanya Ryan akhirnya.

"Sabar dulu bung, untuk donor sperma kau harus diperiksa dl dan akan banyak makan waktu! Apakah kau siap untuk itu?!" Tanya Samantha tiba-tiba.

Ryan terdiam sebentar lalu menatap Demian yang duduk tidak jauh darinya. Lalu Demian menoleh kearah Ryan dan Demian mengangguk pelan, seraya memberi kode kepada Ryan jika Ryan siap untuk melakukan hal itu.

"Siap deh!!" Seru Ryan akhirnya

Samantha tersenyum tenang mendengarnya. Lalu mereka menyantap menu restoran yang baru saja datang sambil berbincang hangat dan apa yang akan dilakukan Rose dan Ryan kedepannya untuk membuahi s3l telur Rose.

Sementara itu Demian sedang meresapi perkataan Rose yang mengatakan akan menjadi pewaris? Apa maksud dari perkataan Rose itu? Dia tentu akan mencari tahunya nanti. Sekarang dia harus fokus dengan Rose terlebih dahulu. Dia tidak akan rela Rose mengandung anak dari pria lain. Sungguh Demian tidak akan rela!

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel