Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 7

***

Butuh waktu yang sangat lama untuk Demian mengeluarkan c4ir4n miliknya. Dia terus membayangkan sosok Rose dalam pikirannya. Tubuh Rose yang indah dan membuatnya begitu candu, aroma tubuh Rose yang belum bisa dia lupakan hingga saat ini. Belum lagi lub4ng ken1km4tan milik Rose yang begitu membuatnya terbuai. Andai saja waktu bisa dia putar kembali, dia tidak akan melepaskan Rose dari sisinya.

Hingga akhirnya Demian mencapai klimaks, "oohh Rose aku sangat menginginkanmu...," D3s4hannya dengan suara serak. Tidak lama c4iran miliknya mau keluar dan Demian langsung mempersiapkan botol tabung itu dan mengeluarkan c4irannya itu di dalam botol itu.

Begitu banyak c4iran yang di keluarkan oleh Demian. Ya sejak hubungan intim dengan Rose tidak pernah lagi dia keluarkan, meskipun kadang Demian sangat ingin. Maka dari itu, Demian menyibukkan dirinya dengan banyak kegiatan agar pikirannya tidak lari kemana-mana.

Setelah selesai, Demian membereskan celananya. Lalu berjalan menuju pintu kamar mandi dengan sedikit lemas namun segar. Dia mengetuk pintu kamar mandi, "Ryan, aku sudah selesai." Katanya dan tidak lama pintu kamar mandi terbuka.

Ryan menggeleng pelan melihat Demian, "astaga lama sekali kau mengeluarkan c4ir4nmu itu, hampir 20 menit." Keluhnya heran, "ya sudah mana sini botol tabung itu?" Tanyanya kemudian.

Demian langsung memberikan botol tabung itu kepada Ryan, "ini,"

Ryan menerima botol itu dengan kening berkerut, "astaga banyak sekali. Kau benar-benar pria jantan!!" Pujinya membuat Demian tersenyum tipis.

"Sudah cepat berikan kepada Samantha," Ujar Demian dengan suara masih serak.

"Tapi kau yakin dengan semua ini?!" Tanya Ryan lagi, "masih ada waktu untuk membatalkannya jika kau berubah pikiran."

Demian menggeleng, "aku sangat yakin sekali dengan keputusan yang aku ambil."

"Setelah kau melakukan hal ini, kau akan mempunyai anak lho! Dan itu bukanlah hal yang mudah sob!" Ucap Ryan lagi, sudah sekian kali Ryan melontarkan pertanyaan ini kepada Demian.

Jujur saja Ryan tidak habis pikir dengan Demian yang langsung menggantikan dirinya untuk menjadi pendonor sperma untuk membuahi sel telur milik Rose. Padahal Rose adalah adiknya sendiri. Yah meskipun Ryan tahu jika Rose dan Demian bukanlah saudara sedarah. Namun, kan tetap saja. Apalagi keluarga Rose dan Demian sangat lah kaya, kekayaan mereka hampir 500 triliun dengan bisnis yang mereka kelola.

"Aku sudah memikirkan ini matang-matang dan aku tidak ingin adikku melakukan kesalahan terbesar yang akan membuatnya menyesal setelah melakukan ini dengan  orang lain." Ucap Demian dengan helaan napas. "Aku juga yakin ingin mempunyai anak karena umurku yang tidak lagi muda..."

"Tapi haruskah kau melakukan hal ini karena ingin punya anak dengan umurmu yang tak lagi muda? Masih ada cara yang lain sob, kau bisa menikah dengan wanita lain. Aku sangat yakin banyak wanita yang mau denganmu dengan apa yang kau milikki, rupa mu juga tidak jelek-jelek amat." Ucap Ryan memuji.

"Banyak memang, tapi perasaan tidak bisa di bohongi." Balas Demian.

Ryan langsung menutup mulutnya dan menatap Demian dengan pandangan tidak percaya, "jangan bilang kau menyukai adikmu itu?!" Tanyanya dengan mata melebar.

Demian menghela napasnya, "sudah cepat berikan kepada Samantha sebelum mereka curiga!!" Serunya mendorong bahu Ryan. Dia tidak mau semakin jauh pembicaraan mereka.

Demian membuka pintu ruangan dan menyuruh Ryan segera pergi. Ryan mau tak mau pergi dari hadapan Demian. Setelah Ryan pergi, Demian pun juga ikut pergi sebelum Rose melihatnya.

***

Sementara itu,

Rose dan Samantha sedang sibuk dengan ponsel mereka masing-masing, sambil menunggu Ryan yang tak kunjung datang. Hampir setengah jam lebih.

"Lama sekali Ryan, apa jangan-jangan dia kabur dan tidak ingin membantuku." Ucap Rose yang sudah tidak sabar.

"Jangan berpikir yang tidak-tidak. Mungkin dia kesusahan mengeluarkan spermanya sendiri..." Balas Samantha dengan helaan napas. Jujur saja ada rasa takut juga jika Ryan mundur dan kabur begitu saja, tapi Samantha berusaha tenang di hadapan Rose.

Rose berdecak sebal, "apa kita samperin aja?!" Usulnya bangkit dari duduknya.

Sebelum Rose melangkahkan kakinya, Tiba-tiba pintu ruangan Samantha terbuka dan Ryan muncul di sana. Rose dan Samantha langsung bernapas lega melihat Ryan saat ini.

"Sori, lama!!" Ucap Ryan menyengir lebar. Lalu dia duduk disamping Rose, diikuti oleh Rose kemudian.

"Ku pikir kau akan kabur!" Seru Samantha dengan tatapan menyelidik.

Ryan tertawa, "aku bukan tipe orang yang melanggar janji!!" Serunya dengan percaya diri, "ini sp3rm4 ku!!" Serunya lagi sambil meletakkan botol tabung di atas meja.

Rose dan Samantha langsung menatap botol tabung itu dengan pandangan sedikit jiji dan juga takjub.

"Banyak sekali!!" Seru Samantha dengan wajah sulit diartikan menatap botol tabung lalu beralih kepada Ryan.

"Apakah itu benar c4iranmu?!" pekik Rose seakan tidak percaya.

"Tentu saja c4iran sp3rm4 ku!!" Balas Ryan dengan wajah serius agar Rose yakin, "apakah kau tidak yakin dengan hal itu??!!" Tanyanya dengan kening berkerut.

Rose menggeleng, "bukan seperti itu. Tapi itu banyak sekali!! Jangan-jangan itu susu bendera cair!!" Ujarnya mendelik.

Ryan berdecak, "seharusnya kau tadi ikut membantuku mengeluarkan c4iran sp3rm4 milikku, biar kau yakin itu adalah c4iranku bukan susu bendera cair!!" Ucapnya seakan tidak Terima dengan ucapan Rose. Selain itu dia juga tidak ingin Rose dan Samantha berpikir ini bukanlah cairan miliknya. Seharusnya Demian tidak keluar begitu banyak dan hampir memenuhi botol tabung ini.

Rose bergedik ngeri dengan apa yang dikatakan oleh Ryan.

"Sudah! Sudah! Jangan bertengkar, nanti yang ada mempengaruhi kesehatanmu Rose!" Sahut Samantha.

Rose dan Ryan langsung diam ketika Samantha berkata seperti itu. Lalu Samantha menjelaskan untuk proses program selanjutnya. Setelah memeriksa sp3rm4 Ryan di laboratorium dan dinyatakan sehat, esoknya Ryan dan Rose harus datang kembali untuk proses transferan 3mbr1o di dalam rahim Rose. Dan semoga saja berhasil.

"Bagaimana jika tidak berhasil?!" Tanya Rose sedikit gelisah.

"Jika tidak berhasil ya kita mencoba lagi, itupun jika Ryan mau melakukannya...," Kata Samantha menatap Ryan, diikuti oleh Rose.

Ryan mengangkat kedua tangannya, "aku hanya bisa membantumu satu kali dan tidak lebih!" Ujar Ryan tidak ingin memberi harapan palsu kepada Rose.

Rose menghela napasnya kecewa, "plis bantu aku sampai berhasil." Mohonnya merengek.

Ryan menggeleng pelan, "tidak bisa beib! Aku hanya bisa membantumu satu kali. Tapi jika kau memaksa, aku akan mengenalkanmu dengan seseorang yang akan membantumu kapanpun sampai benar-benar jadi!!" Serunya dengan salah satu alis terangkat.

"Memangnya kau pikir aku wanita murahan!!" Rose menatap Ryan dengan pandangan keki dan sebal.

"Rose, sekarang kau banyak berdoa saja. Agar berhasil terlebih dahulu. Masalah yang lain akan kita pikirkan nanti." Kata Samantha menengahi mereka yang bertengkar terus sejak hari ini. Padahal dari awal pertemuan mereka, mereka terlihat baik-baik saja. "Jadi besok, kau dan Ryan harus kembali kesini untuk transfer embrio di dalam rahim Rose. Sehabis ini aku akan ke laboratorium untuk mengecek sperma milik Ryan." Katanya lagi.

Tidak lama Ryan berpamitan kepada Rose dan juga Samantha dan akan kembali esok hari jam delapan pagi. Begitu juga dengan Rose dia harus pergi ke salon miliknya karena ada pekerjaan yang harus di selesaikan disana.

"Kau mau bareng denganku?!" Tanya Ryan ketika mereka tiba di lobby rumah sakit.

Rose menggeleng pelan dengan senyuman tipis, "Terima kasih, aku kebetulan bawa mobil." Ucapnya menolak halus.

Ryan mengangguk pelan, "oke sampai jumpa besok!" Serunya seraya berbalik.

"Ryan!!" Panggil Rose ketika Ryan ingin melangkah pergi, Ryan kembali menoleh kembali kearahnya, "terimakasih telah membantu." Ucapnya dengan tulus.

Ryan tersenyum tipis, "Sama-sama Rose!" Balasnya dan tidak lama Rose pergi dari hadapannya.

Ryan menghela napasnya melihat kepergian Rose yang menuju parkiran. Wanita itu terlihat cantik dan mempesona, tubuhnya terlihat tinggi semampai dan padat. Pasti banyak pria yang tergila-gila padanya, sampai-sampai membuat kakak angkat Rose juga tergila pada Rose. Entah apa yang sedang di alami oleh Rose sehingga dia memutuskan ingin mempunyai anak tanpa pernikahan.

Lalu Ryan berbalik dan menemui Demian yang duduk di sofa lobby yang tidak begitu jauh dan sedang membelakanginya.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel