Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 3

***

Masa Sekarang---

Rose meneguk minuman dinginnya setelah selesai bercerita kepada Samantha tentang apa yang terjadi dengannya dan juga Demian.

Samatha sendiri masih terdiam membeku menatap Rose, sungguh dia tidak percaya dengan cerita Rose. Rose yang selalu mengatakan kepada Samantha, bahwa dia sangat membenci Demian Dimitri dalam hidupnya. Namun, Rose malah menyerahkan dirinya kepada Demian! Itu sangat sulit dipercaya.

"Setelah kalian melakukan hal itu, apa yang terjadi?!" Tanya Samantha dengan penasaran.

Rose meletakkan minumannya di atas meja kerja Samantha, "aku pergi begitu saja dari apartemen Demian. Aku tidak ingin bertemu dengannya kembali. Itu sangat memalukan bagiku." Ucap Rose dengan wajah merona merah malu dengan kebodohannya itu.

"Jadi setelah kejadian itu kau tidak pernah lagi bertemu dengannya?!" Tanya Samantha dengan kening berkerut.

Rose menggeleng pelan, dengan senyuman tipis, "tidak. Aku memutuskan untuk tidak lagi bertemu dengannya. Lagipula hubunganku dengannya juga tidak begitu akur." Katanya dengan napas yang berat.

"Kau pergi begitu saja setelah melakukan hal itu dengannya??!" Tanya Samantha kembali dengan memekik. Sungguh dia tidak habis pikir dengan jalan pikiran Rose saat ini.

Rose mengangguk, "yah, memangnya kenapa? Lagipula aku tidak senang dengannya yang begitu mengaturku. Lebih baik aku pergi sejauh mungkin dari dirinya. Aku juga tidak ingin mencaritahu keberadaannya. Meskipun aku yakin dia sedang mencari tahu keberadaan diriku." Ucapnya terlalu percaya diri.

"Dasar bodoh, sumpah aku tidak mengerti dengan jalan pikiranmu saat ini." Ujar Samantha menggeleng melihat kelakuan sahabatnya yang seperti biasa saja. "Jadi sejak 7 tahun terakhir ini kau tidak lagi bertemu dengannya?!"

Rose mengangguk kembali, "ya tentu saja. Buat apa aku bertemu dengannya lagi? Lagipula tidak perlu ada yang aku cemaskan. Setelah kejadian malam itu, aku tidak hamil. Dan aku jadi berpikir, Jangan-jangan Demian tidak bisa membuahi s3l telur. Makanya wanita yang di tiduri dia tidak ada satupun yang hamil, itu yang membuatnya bebas melakukan hubungan bebas sana sini dengan wanita manapun." Asumsinya asal.

Samantha menghela napas mendengar perkataan Rose dan kepalanya mulai cenat cenut saat ini.

Sedangkan selama 7 tahun ini Rose bisa hidup dengan ATM salah satu perusahaan milik mendiang ayahnya dan Rose juga bekerja sebagai pemilik salon kecantikan di sebuah mall ternama di Singapura. Sejak kejadian malam petaka itu, Rose langsung terbang ke Singapura meninggalkan Indonesia. Terakhir dia mendengar kabar jika Demian tinggal di Amerika saat ini, kabar itu pun lima tahun yang lalu.

"Aku kan sudah menceritakan aibku kepadamu. Dan sekarang aku menagih janjimu untuk mengenalkan temanmu itu." Kata Rose menatap Samantha yang sedang pusing setengah mati.

Samantha menatapnya, "aku baru mengerti mengapa kau tidak ingin menikah." Ucapnya mengabaikan perkataan Rose. "Kau tidak bisa melupakan Demian yang perkasa!" Godanya tertawa membuat Rose kesal mendengarnya.

Rose langsung melempar popcorn kearah Samantha yang masih tertawa. "Bagaimana milik Demian?!" Tanyanya penasaran.

"Lumayan, tapi cepat keluar." Jawab Rose tertawa.

"Dasar wanita jalang!!" Balas Samantha yang juga ikut tertawa mendengar perkataan Rose.

"Jadi bagaimana, Sam??! Kapan kau akan mengenalkanku dengan temanmu itu??!" Tanya Rose lagi dengan merengek.

Samantha menghela napasnya dan kemudian dia mengambil ponselnya dari nakas. Lalu dia membuka media sosialnya dan mencari teman yang akan dia kenalkan kepada Rose untuk menjadi kandidat pendonor spermatozoa. Setelah ketemu media sosial temannya itu, Samantha memperlihatkan foto pria tersebut kepada Rose.

Rose begitu bersemangat melihatnya. Rose begitu serius melihat foto tersebut. Pria itu terlihat tampan dan juga maskulin, tinggi, badannya juga bagus dan warna kulitnya sedikit kecoklatan.

"Namanya Ryan Gipsy. Keturunan Indonesia Amerika. Sekarang dia berada di Amerika. Belum menikah, umurnya 33 tahun. Dia mempunyai perusaan IT terbesar di Amerika dan dia adalah pemiliknya." Jelas Samantha.

Rose menatap foto itu dengan takjub dan terpesona, "ini yang ku cari, bebet, bibit dan bobotnya sangat pas sekali dengan kriteriaku." Katanya. "Coba hubungi dia dan minta bantuan kepadanya!" Pintar Rose dengan tidak sabar.

"Kau ini, masa langsung ku hubungi secara tiba-tiba!" Keluhan Samantha dengan jengkel.

"Semua ini harus cepat pergerakannya, karena ini menyangkut harta warisan mendiang kedua orang tuaku. Aku tidak ingin Demian yang menjadi pewarisnya, apalagi umur Demian sudah hampir 35tahun ke atas. Pasti dia akan menikah dengan wanita j4l4ng pilihannya dan harta mendiang kedua orang tuaku akan di kuasainya." Seru Rose. "Jika kau berhasil melobby temanmu sekarang. Aku akan membelanjakan beberapa barang yang kau suka." Ucapnya dengan penuh Sungguh-sungguh.

Wajah Samantha langsung berubah senang mendengarnya. "Bener ya! Kau tidak bohong kan?!"

Rose menggeleng, "benar!!" Teriaknya gemas dengan Samantha.

Lalu Samantha mencoba menghubungi Ryan dengan ponselnya. Sudah sangat lama dia tidak berbincang dengan Ryan, sekali menghubungi Ryan pasti nanti akan mengejutkan pria itu.

Tidak lama panggilan telepon dari Samantha di angkat oleh Ryan.

"Halo, Ryan. Apa kabar?!" Tanya Samantha ketika mendengar suara berat milik Ryan di sebrang sana.

Rose meminta Samantha untuk loudspeaker ponsel tersebut.

"Samantha? Oh God!! Aku tidak percaya kau menelponku..." Kata Ryan, "aku baik, bagaimana denganmu?"

Lalu basa basi antara Samantha dan Ryan di mulai. Ryan ternyata berada di Indonesia tepatnya di pulau Bali karena ada sebuah pekerjaan yang sedang dia kerjakan saat ini. Mereka saling bercerita satu sama lain dan bertukar cerita.

"Ryan, apa kau sudah menikah?!" Tanya Samantha dengan ragu.

"Belum," Jawab Ryan membuat Rose berteriak pelan dan begitu senang.

Berarti ada secercah harapan bagi Rose saat ini. Lalu Rose meminta Samantha untuk langsung to the point kepada Ryan.

"Oh belum! Bagus deh!!" Seru Samantha dengan tawa canggung. "Ryan, boleh aku meminta bantuan padamu?" Tanya Samantha lagi dengan ragu.

"Tentu saja jika aki bisa, aku akan membantumu!" Kata Ryan.

Samantha menghela napasnya, "jadi begini Ryan, aku ada teman yang sangat butuh bantuan. Jadi temanku ini butuh pendonor."

"Temanmu sakit?" Tanya Ryan.

Samantha menggeleng, "tidak, dia tidak sakit. Dia butuh pendonor spermatozoa untuk membuahi sel telurnya." Ucapnya dengan ragu.

Rose yang mendengar hal itu langsung tersenyum senang. Dia berdoa semoga Ryan mau mendonorkan spermanya itu.

"Oh donor sperma..." Ucap Ryan, "tunggu!! Donor apa???! Donor spermatozoa??" Seru Ryan yang baru sadar dengan perkataan Samantha.

"Iya donor sperma, untuk jadi bahan pertimbanganmu aku akan mengirimkan foto temanku itu padamu." Kata Samantha lagi.

Ryan yang masih bingung dengan apa yang dikatakan Samantha, terdiam seribu bahasa di sebrang sana. Pikirannya mencerna perkataan Samantha tadi. Donor sperma? Apakah Samantha sudah gila?? Pikir Ryan saat ini.

"Aku tahu kau bingung saat ini. Tapi kau bisa menghubungiku lagi. Jika kau berminat dan mengetahui informasinya yang lebih akurat. Dan aku akan mengirimkan foto temanku kepadamu nanti." Kata Samantha, jujur saja dia tidak enak hati kepada Ryan. Dia sangat tahu pasti Ryan sangat syok saat ini sekarang.

"Baiklah Sam, aku akan menghubungimu lagi nanti." Kata Ryan gugup setengah mati.

Lalu pembicaraan mereka lewat telepon mati begitu saja.

"Bagus!! Kita tinggal tunggu jawaban dari temanmu itu. Semoga saja dia mau." Ucap Rose dengan wajah berseri.

"Pasti sekarang Ryan menganggap aku gila!" Gumam Samantha dan Rose tidak peduli dengan hal itu.

"Jangan lupa kirimkan fotoku kepada Ryan sekarang juga!" Kata Rose dengan senyuman lebar.

***

Sementara itu di tempat lain...

Ryan masih terdiam kaku di tempatnya saat ini. Dia masih mencerna perkataan Samantha yang meminta bantuan padanya untuk menjadi pendonor spermatozoa. Dia baru mendengar hal itu.

"Kenapa kau? Seperti habis liat hantu saja!" Ucap seseorang yang baru saja masuk ke dalam ruangannya.

Ryan tersadar dari lamunannya itu, lalu dia menatapa sahabatnya yang baru saja tiba di ruangannya, "sepertinya dunia sudah gila! Temanku tadi menghubungiku. Dan dia meminta bantuan padaku. Dan kau tau apa yang dia minta dariku??!" Tanyanya menatap sahabatnya itu.

Sahabatnya mengangkut bahunya sambil merapikan dokumen di depannya.

"Dia meminta bantuan padaku untuk mendonorkan sperma milikku untuk membuahi sel telur temannya. Itu adalah hal yang gila!!" Ucap Ryan tidak habis pikir.

Sahabatnya yang mendengar hal itu hanya tersenyum miris mendengarnya, "sepertinya memang sudah gila." Balasnya.

Tidak lama notifikasi pesan masuk ke dalam ponsel Ryan, ternyata dari Samantha. Ryan langsung membukanya.

||Ini adalah sahabatku bernam Rose Elizabeth. Dia sangat membutuhkan pendonor spermatozoa untuk membuahi sel telurnya.||

Isi pesan itu membuat Ryan tercengang. Jujur saja wanita bernama Rose terlihat cantik di foto yang dikirimkan Samantha. Lalu Ryan memberitahu kepada sahabatnya itu.

"Lihat ini wanita yang ingin dibuahi sel telurnya." Ucapannya kepada sahabatnya.

Kemudian sahabatnya melihat ponsel Ryan. Sedetik kemudian keningnya berkerut, dia sangat mengenal gambar diri foto itu. "Rose??!" Peliknya tidak percaya.

"Kau mengenalnya??" Tanya Ryan heran.

Sahabatnya mengangguk, "tentu saja!! Dia adalah adik angkatku yang kabur begitu saja tujuh tahun terakhir ini!!" Serunya dengan tatapan sulit diartikan.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel