Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2

***

Mendengar apa yang dikatakan oleh Rose membuat Samantha begitu terkejut, "kejadian malam itu?!" Tanya Samantha mengulang perkataan Rose, dia begitu penasaran dengan apa yang Rose katakan. "Apa yang terjadi malam itu denganmu dan juga Demian?!" Tanya Samantha dengan wajahnya yang sangat ingin tahu.

Rose mengigit bibir bawahnya, dia begitu bodoh karena telah keceplosan berbicara kepada Samantha tentang rahasianya yang sudah dia simpan bertahun-tahun. Meskipun Samantha adalah sahabatnya, Rose tidak ingin sahabatnya itu tahu tentang apa yang terjadi dengannya dan juga Demian. Yang Samantha tahu jika Rose sangat membenci Demian dalam hidupnya.

"Tidak terjadi apapun antara kami. Mungkin kau salah dengar," Elakkan Rose dengan senyuman kaku.

Samantha berdecak sebal, dia sangat tahu jika sahabatnya itu sedang berbohong kepadanya. "Aku tidak mungkin salah dengar, aku sangat jelas mendengar semua perkataanmu! Apalagi perkataanmu yang terakhir, 'buktinya aku tidak hamil setelah kejadian malam itu'. Memang apa yang terjadi di antaramu dan juga Demian?!" Tanyanya lagi dengan rasa penasaran yang sangat tinggi.

Rose menghela napasnya berat, akhirnya semua yang dirahasiakan selama ini dari Samantha terbongkar juga. Padahal dia sudah mencoba menutup rapat semua rahasia itu dari siapapun. Haruskah Rose menceritakan semua kisahnya kepada Samantha? Jujur saja itu adalah aib untuk Rose.

Samantha menatap Rose dengan rasa yang ingin tahu, kedua matanya menyipit melihat Rose yang sedang kalut dengan pikirannya saat ini. "Jika kau ingin menceritakan hal itu kepadaku, aku akan membantumu untuk mencari kandidat yang sangat pantas untukmu. Kebetulan dia adalah teman baikku ketika kami berkuliah dulu. Dan dia berada Amerika saat ini. Mungkin aku bisa bicara padanya dan merayunya, sehingga dia bisa mendonorkan spermatozoa miliknya kepadamu. " Katanya membuat Rose menatapnya dengan mata melebar.

"Mengapa kau tidak mengatakan hal ini kepadaku sejak kemarin?!" Tanya Rose memekik heran, "jika tahu begitu aku tidak perlu repot- repot selama enam bulan terakhir ini mencari pria yang bisa mendonorkan spermatozoanya kepadaku!" Keluh Rose.

Samantha tersenyum malas, "semua yang kau inginkan tidak semuanya harus dipenuhi, butuh perjuangan. Sekarang ceritakan padaku apa yang terjadi denganmu dan Demian." Katanya menatap Rose.

Rose menarik napasnya panjang, tertunduk sebentar dan menatap Samantha kembali. Sejak dulu keinginan Rose selalu dipenuhi oleh kedua orang tuanya. Dan membuat Rose menjadi pribadi yang sangat manja dan tidak ingin berusaha dalam mendapatkan sesuatu yang dia inginkan. Setelah mendiang orang tuanya meninggal akibat kecelakaan, Rose begitu terpuruk dan merasa tidak bisa melakukan apapun tanpa kedua orang tuanya. Meskipun Rose mempunyai kakak angkat bernama Demian Dimitrov, Rose merasa seorang diri. Apalagi sejak kehadiran Demian, saat Rose berumur sepuluh tahun, Rose tidak begitu dekat dengan Demian.

Ayahnya Rose sangat mencintai dan menyayangi Demian, ayahnya sangat menginginkan anak laki-laki dalam hidupnya. Begitu juga ibunya Rose. Bagi kedua orang tua Rose mempunyai anak laki-laki sangat penting karena bisa meneruskan semua bisnis mereka. Sampai pada akhirnya, ayahnya Rose menyekolahkan Demian di Amerika, agar Demian mendapatkan pendidikan yang bagus disana. Rose sangat cemburu dengan hal itu. Pertemuan Rose dengan Demian hanya setahun lamanya. Dan mereka baru bertemu kembali ketika ibu dan ayahnya Rose meninggal.

Demian datang ke dalam kehidupan Rose dan menjadi wali orang tua Rose. Demian begitu posesif kepada Rose. Rose tidak boleh pergi ke club, bergaul dengan banyak pria, dan masih banyak lainnya. Rose benar-benar jengah dengan sikap Demian yang begitu posesif kepadanya. Rose semakin mengibarkan bendera perang kepada Demian ketika tahu Demian  memiliki 70% saham dan harta milik orangtuanya.

Rose yang tidak menerima hal itu meminta Demian untuk menyerahkan semua dokumen penting milik kedua orangtuanya. Dan terjadilah malam petaka itu, malam yang tidak akan pernah bisa Rose lupakan sepanjang hidupnya.

***

Flashback...

"Serahkan semua dokumen penting milik kedua orangtuaku!" Pinta Rose dengan marah menatap Demian yang sedang menatapnya dengan tangan melipat.

"Jika aku serahkan padamu, mau kau apakan?" Tanya Demian dengan begitu santai.

"Itu bukan urusanmu!!" Rose berkata dengan penuh penekanan, wajahnya mendongak menatap Demian. Tinggi Rose hanya sebahu Demian. "Kau hanya anak angkat ayah dan ibuku, kau tidak punya hak apapun!!" Katanya lagi.

Demian menaikan salah satu alisnya, "iya lalu?"

"Lalu serahkan dokumen milik keluargaku sekarang juga!" Seru Rose dengan amarah.

Demian menghela napasnya, "jika tidak ku serahkan bagaimana?" Tanyanya dengan wajah menunduk mengikuti tinggi Rose.

"Jika tidak kau serahkan, aku akan melakukan apapun agar kau serahkan! Termasuk menyerahkan diriku padamu!" Ucap Rose sembarangan bicara.

Demian tertawa mendengarnya, "kau ini, denganku saja bisa berbicara seperti itu. Apalagi dengan orang lain, pasti semua perusahaan yang telah di bangun ayah dan ibumu akan hancur lebur." Balasnya di sela tawanya.

Rose langsung mendorong bahu Demian yang begitu kekar seperti pohon, Rose begitu marah dengan apa yang Demian tuduhkan untuknya. "Jangan maling teriak maling! Jangan-jangan kau sendiri kan yang mau menguasai seluruh aset milik orangtuaku agar kau gunakan untuk foya-foya dan tidur dengan banyak wanita di luar sana!!" Makinya penuh amarah. Rose sangat yakin selama Demian di Amerika kehidupan Demian sangat kebarat-baratan dan sering melakukan hubungan satu malam dengan banyak wanita menggunakan uang perusahaan milik ayahnya.

Demian semakin tertawa kencang mendengar semua apa yang dikatakan oleh Rose. Semua yang Rose tuduhkan tidak ada satupun yang benar. Tetapi Demian lebih memilih untuk diam daripada menjelaskan kepada Rose. Demian sangat tahu seperti apa adik angkatnya itu. Yang tidak pernah mau mendengar orang lain dan lebih suka dengan jalan pikirannya sendiri, terlalu manja, juga egois.

"Katamu tadi, kau akan melakukan apapun agar aku bisa menyerahkan semua dokumen penting itu, termasuk menyerahkan dirimu. Memang apa yang akan kau serahkan padaku?" Tanya Demian dengan salah satu alis terangkat. Dia agak penasaran.

Rose langsung melangkah maju dan sekarang tubuhnya begitu dengan Demian. Lalu Rose melingkarkan kedua tangannya di leher Demian. "Menyerahkan apa yang bisa kau dapatkan dengan wanita di luar sana, kau mengertikan maksudku?!" Tanya Rose berbisik dan terus menatap Demian dengan sedikit menggoda.

Demian tersenyum tipis melihat kelakuan Rose saat ini. Rose memang sedang menggodanya saat ini, tetapi Demian bisa merasakan tubuh Rose sedikit gemetar. Namun, Rose berusaha menutupi hal tersebut.

Lalu Rose memainkan jemarinya di leher Demian, lalu naik ke wajah Demian. Baru kali ini Rose begitu dekat dengan Demian. Wangi maskulin dari tubuh Demian sangat membuat Rose menyukainya. Dan Rose juga baru menyadari jika kedua bola mata Demian berwarna abu-abu. Rose tahu jika Demian di adopsi ayahnya di panti asuhan di Singapore dan Demian mempunyai darah keturunan.

"Jika aku menyerahkan diriku kepadamu, aku juga ingin kau memenuhi janjimu untuk menyerahkan dokumen penting milik keluargaku." Ucap Rose menyentuh rahang wajah Demian yang di penuhi jambang tipis.

"Aku belum buat janji apapun kepadamu," Balas Demian, dia sangat bingung dengan Rose. Dia tidak mengatakan perjanjian apapun.

Rose tersenyum tipis, "aku sangat yakin setelah ini kau akan berjanji padaku untuk menyerahkan dokumen penting itu kepadaku. Yaitu dokumen surat-surat harta keluargaku." Kata Rose, sedetik kemudian dia mencium bibir Demian.

Demian yang merasakan ciuman itu sangat terkejut. Lalu dia menjauhkan tubuh Rose dengan kedua tangannya dan dia menatap Rose dengan pandangan tidak percaya. "Apa yang barusan kau lakukan?!" Tanyanya heran menatap Rose yang sedang tertawa di hadapannya.

"Menc1ummu lah! Memang apalagi?!"

Demian berdecak, "kau adalah adikku, meskipun adik angkat. Tidak sepantasnya kau melakukan hal ini padaku!" Nasehatnya.

"Jika menurutmu tidak pantas, maka dari itu serahkan sekarang juga!" Ujar Rose dengan nada membentak.

Demian hanya terdiam mendengar apa yang dikatakan oleh Rose. Dia sangat tidak mengerti dengan jalan pikiran Rose. Demian sendiri sudah berjanji kepada ayahnya Rose untuk menjaga Rose dan juga seluruh aset milik ayah Rose.

"Mengapa kau diam saja?" Tanya Rose dengan raut marah karena melihat Demian hanya bergeming.

Demian menggeleng pelan dan berbalik dari hadapan Rose. Melihat Demian meninggalkannya begitu saja, Rose langsung membalik tubuh Demian dan membuat Demian kini bertatapan kembali dengan Rose.

Tanpa rasa ragu, Rose kembalinya menc1um bibir Demian. Melumatnya dengan penuh rasa amarah. sedetik kemudian Demian melepaskan c1um4n Rose dan menatap Rose dengan mata menyipit.

"Jika kau mencium ku lagi, aku tidak segan-segan untuk tidak melakukannya denganmu. Dan kau jangan menyesal dengan apa yang sudah terjadi nantinya. Aku pun tidak punya janji apapun terhadapmu." Kata Demian menatap Rose dengan hembusan napas yang berat.

Rose tidak peduli, dia kembali menc1um bibir Demian. Demian yang merasakan itu hanya bisa mengumpat dan membalas c1um4n dari Rose dengan rasa menggebu.

Hingga terjadilah malam petaka itu bagi Rose. Malam dimana dia menyerahkan keper4wan4nnya untuk Demian.

***

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel