Rumah Sakit
Markas Black Devil
Ada Deymond bersama dengan baby Karel datang ke markas setelah tadi mengantar Zhea ke sekolah.
Ya Deymond memang sengaja mengantar Zhea ke sekolah dengan membawa baby Karel sebagai alasan.
Membayangkan hal tadi membuat Deymond tidak bisa berhenti tersenyum.
"Kamu tadi lihat son, bagaimana wajah calon mamamu? Merah merona karena malu."
Deymond mengajak bicara putranya.
"Tapi bukankah papamu ini sangat cerdas son? Coba aja tadi papa enggak ngantar mamamu. Dia pasti akan nolak tawaran papa."
Deymond merasa bangga dan senang kala tawarannya diterima meski sedikit terpaksa karena terdesak suatu keadaan.
Kakinya melangkah ke ruang tengah di mana terlihat teman- temannya tengah berkumpul kecuali Zero.
"Baby Karel."
Sapa Arka yang terlihat begitu antusias kala melihat baby Karel.
"Tolong jaga dia sebentar."
Arka dan Galen sontak langsung membawa baby Karel pergi dari ruang tengah.
Namun mereka kembali mendekati Deymond.
"Siapa wanita yang kemarin malam kau panggul?"
Galen langsung mengintrogasi Deymond karena rasa penasarannya yang tinggi.
"Jaga putraku. Aku akan memberitahu kalian nanti."
Dengan patuh mereka berdua langsung pergi tanpa bertanya babibu lagi.
Setelah mereka pergi, Deymond langsung duduk di samping Calvin yang sibuk dengan ponselnya.
"Jangan tanya apapun. Aku akan memberitahumu semaunya nanti."
Deymond langsung buka suara kala melihat Calvin hendak membuka mulutnya.
Calvin berdecak kala tebakan Deymond salah.
"Bagaimana bisa kau begitu tega menyerahkan putramu pada mereka? Apa kau tidak takut sesuatu terjadi dengan putramu? Dua pria kosong itu seorang amatir."
Calvin masih fokus dengan ponselnya.
"Tapi aku lebih tidak tega menitipkan putraku padamu."
Calvin langsung menoleh, menatap dingin Deymond.
"Kenapa? Terakhir kali kau menangis saat baby Karel kencing di celanamu."
Calvin langsung berdeham sekilas, memalingkan wajahnya.
Deymond berdecih kala mengingat hal itu.
"Apa kata para musuh di luaran sana. Tampangmu begitu dingin dan misterius, bahkan mereka beranggapan kau tidak takut dengan hal apapun, tapi siapa yang tahu jika kau pernah menangis karena dikencingi putraku."
Calvin berdecak kala Deymond terus membahas hal itu.
"Tolong berhenti membahas hal itu."
Deymond langsung menutup rapat bibirnya membuat Calvin mengacungkan jempolnya.
"Yaa, apa kau pernah dengar berapa usia perempuan bisa menyusui?"
Calvin langsung menatap Deymond dengan alis yang terangkat sebelah, menatap dada bidang Deymond.
"Apa kau berniat untuk menyusui baby Karel?"
Deymond tanpa segan langsung memukul kepala Calvin dengan bantal sofa.
"Cepat jawab, berapa usia perempuan bisa menyusui?"
Calvin tak percaya dengan apa yang Deymond tanyakan padanya.
"Yaa, bagaimana bisa kau menanyakan hal itu padaku? Aku bukan dokter. Tanyakan saja pada pastor."
Deymond berdecak kala ia tidak bisa mendapatkan jawaban yang pasti.
"Aku sempat membaca di internet. Perempuan bisa mengalami galaktorea, yaitu kondisi ASI yang keluar meski tidak hamil."
Calvin menyipitkan matanya dengan penasaran sebenarnya apa yang sedang Deymond selidiki.
"Yaa! Kau tidak sedang menjalani trans gender kan?"
Deymond berdecak sembari memukul bahu Calvin kala temannya itu terus beramsusi hal aneh tentangnya.
"Menurutmu, apa ada cara lain untuk bisa mengeluarkan ASI selain mengalami galaktorea?"
Calvin menghela napas gusar.
"Aku tidak tahu."
Deymond diam sejenak, berpikir akan sesuatu.
"Jika kita remas apa ASI nya akan keluar?"
Calvin memutar bola matanya dengan malas kala Deymond ada di puncak mesumnya.
"Aku tidak tahu."
Deymond melemparkan tatapan garangnya kala Calvin terus menjawab hal yang sama.
"Kenapa kau hanya menjawab tidak tahu? Bukankah kau mantan anggota CIA? Kukira mereka sudah sekelas Albert Einstein, ternyata otakmu tidak jauh beda dengan Arka dan Galen."
Calvin yang mendengar olokan dan hinaan Deymond sontak langsung naik darah.
"Kau kira menjadi agen CIA melajari tentang bagaimana ASI keluar? Setiap hari kami sibuk mengumpulkan dan menganalisis intelijen asing dan melakukan tindakan rahasia tanpa ada selesainya, malah ditanya kapan perempuan mengeluarkan ASI. Jika aku bisa menjawab semuanya mungkin aku akan menjadi Presiden Amerika Serikat."
Deymond manggut-manggut dengan santai mengiyakan ucapan Calvin.
"Kau benar juga. Itu artinya kita harus bertanya pada pakarnya."
Deymond langsung bangkit dari sofa menarik tangan Calvin untuk pergi dari sana.
"Apa kau akan memerah ku? Aku tidak mau," Calvin berusaha untuk melepas tarikan tangan Deymond.
"Aku akan memerah mulutmu jika kau terus berbicara."
Calvin langsung diam tanpa berniat protes.
•••
Rumah sakit
Ya di sinilah mereka berdua sekarang.
Menemui dokter kandungan.
"Ya cepat bicara sebelum aku merobek mulutmu untuk tetap terbuka," kecam Deymond mendesak Calvin untuk buka suara.
Calvin menunjuk dirinya sendiri, "Aku? Bukankah kau yang mempunyai putra? Kenapa harus aku?" bantah Calvin kala mereka sudah hampir 5 menitan hanya diam di hadapan dokter kandungan.
"Jadi bagaimana tuan? Apa yang ingin anda konsultasikan?" tanya dokter kandungan itu dengan sabar menunggu mereka berdua berdebat hanya untuk buka suara.
Calvin dengan terpaksa membuka mulutnya agar bisa segera pergi dari sana.
"Maaf dok, jika boleh tahu berapa usia seorang perempuan bisa mengeluarkan ASI?" tanya Calvin dengan malu- malu membuat dokter kandungan itu menahan senyumnya.
"Di mana istri anda, saya akan berbicara dengannya berdua."
"Istri saya lagi di rumah dok. Katakan saja pada saya."
Calvin langsung menoleh menatap Deymond dengan terkejut.
"Istri? Apa kau mempunyainya? Kapan kau meni awww."
Deymond menendang kaki Calvin untuk diam.
"Baiklah kalau begitu. Akan saya jelaskan."
Dokter kandungan itu langsung membuka laptopnya untuk menjelaskan pada Deymond.
"Pada dasarnya, ASI akan keluar dalam waktu dua minggu setelah melahirkan. Atau di bulan 5-6 masa kehamilan. Ada juga yang mengalami galaktorea, kondisi ASI yang keluar tanpa hamil."
Deymond tampak manggut-manggut paham dengan penjelasan dokter kandungan itu.
"Bisa- bisanya aku ikut dengannya dan belajar tentang bagaimana ASI keluar, bagaimana jika temanku tahu tentang hal ini. Pasti mereka berpikir aku agen CIA yang mesum," Calvin terlihat begitu menyesal sekali karena mengikuti Deymond ke rumah sakit.
"Lalu apa yang menjadi masalah pada istri tuan?" tanya dokter kandungan itu.
Deymond melirik Calvin sekilas lalu menatap dokter kandungan itu dengan sedikit malu.
"Istri saya masih remaja, ASI nya belum keluar. Bagaimana caranya ia bisa menyusui jika dia tidak mengalami galaktorea, apa itu bisa dibantu oleh medis?" tanya Deymond dengan cepat dan menghilangkan rasa malunya saat ini.
"Katamu mau diperah."
Deymond kembali menendang kaki Calvin membuat dokter kandungan itu menahan senyumnya.
Calvin hanya bisa meringis kesakitan dan mengusap kakinya.
"Tentu bisa tuan. Istri anda bisa menjalankan induksi laktasi, yaitu mengeluarkan ASI tanpa harus hamil dan melahirkan, intinya memberikan stimulasi dan mengosongkan payudara."
"Induksi laktasi bisa dilakukan dengan cara mengonsumsi obat dan suplemen, terapi hormon serta memerah payudara ibu bayi itu sendiri. Untuk memerah ASI itu sendiri, anda harus melakukannya 2 bulan sebelum istri anda menyusui. Tuan bisa menggunakan pumping ASI elektrik yang kini sudah tersedia di semua supermarket."
Deymond tampak manggut-manggut mendengar penjelasan dokter kandungan itu.
"Dia tidak butuh pumping ASI elektrik itu dok, dia akan melakukannya secara alami."
Deymond langsung melayangkan tatapan tajamnya pada Calvin.
Calvin yang mendapatkan tatapan itu sontak langsung mengalihkan tatapannya.
"Baik dok. Terima kasih untuk penjelasannya. Saya akan kembali dengan istri saya nantinya," Calvin yang mendengar hal itu sedikit tercengang.
"Istri gaib mana yang dia maksud?" gumam Calvin heran.
Calvin yang sudah malu dari ubun- ubun sampai mata kaki, bergegas keluar dari ruangan.
Deymond yang teringat akan sesuatu sontak kembali bertanya pada dokter kandungan itu.
"Oh iya dok, biasanya perempuan berapa hari saat menjalani datang bulan? Apa hampir satu bulan?" Dokter kandungan itu langsung tersenyum.
"Tidak sampai tuan, masa itu berbeda-beda untuk setiap perempuan. Paling normal perempuan datang bulan 7 hari."
Deymond yang mendengar hal itu terlihat mengulum bibirnya.
"Makasih dok."
Deymond bergegas keluar dari ruangan dan menyusul Calvin yang sudah menunggunya di mobil.
Dokter kandungan itu tidak bisa menahan senyumnya kala melihat dua pria tampan ini.
"Aku jadi penasaran, seperti apa rupa istrinya."