Bab 9 . Akan Segera Menikah
"Apa yang membawamu kemari sepagi ini?" tanya Bella yang segera menghampiri Nicholas.
Nicholas tidak menjawab pertanyaan itu. Dirinya tahu, setiap hari Sabtu pagi Bella akan ditinggal sendirian oleh ibunya dan karena alasan itulah dirinya datang ke sini pagi-pagi sekali.
Bella menatap lekat ke arah Nicholas. Setelah mengenal pria itu begitu lama, Bella tahu ada yang mengganggu pikiran pria itu.
"Ada apa?" tanya Bella cemas.
Nicholas menyentuh wajah Bella dan berpikir, Bella begitu berbeda dengan saudarinya itu. Bella tidak memiliki kecantikan Crystal, tetapi senyum Bella dapat menerangi hatinya. Bahkan, pakaian yang dikenakan adalah pakaian itu-itu saja. Kaos dan celana jeans lusuh. Tidak ada riasan apapun di wajah manis Bella dan itu dulu yang disukainya, saat dirinya belum memiliki pergaulan seluas sekarang. Nicholas akan mulai membandingkan penampilan Bella dengan kenalan wanita lainnya dan itu membuat Nicholas merasa begitu buruk.
Tanpa peringatan apapun, Nicholas menangkup wajah Bella dan menciumnya. Tentu Bella terkejut dan sempat membeku beberapa saat, tetapi pada akhirnya Bella akan selalu menyambut Nicholas.
Nicholas mencium Bella dengan penuh gairah. Hal yang tidak pernah dilakukan sebelumnya.
Bella kembali terkejut, dirinya belum pernah merasakan ciuman seperti ini. Belum lagi tangan Nicholas yang diletakkan di tempat yang mana belum pernah disentuh pria itu. Jantung Bella berdebar begitu cepat, bahkan rasa menggelitik menjalar di seluruh tubuhnya. Tanpa sadar, tangan Bella memeluk leher Nicholas. Ciuman mereka bersambut dan gairah pun semakin menggelora.
Mereka melakukannya dengan cepat di ruang tamu. Bella hanya mengikuti ke mana Nicholas membawanya dan dirinya hanyut mengikuti arus. Setelah itu semua selesai, Nicholas memeluk tubuh Bella dan mereka berdua berbaring di sofa lusuh milik keluarga Swan. Nicholas sebenarnya ingin momen ini terjadi, saat mereka berdua resmi menikah. Namun, hal-hal menjadi tidak terkendali terutama perasaannya. Dirinya selalu merasa berhutang kepada Bella. Ya, Bella banyak berkorban demi dirinya, belum lagi perlakuan ibunya terhadap Bella begitu buruk.
"Kita akan segera menikah!" janji Nicholas. Ya, dirinya berharap Bella mengandung dan tidak ada alasan bagi ibunya untuk menolak calon cucu keluarga Hall.
Bella meringkuk di dalam pelukan kekasihnya itu. Dirinya mengangguk setuju. Itu adalah harapannya menjadi menantu keluarga Hall dan berharap itu segera terjadi.
Nicholas turun dari sofa dan mengenakan pakaiannya kembali. Lalu, Nicholas membantu Bella berpakaian. Setelah memberi pelukan dan ciuman di kening Bella, Nicholas pun pamit.
***
Satu minggu kembali berlalu dan Bella melewati harinya dengan hati berbunga-bunga.
Bella melakukan kegiatan yang sama setiap hari bersama ibunya. Selama ayah berada di penjara, ibu tidak pernah menjenguk beliau bahkan melarang mereka.
Emosi ibu sangat buruk belakangan ini, karena ayah akan segera dibebaskan dan itu membuat ibu risau. Tidak banyak yang dapat dilakukan Bella untuk menghibur ibunya. Karena sampai saat ini, ibu masih menjaga jarak.
***
Nicholas berada di kampus. Berkat otaknya yang cerdas, dirinya mampu menyelesaikan kuliahnya lebih cepat dibandingkan mahasiswa lain. Bahkan firma hukum ternama di kota ini sudah mengajukan penawaran untuk merekrut dirinya. Hal itu sangat membanggakan, karena pengacara yang dapat berganbung di firma itu adalah mereka yang hebat dan berprestasi.
Nicholas memiliki janji temu dengan pihak firma itu hari ini. Dirinya akan pergi ke sana setelah pulang dari kuliah.
Kabar itu menyebar ke seluruh kampus. Tidak dipungkiri, Nicholas adalah mahasiswa yang paling dikagumi. Tentu kehebatan Nicholas juga sampai ke telinga Crystal. Crystal tidak mengikuti kelas dan berkumpul di kafe dekat kampus bersama teman-temannya.
Crystal sendiri juga sudah menjadi salah satu model utama di perusahaan produk kecantikan milik sugar dady nya. Yah..., pria tua yang membiayai hidupnya dan sebagai balasan, Crystal harus menghangatkan ranjang pria itu. Crystal tidak peduli, yang penting dirinya memiliki banyak uang dan segera dapat pindah ke apartemen miliknya.
Namun, Nicholas cukup menarik perhatiannya. Tentu karena pria itu tampan dan cerdas, tetapi alasan lainnya adalah karena pria itu kekasih saudari bodohnya itu. Crystal ingin bermain dengan pria itu dan menghancurkan kisah cinta Bella. Bella, ya Bella tidak pantas mendapatkan pria sebaik Nicholas.
Apalagi, saat ini para sahabatnya sibuk membahas soal Nicholas Hall. Pria yang paling diincar oleh para gadis.
Crystal meninggalkan meja dan berjalan ke arah taman kafe, lalu mengeluarkan ponsel dari tas tangan merek ternama.
Crystal menghubungi nomor Nicholas. Seperti perkiraannya, pria itu mengabaikan panggilannya. Semakin diabaikan, maka Crystal semakin berusaha menghubungi pria itu. Lima kali panggilan dan lima kali diabaikan. Itu cukup membuat Crystal kesal. Lalu, sebagai gantinya Crystal mengirimkan pesan kepada Nicholas.
[Angkat panggilanku! Jika tidak, aku akan pergi ke kelasmu. Sekarang!]
Begitu pesan terkirim dan saat itu juga, Nicholas melakukan panggilan ke nomor Crystal.
Sebuah senyum muncul di wajah cantik Crystal dan segera menjawab panggilan itu. Dirinya selalu dipuja pria manapun, baik muda ataupun tua. Jadi, perlakuan cuek Nicholas membuatnya semakin penasaran akan pria tersebut.
"Halo!"
[Ada apa?]
"Apakah kamu sudah makan siang?"
[Jika kamu hanya menanyakan hal itu, maka aku akan memutuskan panggilan sekarang!]
"TUNGGU!"
Crystal tahu, pria itu akan memutuskan panggilannya tanpa basa-basi.
"Tuan Marc Adams, CEO Beauty Natural Group, hendak merekrut pengacara untuk anak perusahaan terbarunya. Aku adalah model utama di perusahaan itu, jadi aku merekomendasikan dirimu! Pengacara baru yang akan segera bergabung dalam firma hukum White. Bukankah sangat hebat, jika kamu berhasil merekrut pebisnis top seperti Mark Adams sebagai klien pertama!"
Di ujung sambungan ponsel itu Nicholas terdiam untuk sesaat.
[Mengapa kamu membantu diriku?]
"Hei, bukankah kita akan segera menjadi ipar! Aku hanya ingin adikku satu-satunya, memiliki suami yang mapan!"
[Baik!]
"Baiklah! Jemput aku di perusahaan Beauty Natural pukul 7, aku memiliki jadwal pemotretan hari ini!"
Setelah itu, Crystal memutuskan sambungan ponselnya dan menyimpan kembali ponsel itu ke dalam tas. Dirinya bersenandung kecil saat kembali ke meja di mana teman-temannya berada. Entah mengapa dirinya merasa bahagia, memikirkan Nicholas akan datang menjemputnya malam ini. Mark Adams adalah sugar dady nya. Hubungan mereka adalah hubungan diam-diam.
Walaupun, pria tua itu begitu hidung belang tetapi pada kenyataannya pria itu begitu takut jika istrinya mengendus hubungan gelapnya. Jadi, mereka akan bertemu secara profesional malam ini. Crystal sudah merekomendasikan Nicholas dan mengatakan bahwa pria itu adalah calon saudara iparnya. Jika tidak, maka pria tua itu akan cemburu buta.
Saat langit mulai gelap, Bella mandi dan berganti pakaian. Pakaian yang sama yaitu kaos dan celana jeans. Bella menyisir rambutnya rapi di depan kaca kecil di kamarnya. Hari ini, Nicholas akan mengajaknya makan malam. Pria itu akan merayakan keberhasilannya dapat bergabung di firma hukum White. Ya, Nicholas sangat percaya diri dan Bella juga sangat mempercayai kemampuan kekasihnya itu.
Lamunan Bella terhenti saat telepon di rumahnya berdering. Ya, bahkan dirinya tidak memiliki ponsel.
Kring kring!
"Halo!" Bella mengangkat panggilan itu.
[Bella, malam ini aku tidak bisa mengajakmu makan malam. Aku hendak bertemu dengan calon klien! Kamu tidak marah bukan?]
"Tidak, tidak! Utamakan karir terlebih dahulu. Jika sempat, mampirlah sebentar saat semua selesai."
[Terima kasih.]