Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 8 : NOMOR TELPON

" BAHKAN AKU SANGAT MENGINGINKAN KAU SELALU DALAM PELUKKU"

HAPPY READING :)

saat Abraham penasaran dengan luka yang didapat Arsana membuat Arsana menjadi pendiam dan tak mengeluarkan jawaban yang ditunggu lelaki berwajah tampan itu. Abraham sempat mencengkram bahu Arsana yang hendak beranjak dari atas tubuhnya demi sebuah jawaban mengenai luka yang didapat gadis itu. tapi, semua itu sia - sia saat Arsana dengan berani memandang nya intens agar Abraham dengan cepat melepaskannya.

" Abram mau dekat - dekat dengan Arsana ya..? " goda Arsana dan berhasil membuat Abraham dengan cepat menyingkirkan tubuh itu dari atasnya dengan kasar.

" ck sakit, gak romantis banget sih.!" decak Arsana terduduk didepan Abraham yang juga masih mendudukan dirinya.

" lo... berantem sama siapa sampe luka gitu.?"

" ihh kepo deh Abram." Arsana meleletkan lidahnya kemudian berdiri , berlalu dari hadapan Abraham dan kembali menyusun buku - buku yang belum terselesaikan.

"jawab .!"

"gue berantem sama Om - Om ." ucap Arsana santai dan itu berhasil membuat Abraham melotot dan mengepalkan tangannya geram.

" gue serius Arsana.!" tekan Abraham.

" serah deh kalau gak percaya.!" Abraham menggeram marah, entahlah mendengar ucapan enteng gadis itu membuat nya kesal dan ingin cepat - cepat beranjak dari sana agar tak melihat wajah Arsana.

" apa bener omongan anak - anak tentang lo yang jalan sam -"

" kamu percaya.?" Arsana melihat raut wajah Abraham yang memandang nya jijik.

Abraham terdiam dan menghelah napas memandang Arsana yang penuh rahasia itu dan ikut berdiri meninggalkan gadis itu sendirian didalam perpus tersebut.

Abraham termenung didepan perpus memikirkan sesuatu yang sangat ingin ia ketahui tapi belum saat nya, batinnya hingga lamunanya dikagetkan dengan suara cempreng bak kaleng rombeng milik Arsana membuat lelaki itu terlonjak dan menatap tajam kearah gadis yang hanya cengengesan membalas tatapannya.

"Abram ayok pulang.!" ucap Arsana kemudian mengandeng tangan Abraham erat, menyenderkan kepalanya dibahu lelaki itu, tanpa lelaki itu ketahui kepala nya sudah sangat sakit dan berdenyut sejak tadi,

Abraham menoleh dan melihat dahi Arsana berkeringat, mungkin efek dari beres - beres pikirnya. dan Abraham membiarkannya malas berdebat. hatinya bertanya - tanya kenapa gadis ini cepat sekali berubah bukannya tadi mereka bisa dikatakan sedang berselisih paham.? dan sekarang seperti tidak terjadi apa - apa.

setelah sampai diparkiran sekolah Abraham melepaskan rangkulan Arsana dan wajah itu terlihat sangat pucat dengan dahi bekeringat dingin ada darah mengering dipelipis gadis itu dan tampak meringis sakit, Abraham membulatkan matanya dan menopak badan itu yang akan tumbang.

" Arsana, jangan pingsan gak ada siapa - siapa sekarang. heii " Abraham mencoba menepuk - nepuk pipi tembam itu dan berhasil Arsana mengerjab - ngerjab masih dengan rintihan keluar dari mulutnya.

" sabar ya, ayok kita pulang." ucap lembut Abraham , tumben .? biasanya kasar dan dingin ehhh senangnya batin Arsana tapi sekarang bukan waktunya bersenang - senang, tubuh nya gemetar hebat dan perutnya sangat sakit bahkan kepalanya berdenyut nyeri .

Abraham memutar - mutar kepalanya mencari sesuatu yang bisa dimanfaatkan, motor nya ini jenis motor sport dan gawat jika tiba - tiba Arsana terjatuh karena tak berpegangan, dengan segera Abraham menaikkan Arsana dimotornya , ia mengangkat tubuh kecil itu dengan sangat mudah dan mendudukkan Arsana. gadis itu hanya pasrah menerima kelakuan Abraham.

Abraham kemudian naik dan menarik kedua tangan Arsana dan diletakkannya diperutnya , memerintahkan Arsana untuk memeluknya erat. " lo peluk gue erat biar gak jatuh dan jangan pejemin mata lo.!" Arsana mengangguk dan menyenderkan kepala nya dibahu Abraham tanpa disangka lelaki itu terus memegang tangan Arsana diperutnya dengan sebelah tangannya, jadilah ia membawa motor itu pelan dengan tangan satunya.

" kita kerumah sakit.!" ucap Abrhaam yang mendapat gelengan dari Arsana.

" kita kecaffe aja, aku baru sehari kerja gak mau bolos.!"

"Lo lagi sakit , lo mau ngerepotin orang banyak dengan keadaan lo kayak gini.?" sarkas Abraham geram.

" tapi... hiks aku gak mau dipecat, hiks.!" lirih Arsana.

" emang dipikiran lo cuma tentang uang, dan uang lebih penting dari kesehatan lo sendiri.?"

" iya, karena gue butuh.!" teriak Arsana membuat Abraham makin marah dan mencengkram tangan itu kuat dan menaikkan kecepatan laju motornya membuat Arsana memejamkan matanya takut.

"gue anter lo kerumah sakit, bila perluh gue bayar lo.!"

Arsana terdiam mendengar ucapan kasar Abraham dengan kasar Arsana memberontak dari pelukkan nya ketubuh Abraham dan tetap saja dengan kekuatan laki - laki nya Abraham menahan goncangan dari rontakkan Arsana dan menulikan telingahnya saat Arsana memaksa ingin turun.

lima belas menit akhirnya mereka sampai didepan rumah sakit dan dengan gerakan cepat Abraham mengendong paksa Arsana yang merontak ingin turun dan pukulan - pukulan kecil ia layangkan ke Abraham yang tak mempan sama seklai bagi lelaki itu.

" lepas ... lepasin gue, gue gak mau setan.!" teriak Arsana saat tubuhnya dibawa paksa Abraham kelobi rumah sakit.

" diem atau lo gue cium disini.!" ancam Abraham membuat Arsana berhenti berontak dan menangis dalam diamnya.

setelah sampai kedalam lobi rumah sakit, Arsana segera diambil alih oleh dokter yang menangani, sekarang gadis itu sedang diperiksa didalam salah satu ruangan dirumah sakit tersebut.

drtttt...... handphone Abraham bergetar menandakan telpon masuk tertera nama Davina dilayar ponselnya segeralah laki - laki itu sedikit beranjak dari bangsal yang ditempati Arsana.

" ehmm." sahutnya dengan orang yang menelpon.

"kenapa belum datang juga.?"

" gue masih ada urusan." sahut datar Abraham.

" urusan apa sih.?" terdengar helaan napas disebrang.

" urusan penting."

"penting banget ya.? sampe chat aku dari tadi gak dibales sama aku telponin kamu dari tadi gak dijawab - jawab." keluh Davina.

"iyaa.. penting banget. lo gak usah telpon gue ntar juga gue kesana. " Abraham mematikan sambungan telponan nya sepihak dan kembali kebangsal yang ditempati gadis keras kepala itu.

Abraham melihat raut sang dokter dan dokter mengajak Abraham untuk keluar sebentar untuk membicarakan perihal yang dialami Arsana.

"jadi apa yang terjadi dengan teman saya dok.?" tanya Abraham dengan wajah datar tak ada raut kekhawatiran disana. atau memang ia mampu menyembunyikannya.

" jadi pasien mengalami kenaikkan asam lambung, karena kurangnya asupan dan makanan pedas yang dikonsumsi dalam perut keadaan kosong. dan juga pasien Malnutrisi ." ucap dokter wanita itu. yang bernama Anita dari nametag dijas dokternya.

" Malnutrisi.? jadi teman saya kekurangan gizi dok.?" Abraham tak percaya dengan apa yang didengarnya, untuk asam lambung ya wajar karena dikantin tadi Arsana memakan makanan pedas bersama temannya tapi untuk malnutrisi.? bukankah Arsana anak orang kaya.?

dokter Anita itu menganggukkan kepalanya dan tersenyum menenangkan" iya , malnutrisi sendiri menyebabkan berat badan rendah, menurunnya kemampuan belajar, sulit konsentrasi, dan mudah terserang penyakit akibat sistem imunitas tidak optimal." jelas dokter Anita

Abraham menghelah napasnya dan menoleh kearah bangsal Arsana yang terlihat gadis itu sedang duduk memandang nya pula, " kamu tenang aja, sudah saya suntikkan vitamin dan resepkan obat buat pacar kamu.!" ucap dokter Anita dengan senyum jahilnya.

"ck bukan pacar aku tan. " kesal Abraham, yaa dokter Anita merupakan dokter pribadi keluarga Hartono. dokter umum yang masih cantik diusia nya yang tak mudah lagi. dokter Anita bahkan mempunyai anak yang berusia seumuran dengan mereka.

" bukan apa belum.?" kekehnya membuat Abraham mendelik tak suka dan meninggalkan dirinya menuju Arsana, dokter Anita hanya bisa geleng -geleng melihat sifat gengsi Abraham sejak kecil dulu.

" gimana masih mau keras kepala lagi.?" tanya Abraham sembari mengeluarkan uang merah berlembar - lembar dan menyerahkannya ke Arsana dengan wajah congkak." ni sesuai perjanjian, lo ikut gue kerumah sakit dan gue bayar lo.!" sarkas Abraham membuat Arsana memandang wajah itu benci.

Plakk.

Arsana yang mendapat hinaan seperti itu menampar wajah tampan Abraham dengan mata berkaca - kaca menahan tangisnya yang sedari tadi ia tahan. memandang wajah Abraham yang memerah seketika akibat tamparannya, dan Arsana sedikit meringis melihat itu namun ia mencoba untuk menutupi kekhawatirannya.

" gue gak butuh duit lo, gue masih punya harga diri sialan.!" ucap Arsana penuh penekanan disetiap kalimatnya.

"ohya, bukannya lo rela lakuin apapun demi uang.? " tebak Abraham dan lagi - lagi membuat Arsana terdiam.

"ya memang, gue akan rela lakuin apa aja demi uang, puas lo.!" sarkas Arsana kemudian beranjak dari bangsal ruamh sakit yang ia tempati. mendapat balasan seperti itu dari Arsana membuat Abraham geram dan kesal serta menyesal dengan sikapnya sendiri yang sudah keterlaluan seperti ini.

Abraham menarik tangan mungil yang hendak keluar itu dan mendudukan Arsana kembali keranjang rumah sakit.

"ok ok lupain, tunggu disini gue mau nebus obat buat lo.!"

" gak perluh." ketus Arsana kembali beranjak pergi.

"nurut atau gue tidurin lo disini.!" ucap Abraham menatap tajam gadis itu , Arsana langsung menciut mendengar ucapan Abraham.

...............

disepanjang perjalanan pulang dari rumah sakit, Arsana meminta Abraham mengantarnya kecaffe tempat mereka bekerja. sampai detik ini Arsana masih penasaran alasan Abraham bekerja bukankah ia anak koonglomerat dan cucu seorang sultan, bisa - bisanya bekerja.? hmmm .

Arsana memaksa Abraham untuk pulang dari rumah sakit , ia menolak untuk rawat inap, ia merasa baik - baik setelah meminum obat dari sang dokter yang ditebus oleh Abraham tadi, dan Arsana berjanji akan mengembalikan uang tersebut saat ia mendapatkan gaji nanti, obat dari rumah sakit itu sangat mahal dan Arsana harus berusaha terlebih dahulu demi membayar hutangnya dengan Abraham walaupun laki - laki itu tak sedikitpun mengungkit masalah uang yang digunakan untuk menebus obatnya.

setelah sampai Arsana disambut dengan wajah masam Davina yang merengut dengan Abraham ada apa mereka.? apakah Davina cemburu melihat Arsana bersama Abraham.? huu saingannya menambah satu kalau gini.!

( Davina )

( Davina )

sosok Davina yang cantik cukup menarik perhatian pelanggan caffe tapi setelah hadirnya Arsana caffe makin ramai apalagi pengunjung laki - laki yang terang - terangan memperhatikan Arsana yang sangat imut dengan seragam kebesarannya.

" kalian darimana.?" tanya Davina tapi Abraham mengedikkan bahunya kemudian pergi meninggalkan mereka kelantai dua.

" hei, kamu sama Abraham dari mana sih.?"

"dari rumah sakit." ucap Arsana tenang.

" ehh siapa yang sakit. Abraham ya.?" Davina sepertinya sangat gencar memperlihatkan kekhawatirannya terhadap Abraham.

"enggak kok, tadi maag gue kambuh dan Abraham nganterin kerumah sakit."

"ohya jadi masalah kamu yang kata dia penting tadi.? hmm gak penting - penting amat juga kenapa susah banget ngangkat telpon sih, sebel." gerutu Davina yang masih terdengar oleh Arsana dan cewek itu tertegun saat Davina mengatakan kata Penting. bahkan Arsana saja tak mempunyai nomor telpon Abraham.

"yaudah gue ganti baju dulu ya, bye." Arsana melenggang kearah loker untuk menganti seragamnya dan sontak terkejut melihat Abraham berdiri menyilangkan tangannya memandang dirinya intens saat memasuki ruang loker tersebut.

" ke- kenapa.?"

" mana handphone lo.?"

"buat ap-" ucapan Arsana terpotong saat Abraham sudah merampas handphonenya dan mengetik sesuatu disana, tak lama kemudian bunyi dering handphone terdengar dan berasal dari saku celana Abraham.

"simpen nomor gue, buat jaga - jaga. dan... sorry buat yang dirumah sakit. " Abraham menyerahkan handphone Arsana dan melenggang pergi dari sana tak lupa usapan tangan lelaki itu diatas kepalanya membuat sang empuh membeku dan setelah Abraham benar -benar sudah menghilang dari sana Arsana jingkrak - jingkrak kegirangan.

" demi apa... ?" gumamnya tak percaya. dengan cepat ia melihat kembali handphonenya untuk memeriksa nomor telp sang pujaan hati, "Abraham" tersemat dikontaknya dengan segera diubahnya menjadi 'Abramine' hihihi gemes ih pengen cium. oops.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel