Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

BAB 14 : ANAK JALANAN

"PERJUANGANKU MASIH PANJANG"

.

.

.

.

.

Pagi ini semua anak - anak yang terpilih dalam rangka berbagi rejeki melaksanakan tugas nya, mereka akan membagikan makanan kotak kepada para tunawisma, dipanti Asuhan dan panti jumpo.

anak - anak akan didampingi beberapa anak osis dalam beberapa kelompok.

kelompok pertama diketuai oleh Abraham, Shalom dan Anas dalam jumlah kelompok tiga puluh orang anak yang bergabung dalam dari kelas X sampai XII mereka akan berbagi rejeki kepada Tunawisma dan akan menyebar dibeberapa titik dijakarta.

kelompok kedua diketuai oleh Regan, Sandra, dan Laras dalam jumlah empat puluh orang anak yang akan berbagi dibeberapa Panti Asuhan.

sedangkan kelompok ketiga diketuai oleh Angkasa, Kalilah dan Renata dalam jumlah dua puluh lima orang anak yang akan berbagi dibeberapa panti jompo.

setelah pembagian kelompok ternyata Arsana masuk dalam kelompok satu bersama beberapa geng Danger dikarenakan anak - anak kelompok satu lebih dipilih anak - anak yang mengetahui jalanan jakarta apalagi mengenai mereka akan berbagi secara on the road nanti kecuali Alex yang memilih kelompok dua.

setelah beberapa rundingan disepakati mereka memulai kegiatan mereka ini yang juga didampingi beberapa guru dan staff sekolah, ada yang menggunakan bus sekolah, ada juga yang menggunakan kendaraan sendiri dengan bersama - sama, seperti sekarang para anak Danger lebih memilih menggunakan motor besar mereka dan makanan yang akan dibagikan terdapat didalam mobil yang mengikuti mereka.

Arsana melihat Abraham menggunakan motor ducati nya membonceng Shalom, jelas mereka bahkan sudah merencanakan pertunangan. Arsana hanya bisa menghelah napas menahan sesak didadanya merasa sakit melihat pemandangan itu.

Arsana bersama dengan Arion menyusuri jalanan jakarta melihat keseliling orang - orang tunawisma maupun beberapa pedagang kecil dan mereka - mereka yang tidak mampu ada dijalanan.

setelah berapa lama mereka sampai dipusat kota dan mulai berpencar membagikan makanan kotak dan minuman botol kepada mereka yang membutuhkan.

" Na, kesana yuk." ajak Chandra dan beberapa anak lain sembari menenteng plastik besar berisi kotak makanan.

"yuk"

"hy anak - anak" sapa Arsana saat sampai dibawah kolong jembatan melihat anak - anak kurang mampu duduk bersama - sama sembari berceloteh dan bermain.

" hy kakak - kakak .." sapa balik mereka dengan wajah bahagia.

"kakak ada sesuatu buat kalian.."

" siapa yang mau hayooo tunjuk tangan.?"

"ehhh tapi tunggu dulu, sebelum dapat kotak makanan nya kalian jawab dulu ya pertanyaan dari kakak cantik ini." ucap Hisyam tersenyum kearah Arsana yang menoleh kearahnya dengan wajah bingung.

"siapa yang berhasil jawab pertanyaan akan mendapat satu kotak makanan dan susu loh, hayooo.."

"Na, kasih pertanyaan deh.!"

"pertanyaan apa ya.?" pikir Arsana dan selang beberapa detik pertanyaan - pertanyaan simple keluar dari bibir manis itu.

" hayo empat tambah tiga berapa .? siapa yang bisa jawab.?"

" kakak aku kak, aku kak.."

" ok kamu, berapa jawabannya.?" tunjuk Arsana kepada anak yang memakai baju abu kusam dengan rambut keriwil, terlihat imut walaupun dengan keadaan kumal.

" tujuh kak.!" jawabnya dengan suara lantang.

" yee bener.. siapa nama kamu cakep.?" tanya Arsana memyuruh anak itu maju kedepan mereka.

" Arjuna kak."

"wihh namanya ganteng kek orangnya." celetuk Chandra sembari memberi satu kotak susu kepada Arjuna.

" iya dong, aku pas gede nanti mau cari istri kayak kakak cantik." mereka terkejut mendengar ucapan polos Arjuna dengan pedenya bocah kecil itu tersenyum malu - malu dihadapan Arsana.

" hehh.. masih bocah udah mikirin gituan, sekolah dulu yang bener.!" ketus Hisyam mengacak - ngacak rambut anak itu.

" yeee pasti dong."

"ok selanjutnya ......" pertanyaan demi pertanyaan dilontarkan Arsana hingga puluhan anak - anak yang berkumpul semakin ramai itu mendapat semua jatah mereka. tawa dan canda yang didapat dari mereka membuat Arsana dan kawan - kawan tak hentinya tertawa bahagia.

karena bahagia itu sederhana, membuat orang lain tersenyum saja sudah membuat hati senang.!

Abraham yang tak sengaja melewati kolong jembatan itu memperhatikan interaksi mereka, entah apa yang ada didalam pikiran laki - laki itu hingga terus memandadng wajah Arsana yang tertawa bahagia, hingga membuat dirinya juga tersenyum tipis.

tawa itu seakan sangatlah langkah dilihatnya hingga segerombolan pemuda yang memakai baju bak preman mengagetkan mereka dengan membuat rusuh. " siapa suruh kalian istirahat.!!" ucap satu dari empat orang itu berteriak keras sampai membuat Arsana terlonjak dan mata gadis itu sontak membulat saat tangan preman itu menarik pergelangan tangannya kasar.

Abraham yang masih memperhatikan mereka segera menghampiri kekacauan itu.

" lo nyentuh dia, lo berurusan sama gue.!" ancam Abraham dengan wajah datarnya.

"alah siapa suruh ni cewek bikin adek - adek gue gak kerja malah makan disini sambil ketawa gak jelas."

"ehh apa - apaan lo megang tangan temen gue." teriak Chandra.

"lepasin bangsat.!!" Arion merebut paksa tangan Arsana dari pemuda itu

" gak akan sebelum kalian ganti rugi waktu gue, kalian udah buang - buang waktu mereka buat cari duit sialan!!"

"lo udah gede gak malu hah, memperalat anak kecil buat cari duit." marah Hisyam berdiri kedepan mengikuti para sahabatnya.

"terserah gue gak mau denger omongan kalian, sekarang cepet kasih kami duit baru ni cewek gue lepas."

"lo apa - apaan sih, lepasin gue!!" teriak Arsana membuat preman yang mencekal tangannya menjambak rambutnya hingga kepala nya menongak kebelakang, melihat itu Abraham makin geram dan maju kedepan lelaki itu ,namun beberpa preman mengeluarkan senjatanya .

ada yang membawa pisau kecil, celurit dan beberpaa kayu balok besar, mereka sontak terkejut dan sedikit mundur karena para preman itu maju dengan beberapa benda tajam diacungkan kedepan .

Akhh....... beberapa teriakkan menggema dikolong jembatan ini, orang - orang yang menyaksikan kekacauan ini tak ada yang berani dengan para preman itu karena mereka sudah terkenal dengan keganasannya.

" gak bisa dibiarin ni Al." ucap Arion pelan kepada Althaf yang sudah emosi, Abraham sudah mengepalkan tangannya dan bergerak maju tak terbaca karena laki - laki itu tiba - tiba menyerang preman yang menyambak rambut Arsana.

bugh ... bugh ... brakkk

sett ... brugh ... bugh

perkelahian tak terelakkan dari anak - anak Danger dan Abraham kepada para preman. Abraham berhasil melepaskan cekalan tangan preman itu terhadap Arsana, hatinya sudah panas melihat Arsana yang diperlakukan seperti itu.

bugh

bugh

Abraham menonjok habis - habisan wajah laki - laki sangar itu , Arsana yang melihat perkelahian itu hanya terduduk disudut, kepala nya berdenyut sakit karena bak kaset rusak semua memori kekerasan yang diterimana terulang kembali.

tak luput juga anak - anak yang lain mereka juga mendapatkan luka memar dan beberapa luka dari benda tajam yang sempat digunakan para preman. perkelahian usai karena para preman memilih mundur dan melarikan diri.

Abraham berlari menghampiri Arsana dan memeluk erat tubuh ringkih gadis itu. beberapa menit kemudian ia melonggarkan pelukkanya

" kamu gak papa.?" ucap lirih Abraham melihat Arsana gemetaran ketakutan, gadis itu memperhatikan wajah lebam Abraham dan beberapa luka kecil.

Arsana menganggukan kepalanya dan tangan mungil yang masih gemetaran itu meraih wajah Abraham meringis sakit merasakan bengkak diwajah tampan itu.

" sett.... kamu terluka gara - gara aku.. hiks ..." tangis Arsana pecah memegang kedua sisi wajah Abraham. laki - laki itu memandang intens wajah sembab Arsana dan melirik pergelangan gadis itu yang berdarah hingga suara gadis lain memecah momen itu.

"Abraham...!!! kamu kenapa.?" teriak Shalom mendekat dan tangannya mendorong Arsana hingga Arsana sedikit terjungkal kebelakang dan Shalom memandang wajah penuh lebam Abraham, gadis itu menggeram marah dan memandang sengit kearah Arsana yang menunduk.

" dasar pembawa sial, lo tuh bikin sial semua orang tau gak.! bisa gak sih lo sadar. lo tuh udah bikin semua ini terjadi, gara - gara lo Abraham kayak gini tau gak. pembawa sial pergi sana loh " teriak Shalom murka membuat Abraham menajamkan matanya memandang Shalom sengit.

"jaga omongan lo, semua bukan salah Arsana. ! minggir " Abraham hendak menghampiri Arsana tapi keduluan Arion yang sudah mengendong gadis itu dan pergi membawa keluar jembatan.

"jaga ucapan lo ja**ng.!" ucap tajam Arion kemudian berlalu pergi yang diikuti para anak - anak lain.

"minggir bi*th." celetuk Chandra ketika berada didepan Shalom.

" iuww jijik gue."

Abraham terdiam melihat kejadian itu, Arion mengendong Arsana. hatinya merasa diremas kuat, ia tak sanggup. inikah rasanya terlambat.. dan kepalanya masih berkeliaran memikirkan darah dipergelangan tangan Arsana apakah terluka lagi.?

Shalom sudah mengepalkan tangannya geram.

"tunggu pembalasan gue Arsana j*lang sialan" batin Shalom benci.

....................

setelah kejadian tersebut para anak osis kembali kesekolah sedangkan anak - anak yang ikut dalam rangka ini dibolehkan pulang.

Arsana yang diantar oleh Arion kembali kerumahnya hanya diam bersandar dibahu Arion. ia merenungi semua kejadian dalam hidupnya, meresapi semua kata - kata kakaknya. benarkah ia seroang pembawa sial. haruskah ia pergi dari semua orang yang dekat dengan nya.

"sudah, gak usah didengerin omongan Shalom. palingan dia cuma iri sama lo." ucap Arion tenang yang dibalas anggukkan Arsana dibahu kekar laki - laki itu.

"udah sampe, lo mau sampe kapan nyaman dibahu gue." sindir Arion ketika motor besarnya berhenti didepan pagar hitam menjulang.

" ehhmmm makasih yah Yon, gue... balik dulu." ucap Arsana kemudian hendak memutar tubuhnya tapi urung karena Arion menahan tangannya.

" lo... gak papa.?" tanya laki - laki itu memandang wajah Arsana intens.

"gak papa, lo balik gih. hati - hati dijalan." lirih Arsana sembari menampilkan senyum agar laki - laki itu percaya.

"ehm yaudah kalau ada apa - apa telpon gue aja. gue siap 24 jam buat lo." ucap lembut Arion yang diangguki Arsana kemudian tangan laki - laki itu terulur dipipi Arsana " jangan lupa obatin luka lo." Arsana tersenyum dan mengangguk.

" lo juga! maaf gak bisa ngobatin lo dan anak - anak."

" iya gak papa, udah biasa ini. yaudah gue balik dulu. Assalamualaikum." ucap Arion kemudian benar - benar meninggalkan Arsana didepan rumahnya.

"waalaikumsalam."

Arsana terdiam dan merasa janggal seperti ada yang memandangi dirinya dari jauh tapi tak ada siapa - siapa saat dirinya menolehkan keaplanya kekanan dan kekiri.

merasa tak ada siapa - siapa Arsana memasuki rumahnya dengan berjalan gontai.

tanpa mereka ketahui ada laki - laki duduk diujung jalan bersama motor ducati hitamnya melihat semua pemandangan yang menyayat hatinya, sikap Arion kepada gadis itu membuat hatinya sesak,ia rela meninggalkan tugas sekolah demi mengikuti kedua orang tadi.

mulai saat ini ia tak percaya bahwa Arion tak mempunyai rasa terhadap Arsana. laki - laki itu memandang rumah tersebut hingga beberapa menit kemudian ia kembali menjalankan motornya dan meninggalkan rumah itu dengan rasa sesak yang menyakitkan.

rasanya ia tak akan sanggup lagi saat ni, apakah harus sekarang agar tak kehilangan untuk kedua kalinya..?

.

.

.

.

.tobe continued*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel