Bab 6. Reva yang Polos
Gilang.....
Terdengar suara ibu gilang yang memanggilnya.
"iya buu.." saut gilang sambil menghampiri ibunya.
"ada apa bu?" tanya gilang yang sudah berdiri di hadapan ibunya
"Ini tante kamu menelfon ibu, katanya suami tante kamu, besok ada tugas diluar negri, tante kamu lagi sibuk mengurus bisnisnya, jadi kamu disuruh kesana buat bantuin tante kamu sementara" tutur sang ibu.
"Haah... kok mendadak sih" keluh gilang.
"Mana ibu, tau. sudah, kamu kesana saja. kasian tante kamu" ujar sang ibu.
"Ya udah, iyah. besok pagi aku berangkat" ujarku dengan terpaksa.
"sial banget sih, baru aja aku nikmatin hidup bareng nita, reni sama silvi sekarang malah disuruh ketempat tante, mana lama lagi" gerutu gilang dalam hatinya.
ke esokan harinya gilang pun berangkat kekota B dengan menggunakan kereta.
Setelah tujuh jam perjalanan, gilang pun sampai, dia langsung mengabari tantenya.
karna sudah lama sekali gilang tidak pernah berkunjung ke kota B dan menui tantenya sehingga diapun lupa lokasi rumah tantenya itu.
gilang langsung menelpon sang tante. "hallo tante, gilang sudah sampai di stasiun kota B nih" ujar gilang kepada sang tante disebrsng telfon.
Setelah menelfon sang tante, gilang duduk dipinggir jalan, tak lama kemudian datang mobil berwarna merah dan berhenti tepat didepan gilang.
Terlihat dari dalam mobil turun seorang wanita berambut panjang dan berumur sekitar 35 tahun, dengan tinggi badan 165cm berbadan ramping dengan ukuran dada yang begitu menonjol.
"Gilang..." wanita itu memanggil gilang.
"Ini, tante erna?" ujar gilang
"Iya, ini tante. masa kamu lupa sama tante sendiri" ujar erna.
"Bukannya lupa tante, tapi sekarang tante beda banget" ujar gilang.
"Beda apanya? udah ayo cepet masuk mobil" ajak tante erna kepada gilang
Gilang bersama tantenya pun langsung masuk kedalam mobil, tante erna yang menyetir mobil langsung tancap gas.
di perjalanan mereka berdua terus mengobrol.
"Kamu sekarang sudah besar yah, dulu terakhir tante ketemu, kamu masih sekolah" ujar erna.
"ya iyalah tante. kan aku dikasih makan sama ibu hehe" jawab gilang.
"Yee.. dasar. kamu belum kerja Lang?" tanya erna.
"Belum tante. sekarang cari kerja susah" ujar gilang.
"Iya sih, jaman sekarang mau cari uang aja harus pakai uang dulu" uajr erna
"Ya.. begitulah jaman sekarang" ujar gilang.
"Kamu buka usaha aja, lang?" ujar erna.
"Buka usaha apaan, tante?" tanya gilang.
"Ya.. apa kek. kalau kamu mau buka usaha, nanti tante modalin deh" ujar erna.
"Serius nih, tante?" ujar gilang ragu.
"Serius. tapi kamu fikirkan dulu mau usaha apa" ujar erna.
"Siap, tante. nanti aku fikirkan dulu" ujar gilang.
"Oyah.. kamu kesini, nanti pacar kamu nyariin gak?" tanya erna
"Nggak, tante. soalnya aku jones" ujar gilang.
"Apaan tuh, jones?" tanya erna.
"Jomblo ngenes" jawab gilang.
"Hahaa.. kamu bisa ajah" ujar erna.
"Oyah.. tante, om rudi berapa lama diluar negri?" tanya gilang.
"Bilangnya sih, dua sampai tiga bulan" jawab erna.
"Kok lama banget, tante" ujar gilang.
"Iyah, lang" jawab erna.
"Oya!!! tadi kamu bilang tante sekarang beda, emang beda apanya, Lang?" tanya erna.
"Tante sekarang beda, tante sekarang keliatan lebih muda dan cantik" puji gilang.
"Ah.. kamu bisa ajah. tante jadi geer nih" ujar erna.
"Ya, memang kenyataannya kayak gitu kok, tante" ujar gilang.
"oya tante, sekarang reva kelas berapa?" tanya gilang.
"Reva sekarang kelas 3 SMP, Lang" jawab erna.
"Ooh udah kelas 3 yah. sekarang dia kemana, ko gak ikut tante?" ujar gilang yang kembali menanyakan keponakannya.
"Biasa, kalau jam segini. dia lagi tidur" jawab erna.
Tak terasa mereka mengobrol, mereka pun sampai di rumah berlantai dua yang terlihat mewah. erna memarkirkan mobil nya di garasi.
"Ayo, Lang" ajak erna.
Mereka berdua pun turun dari mobil dan masuk kedalam rumah.
"Revaa.. revaa.." teriak erna mamanggil reva, putri semata wayangnnya.
"Iyaa bynda.." tak lama reva yang baru bangun tidur pun menuruni tangga dari lantai 2, gadis cantik dengan tinggi 155cm berkulit putih dengan rambut sebahu itu menghampiri ibunya yang berada didekat gilang.
"Reva, ini om gilang" ujar erna.
"Eeh, ini serius om gilang?" tanya reva menghampiri gilang dan bersalaman.
"waah.. keponakan aku udah besa dan cantik" ujar gilang mengusap pucuk kepala reva.
"Iya dong, om gilang mau tinggal disini?" tanya reva.
"Iya, aku mau tinggal disini, tapi cuma sementara aja" jawab gilang.
"Jangan panggil om dong, kalo dipanggil om, aku berasa tua banget" ujar gilang terkekeh.
"Terus, reva harus panggil apa, dong?" tanya reva.
"Hm... panggil kakak aja deh, biar lebih enak didenger" ujar gilang.
"Oke.. kak gilang" ujar reva.
Setelah mereka mengobrol tante erna pun mengantar gilang kekamar yang akan ditempati oleh gilang. lokasi kamarnya berhadap hadapan dengan kamar erna.
"Kamu mandi dulu sana, nanti setelah mandi langsung keruang makan" titah erna
"Siap, tante" saut gilang.
*
Tak terasa sudah tiga hari gilang berada dirumah tantenya, ia merasa bosan dan menelfon nita.
gilang: "hallo.."
nita: "hallo Lang, kamu kemana aja sih ko gak nongol nongol"
gilang: "Maaf nit, aku sekarang lagi dikota B dirumah tante aku"
nita: "Kok gak bilang-bilang, terus kapan pulangnya"
gilang: "Gak tau, nit"
nita: "Yah.. kok gitu sih"
gilang: "Aku juga sebenarnya gak mau. tapi aku dipaksa sama ibuku"
gilang dan nita terus mengobrol melalui telfon, setelah selesai gilang pun berniat kedapur untuk mengambil minum.
Sesampai didapur, gilang berpapasan dengan tantenya yang hanya menggunakan hotpants dan tanktop.
Gilang tertegun melihat tantenya yang mulus dan sexy itu, dia terdiam beberapa detik memandangi tubuh tantenya.
"Kamu mau kemana, lang?" tegur sang tante.
"em.. ini tante, mau ngambil minum" jawab gilang.
"ooh itu dikulkas banyak, lang. ada es kopi juga" ujar erna
"Ooh iya tante, makasih" ujar gilang.
Gilang baru sadar jika tombaknya itu sudah berdiri gara-gara melihat tubuh mulus tantenya.
"Sial... jadi berdiri deh. masa iyah harus senam jari" gerutu gilang dalam hati.
Kali ini gilang hanya terdiam duduk di sofa ruang tamu. tak lama kemudian tante erna terlihat menuruni tangga dengan menggunakan dres berwarna merah.
"Mau kemana tante?" tanya gilang.
"Tante mau ketemu teman bisnis tante. tante titip reva yah, takut tante pulangnya malam" ujar erna.
"Iya siap, tante" saut gilang.
"Revaa.." erna memanggil reva.
"Iya bun.." saut reva.
"Sini dulu sebentar" ujar erna
"Ada apa bun?" tanya reva yang sudah dihadapan erna.
"Bunda mau pergi dulu, kamu jangan kemana mana yah" ujar erna
"iya bunda.." jawab reva.
"ya udah bunda pergi dulu. tante pergi dulu ya, lang" pamit erna kepada gilang dan reva.
"iya bunda, tante" saut reva dan gilang
*
jam tujuh malam setelah gilang selesai mandi, ia langsung berbaring ditempat tidurnya tanpa menggunakan pakaian.
Gilang yang masih terbayang bayang tubuh tantenya itu, tiba-tiba menggenggam rudal nya sendiri, dia mulai memainkan rudalnya nya perlahan.
Namun baru saja beberapa gerakan tiba-tiba ada yang membuka pintu kamarnya. gilang pun kaget setengah mati, ia reflek langsung berdiri menghadap pintu, dengan posisi satu tangannya masih menggenggam rudalnya nya itu.
Terlihat reva sosok gadis cantik berdiri didepan pintu kamarnya, dia saling berhadapan dengan gilang.
"Reva.. kamu ngapain?" tanya gilang
"Maaf kak, reva kira kak gilang gak ada dirumah, mangkannya reva cari kakak kedalam kamar" ujar reva pandangannya tertuju kearah tangan gilang yang sedang menggenggam rudalnya.
"Kakak baru selesai mandi reva" ujar gilang.
"Kak, itu yang dipegang kak gilang apa? kok gede banget sih kak?", tanya reva dengan polosnya.
Gilang yang sedang terangsang itu tak membuang kesempatan itu, dia langsung menyuruh reva masuk kedalam kamar dan menutup pintunya.
Gilang duduk di tepi tempat tidurnya, "sini reva, duduk di sebelah kak gilang" ujar gilang.
Reva pun duduk disebelah gilang, pandangannya terus tertuju kearah rudal gilang.
"Ini tuh namanya penis, reva.." ujar gilang.
"Iya reva tau, reva sering liat punya adit tetangga reva, tapi gak besar gitu, kak" ujar reva
"Lah, udah tau kok nanya"
"punya adit kecil karna dia masih kecil, nanti kalau sudah dewasa, punya adit juga bakalan besar kayak gini" ujar gilang menjelaskan.
"Gitu yah, kak" ujar reva.
"Iyah.." jawab gilang.
"Kak, reva boleh pegang gak?" tanya reva yang penasaran.
"Kamu mau coba pegang?" tanya gilang.
"Iya kak, boleh gak?" tanya reva lagi.
"Boleh dong, tapi ada syarat nya" ujar gilang.
"Apa syaratnya, kak?" reva menatap wajah gilang.
"Syaratnya, kamu jangan bilang bilang sama mamah kamu" ujar gilang.
"Ooh.. oke. reva gak bakalan bilang ke bunda kok" ujar reva.
"Akhirnya.. aku bisa mengeluarkan cairanku malam ini pikir" gumam gilang penuh semangat.