Bab 5. Reni dan Silvi
Aku suruh reni berganti posisi, dia berada di atas, dan aku dibawah. namun aku tetap menancapkan tombakku didalam sana.
Kini reni sudah terbaring di atas tubuhku. "Sayang.." panggil reni menatap wajahku dari dekat.
"Apa, sayang?" jawabku.
"punya kamu masih betah didalem?" tanya reni.
"iyah, soalnya enak. kayak lagi dipijitin gitu" ujarku
"hm dasar ya kamu" ujar reni
"Ren, maaf yah kalau tadi aku kasar" ujarku.
"gapapa ko, malahan aku suka. ini pertama kalinya aku keluar sampe berkali kali loh. dan ini pertama kalinya juga lubang belakangku dimasukin" tutur reni.
"Sakit gak ren?" tanyaku.
"Iyalah, orang punya kamu ukuran nya besar gitu" uajr reni.
"ya maaf, habis bokong kamu menggoda banget" ujarku tersenyum menatap reni.
"Iya gapapa kok., mau depan ataupun di belakang, dimasukin tiap hari juga gapapa" ujar reni terkekeh.
"kalo tiap hari, nanti bisa-bisa susu kentalku habis dong" jawabku.
"Ren, aku kan tadi keluarin didalem. gak apa apa kan?" tanyaku
"Gapapa kebetulan hari ini aku lagi aman" jawab reni
"Sukur deh kalo gitu" ujarku pura-pura. padahal sebenarnya dalam hatiku kecewa. aku sengaja keluarin didalem biar reni hamil tapi ternyata reni malah lagi gak subur.
"Kalau kamu lagi subur, boleh gak aku keluarin didalam?" tanyaku.
"Jangan dong, aku kan sebentar lagi tunangan sama pacarku" larang reni
"Yah.. kalau nanti kamu tunangan, kita gak bisa kaya gini lagi dong ren" ujarku sedikit kecewa.
"Tenang sayang, kalo buat kamu, kapanpun kamu mau, aku siap" ujar reni tersenyum.
"Beneran yah?" ujarku yang kini merasa senang mendengar jawaban dari reni.
"Iya sayang... ngomong ngomong, kok punya kamu masih berdiri terus sih?" tanya reni yang merasakan lubangnya masih terasa sesak karna milik gilang masih saja berdiri didalam sana.
"Iyah, soalnya punya kamu nikmat banget, sampai-sampai punyaku terus berdiri aja"
"Boleh gak kalau kita melakukannya lagi?" tanyaku
"Boleh kok" jawab reni dengan senyuman manisnya.
Setelah reni mengijinkan akupun langsung membalikan badan agar reni kembali dibawah. setelah reni berasa dibawah, aku mulai menggenjotnya lagi sampai aku keluar untuk yang kedua kalinya.
Setelah aku lihat jam, ternyata sudah jam empat pagi. aku dan reni yang kelelahan pun tertidur dengan posisi tanpa menggunakan benang sehelai pun ditubuh kita berdua.
kreek....
Setelah beberapa jam kita tertidur, aku mendengar ada yang membukakan pintu kamar reni, aku buka sedikit mataku dan ternyata itu silvi.
"Hah.. kenapa silvi sudah ada dikosan? ucapku dalam hati.
Silvi memperhatikan aku yang tidur bersama reni dengan keadaan tanpa ada benang sehelaipun yang menutupi tubuhku dan reni, ditambah lagi saat itu tombakku sedang berdiri tegak.
Silvi terus melihat kearahku, dia melihat tombak milikku yang sudah berdiri. setelah beberapa menit kemudian. silvi kembali menutup pintu kamar reni.
Ternyata semalam reni lupa mengunci pintu depan sehingga silvi langsung masuk kedalam koskosan. namu aku tidak menghiraukan nya, ku coba membangunkan reni, namun dia tidak bangun juga.
mungkin dia kelelahan akibat semalam aku kerjai pikirku.
Setengah jam berlalu namun tombak milikku masih saja berdiri. hal itu membuatku ingin kembali menggenjot reni, namun aku tidak melakukannya karna sudah ada silvi yang datang
"huff... gimana nih?" keluhku.
sampai akhirnya terlintas suatu rencana didalam otaku.
aku bangun dari tempat tidur dengan keadaan tanpa menggunakan apapun. aku keluar kamar seolah olah aku tidak tau kalau silvi sudah ada dikosan.
Aku berjalan perlahan sampai aku tepat didepan pintu kamar silvi yang seditik terbuka.
aku tkaget saat sudah berada didepan pintu kamar silvi. aku melihat silvi dengan keadaan tanpa benang sehelaipun, dia terlentang dipinggir tempat tidur, kedua pahanya ia lebarkan sehingga lubang goanya terlihat begitu jelas.
Aku melihat silvi sesang mengelus kacang miliknya, ia mendesah pelan sambil memejamkan matanya, melihat pemandangan itu, aku yang dari tadi sudah terangsang melihat reni kini semakin terangsang melihat silvi yang sedang senam jari.
Aku memberanikan diri masuk kedalam kamar silvi, secara perlahan lahan aku tutup pintu kamarnya, lalu aku melangkah dengan pelan-pelan sampai akhirnya aku berdiri tepat didepan silvi yang sedang senam jari.
Siilvi yang memejamkan kedua matanya itu tidak menyadari kedatanganku. kulihat goa milik silvi yang sudah mulai basah.
Melihat itu, tanpa pikir panjang aku langsung membasahi tombakku dengan air liur. aku arahkan tombak milikku kearah goa milik silvi, setelah tepat berada didepan pintu goa, silvi. aku langsung menekan tombakku.
bleesss.... setengah tombak milikku langsung masuk kedalam goa milik silvi.
Aaakhhh....
pekik silvi kaget merasakan sesuatu yang memasuki goanya. ia langsung membuka kedua matanya, namun aku langsung menindih tubuh silvi, lalu ku tutup mulut silvi dengan tanganku.
hmm... hmm..... silvi sedikit berontak namun hanya beberapa detik saja, setelah dia tenang aku lepaskan tanganku yang menutupi mulutnya.
"Apa yang kamu lakukan, gilang?" ujar silvi.
"Sssstt... aku tau kamu lagi pengen. mangkannya aku bantuin" ujarku
"Tapi nanti gimana nanti kalo reni tau" ujar silvi
"Tenang aja, kalaupun reni tau dia gak akan marah kok. dia kan bukan pacar aku" ujarku.
Silvi hanya terdiam, lalu aku kembali mendorong pinggulku agar tombak milikku masuk semua kedalam goa milik silvi, namun setelah dua kali ku dorong belum juga bisa masuk sepenuhnya
Aaww... aaww... silvi menjerit lirih.
"Lang, kayaknya punya kamu terlalu besar deh" ujar silvi.
Akupun mendorong sekali lagi dengan kencang.
Blessss.... kali ini berhasil, tombak milikku telah masuk seluruhnya kedalam goa.
Aaaaaaaa..... silvi langsung menganga matanya melotot.
Aku diamkan sejenak tombak milikku didalam sana agar goa milik silvi terbiasa dengan ukuran tombak milikku. aku merasakan dinding goa milik silvi berdenyut denyut.
"Kamu siap sil?" tanyaku
"I--iyaa..." jawab silvi terbata bata
Aku pun mulai menggenjot silvi secara perlahan.
aahh aahhh hmm aahh silvi mulai mendesah.
Kemudian aku percepat gerakanku, semakin ku percepat gerakanku desahan silvi pun semakin kencang sampai dia menutup mulutnya sendiri agar desahannya itu tidak terdengar kemana-mana.
hmm.. hmm... hmm....
Setelah 15 menit ku genjot, akhirnya silvi meracau tidak karuan.
aah.. Lang... ahh... aahh... terus... yang... kencanng sayang.... Lanngg... ahh... lang... akuuu ah aaaaaaaaah
Silvi pun mencapai puncaknya, tubuhnya bergetar hebat dan akupun berhenti sejenak untuk memberikan waktu kepada silvi yang sedang menikmati puncaknya.
Setelah selesai merasakan nikmatnya mencapai puncak, silvi menatapku dengan nafas yang terengah engah.
"Aku lanjutkan yah" ujarku kembali menggenjot silvi.
Setelah beberapa menit aku merasakan akan mencapai puncakku kenikmatanku.
"Silvi... aku mau keluar nih, keluarin dimana?" tanyaku.
"Diluar lang. jangan didalam" larang silvi.
akupun kecewa. entah kenapa aku selalu ingin menghamili setiap wanita yang aku kerjai. namun tetap menurutinya untuk tidak keluar didalam.
Setelah aku merasakan akan keluar, ku cabut tombakku dan ku arahkan tombak milikku kearah kedua gunung kembar silvi.
crot.. crot.. crot...
Aku menumpahkan susu kentalku diatas gunung kembar milik silvi.
Setelah itu aku langsung terbaring disebelah silvi.
"Sil, andai saja dikosan gak ada reni, aku mau ngasih lebih dari ini" ujarku
"Lebih gimana maksudnya?" tanya silvi.
"Nanti aja deh, kalau ada kesempatan lagi" ujarku.
"Oke deh, nanti kalau kosan sepi, aku kabarin yah" ujar silvi.
"oke aku tunggu, sekarang aku harus pulang dulu yah" ujarku
Akapun bangun, lalu aku kecup kening silvi, dia hanya tersenyum.
Setelah membersihkan diri akupun langsung pulang menuju rumahku.
Sesampainya di rumah, aku hanya berdiam diri sambil menikmati secangkir kopi, sambil berpikir betapa beruntungnya aku bisa bertemu dengan wanita-wanita itu, namun entah kenapa aku sangat ingin sekali menghamili semua wanita itu.
kring.. tiba-tiba ada pesan masuk di ponselku, kulihat reni yang mengirim pesan.
reni: "gilang, ko kamu pulang gak bangunin aku dulu sih?"
gilang: "iya maaf soalnya tadi gak enak, ada silvi yang datang ren"
reni: "Ooh iya, kamu kapan kekosan lagi?"
gilang: "Nanti ren, kalo ada waktu"
reni: "Kapan Lang? aku kangen tau"
gilang: "baru aja semalam ketemu, masa udah kangen aja. kangen orangnya atau kangen yang lain nih?"
reni: kangen semuanya hehe.