Bab. 4
Kring.. kring.. kring...
Suara dering ponsel gilang terdengar nyaring.
Gilang langsung meraih dan menatap layar ponselnya dan ternyata reni yang menelpon,.
"Ada apa reni malam-malam gini nelfon gue?" gumam gilang yang kemudian mengangkat telfon dari reni.
"Hallo ren, ada apa?" tanya gilang kepada reni di sebrang telfon.
"Hallo Lang, maaf aku ganggu yah?" ujar reni
"Ngga kok ren, kebetulan aku masih nongkrong diluar. ada apa ren?" tanya gilang.
"gini Lang, aku mau minta tolong bisa gak?" ujar reni
"Minta tolong apa, ren?"
"Tolong jemput aku, Lang. jemput di tempat kerja. soalnya teman-teman aku udah pulang semua, dikosan juga gak ada siapa-siapa" ujar reni
"Ooh... ya udah tunggu sebentar yah, 10 menit aku sampe situ" ujar gilang.
"Oke siap Lang, aku tunggu di depan yah" ujar reni.
Tidak butuh waktu lama, gilang sudah sampai di tempat kerja reni, dan terlihat reni yang sedang duduk menggunakan pakaian yang sangat sexy, gilang pun langsung mendekati reni.
"Ayo ren" ajak gilang.
"iya, ayo lang" ujar reni naik membonceng di belakang gilang.
"Emang yang lain pada kemana ren, kok gak pada gak ada?" tanya gilang yang sudah melajukan motornya.
"Kan kita pulangnya gantian, Lang. nita tadi pulang yang lain juga masih belum dateng kekosan" ujar reni.
"ooh gitu yah. berarti sekarang kamu sendirian dikosan?" tanya gilang.
"iyah, kenapa emangnya? kamu mau nemenin aku dikosan?" tanya balik reni.
"Eeh ngga ah, gak enak ren" dusta gilang. padahal ia sangat senang.
"Gak enak kenapa? kemaren nita kamu temenin, giliran aku gak mau" ujar reni.
"Kok kamu tau kemaren aku nginep dikosan?" uajr gilang.
"ya tau dong, aku sama nita tuh selalu cerita satu sama lain, jadi aku tau" ujar reni.
"hm.. berarti kamu tau dong, kemarin aku sama nita ngapain aja?" ujar gilang sengaja memancing reni.
"ya tau dong, jadi kamu nginep yah. aku juga pengen dibahagiain seperti nita" ucap reni sambil megencangkan pelukannya yang sedang berboncengan motor dengan gilang, dan perlahan reni mengarahkan tangannya kearah tombak gilang yang masih berada di sarangnya.
Gilang sedikit kaget, namun ia membiarkan reni melakukan sesuka hatinya.
"Ini beneran gak yah? kok gede gini? apa gilang udah ngaceng?" reni bertanya tanya sendiri.
"Lang, kamu udah ngaceng yah?" tiba-tiba reni bertanya seperti itu kepada gilang.
"Ngga kok ren, aku belum ngaceng sama sekali. kenapa gitu?" tanya gilang.
"Ooh... gapapa kok, Lang. hehe"
"Wah gila.. masih lembek aja udah segede itu, gimana kalau sudah berdiri?, pantesan aja si nita kesenengan. tapi nanti sakit gak yah kalau masuk ke lubangku?", disepanjang jalan reni hanya memikirkan itu, sampai gak sadar kalau mereka sudah sampai kosan.
"Ren, udah nyampe nih" ujar gilang membuyarkan lamunan reni.
"Eeh.. iya, Lang" ujar reni.
"Kamu udah ngantuk ya ren? kalo kamu ngantuk aku langsung pulang aja deh" ujar gilang.
"eeh gak ngantuk kok, aku cuma sedikit pusing aja. kamu jangan pulang dong nginep aja temenin aku" rengek reni.
"Ya udah deh ayo, tapi ada syarat nya" ujar gilang.
"kok segala pake syarat sih? emang apa syarat nya?" tanya reni.
"Syaratnya, kamu harus mau di apain aja, gak boleh nolak hehe" goda gilang.
"Kalo syarat nya itu sih, aku siap sayang. ya udah ayo cepetan masuk" ajak reni.
"Oke reni, sayang" ujar gilang penuh semangat.
Gilang pun langsung masuk kedalam kosan bersama reni, tak lupa reni langsung menutup pintu kosan, reni langsung menggandeng tanganku dan menarikku ke dalam kamarnya.
Didalam kamar, reni langsung membuka resleting celanaku, lalu melepas celana dan cd ku, dia langsung kaget melihat ukuran tombakku yang masih lembek tapi sudah besar, matanya samapai melotot melihat tombak milikku.
"Kenapa ren, kok kaya yang kaget gitu?" tanyaku
"kok gede banget Lang, aku baru liat yang segede ini" ujar reni kagum namun sedikit agak takut
"ah masa sih ren" ujarku.
"Serius Lang" reni pun tiba-tiba berdiri dan langsung melumat bibirku, sambil berciuman aku langsung melucuti pakaian reni hingga terlepas semuanya.
Reni melepas ciumannya dan menyuruhku melepas pakaianku, lalu dia berkata "Lang, please kasarin aku" ucap reni menunjukan wajah nakalnya.
"waah gila, ternyata reni lebih binal dari nita" ucapku dalam hati.
"Reni sayang" langsung saja ku suruh reni jongkok sampai berhadapan dengan tombak milikku. "ayo ren, bangunin punyaku"
Perlahan lahan reni pun menjilati tombak milikku, lalu dia memasukan tombakku kedalam mulutnya.
Tak butuh waktu lama tombak milikku mengeras dan membesar, saat tombakku membesar aku mulai permainanku.
Aku pegang kepala reni, lalu ku gerakan maju mundur dengan cepat.
clokclokclokclok hanya itu yang terdengar dari mulut reni.
lalu ku tekan kepala reni agar seluruh tombakku masuk kedalam mulut reni dan kutahan beberapa detik.
hmm hmm hmm reni terlihat kelojotan mukanya mulai merah dan air matanya mulai keluar seperti sedang menangis.
Lalu ku keluarkan tombakku agar reni bisa mengambil nafas, setelah reni mengambil nafas aku tekan lagi kepalanya, kulakukan itu sampai beberapa kali, sampai reni terlihat agak lemas.
Setelah aku puas dengan posisi itu, aku langsung menyuruh reni berbaring ditempat tidur, aku langsung menindih tubuh reni kuremas kedua gunung kembarnya yang sebelah kiri dengan tangan kiriku, sedangkan gunung kembar sebelah kanannya aku gigit perlahan, dan tangan kananku ku arahkan ke goa milik reni, ku elus-elus kacang milik reni.
aahhhh... aaahhhh.... aaahhh... reni mulai medesah, membuatku semakin bersemangat. lalu aku mulai memasukan satu jariku kedalam goa mikik reni yang sudah basah itu, ku keluar masukan jariku lalu ku tambah satu jari lagi dan aku tambah lagi sampai tiga jariku masuk kedalam lubang goa nya.
Setelah tiga jariku masuk kedalam lubang goa milik reni, langsung ku gerakan maju mundur jariku didalam goa reni dengan cukup cepat.
aahh.. aahh.. aaahhh.. desahan reni semakin kencang, aku terus mengocoknya dengan sangat cepat.
ckckckckckckck.. ,sampai akhirnya reni mengejang dia sampai mengangkat badan nya keatas.
aaaahhh... croottt tiba-tiba reni mengapai puncaknya dan keluarlah cairan hangat yang cukup deras seperti air mancur.
"Waahh,,, gila ini cewek, bikin nafsu ku menjadi-jadi" gumamkua
Langsung saja aku merubah posisi, aku jongkok didepan goa, reni dan langsung kuarahkan tombakku kelubang goa milik reni.
Blesss.... aawww.... baru saja kepala tombakku masuk reni sudah teriak.
Namun aku tidak menghiraukannya. dengan satu hentakan cukup keras tombakku langsung menerobos masuk kedalam goa milik reni.
aawww.... Gila... belum selesai reni bicara aku langsung melumat bibirnya. dan langsung saja ku genjot reni dengan cepat
hmm.. hmm... hmm....
Reni terus mendesah, aku terus melumat bibirnya karna desahan reni cukup kencang aku takut terdengar keluar, setelah beberapa menit kemudian tubuh reni kembali mengejang, kedua tangan reni langsung memelukku dengan erat tubuhku.
hmmm..... hmmm......
Setelah reni mencapai puncaknya, aku lepas lumatanku. reni pun langsung terengah engah.
"Sayang aku udah lemes banget" ucap reni
"Reni sayang.. aku belum keluar loh" ujarku
"iya-iya gilang, sayang. terserah kamu deh, aku udah pasrah mau diapain aja" pasrah reni
"Ren, kamu nungging yah?" reni pun menurutinya iya langsung menungging.
Kulihat bok0ng reni sungguh sexy, awalnya aku tidak berniat menikmati lubang belakang milik reni, namun setelah melihat bokong reni, aku langsung berubah pikiran.
kubasahi tombakku dengan ludahku, lalu ku gesekan dilubang belakang milik reni. reni hanya terdiam.
Namun saat aku mencoba memasukan tlmbakku kedalam lubang belakangnya, reni langsung teriak.
"aawww.... sayang please jangan disitu punya kamu terlalu besar" ujar reni.
Namun aku tidak perduli dengan perkataan reni, aku terus mencoba memasukan tombakku kedalam lubang belakangnya.
Dengan susah payah aku mencoba, akhirnya kepala ujung tombakku bisa menerobos lubang belakang reni.
aawww... reni berteriak, dia langsung mengambil bantal dan menggit bantal itu agar teriakan nya tidak terdengar kemana mana.
Setelah ujung tombakku masuk, langsung kehentakan pinggulku kedepan sampai akhirnya tombak milikku seluruhnya kedalam lubang belakang milik reni.
hmm.. hmm.. hmm.. hmm.. hmm..
Reni berteriak dan tubuhnya gemetaran, namun untungnya reni menggit bantal hingga teriakannya tidak terdengar kemana mana.
Aku diamkan tombakku beberapa menit didalam lubang belakang reni agar lubang belakang reni terbiasa dengan ukuran tombak milikku. setelah itu langsung ku genjot reni.
hm.. hm.., hm,.. hm... hm....
Reni terus terusan berteriak, baru saja lima belas menit aku genjot lubang belakang reni, aku sudah mulai merasakan akan mengeluarkan susu kentalku.
Langsung saja aku buru-buru membalikan tubuh reni, ku cabut tombakku dari dalam lubang belakangnya, lalu ku masukan kelubang depannya, ku genjot lagi dengan cepat.
"Sayang aku mau keluar lagi" ujar reni setelah beberapa menit aku genjot.
"Tahan ren, aku juga mau keluar. kita keluarin bareng" ujarku.
aaakkhhhhhh.... crot.. crot..crott...
Akhirnya aku dan reni pun melenguh bersama dan akupun mengeluarkan susu kentalku didalam goa milik reni.
Aku dan reni terdiam sejenak sambil terengah engah, namun aku tidak langsung mencabut tombakku dari dalam goa reni, sampai tombakku berhenti menyemburkan susu kentalnya.
denyutan dinding goa milik reni sangat terasa, seperti sedang meremas remas tombak milikku di dalam sana.