Bagian 5 Yang Terbaik
Bagian 5 Yang Terbaik
Teddy mendapatkan wejangan dari ayahnya saat makan malam. Namun, jamuan itu tidak membuat Teddy bahagia. Ibunya, Jessica, juga seperti tidak bisa berbuat apa-apa untuk membantu anaknya.
Teddy hanya mendengarkan ayahnya berbicara tentang masa depan. Ia baru saja lulus, sehingga ayahnya begitu khawatir. Beberapa pilihan diberikan oleh ayahnya, Edward, agar Teddy mendapatkan yang terbaik.
“Belanda adalah tempat paling baik untuk menguasai ilmu hukum,” ujar Edward.
“Di Indonesia juga ada universitas yang menyediakan fakultas hukum,” sahut Teddy santai.
“Tapi tidak sebaik di Belanda. Kamu akan menjadi penerus Daddy, jadi semuanya harus yang terbaik yang kamu dapatkan,” lanjut Edward.
“Aku bukan Kak Grizelle yang bisa menuruti Daddy tanpa meneguhkan keinginanku.” Teddy semakin kesal dengan pembahasan ini. Suapan terakhir pun ia lahap dan pamit untuk beranjak dari meja makan.
Jessica sebagai ibu hanya melihat anak lelakinya itu pergi begitu saja. Makanannya belum habis, tetapi Teddy sudah pergi begitu saja. Jessica seperti tidak berdaya menghadapi dua orang lelaki yang sama-sama keras.
Tak berapa lama, Teddy keluar dari kamarnya dengan mengenakan jaket dan membawa helm. Ia sudah bersiap untuk keluar mencari angin segar dan meredakan kekesalannya. Teddy hanya berlalu tanpa berucap apa-apa kepada kedua orang tuanya.
“Kamu mau ke mana?!” tanya Edward dengan sedikit berteriak.
Teddy tidak menjawabnya sama sekali dan terus saja berjalan. Ia tahu jika dirinya berhenti dan menjawab pertanyaan itu, ayahnya tidak akan mengizinkannya untuk keluar. Pergi begitu saja dalam diam adalah salah satu cara terbaik.
Sopir yang masih mengelapi mobil pun melihat Teddy dan menyapanya. Walaupun kesal, Teddy tetap ramah kepada pekerja di rumah. Ia tak ingin orang lain juga terkena imbas dari kekesalannya kepada Daddy.
Teddy pun pamit untuk keluar sebelum ayahnya datang menghadang. Sopir pun membiarkan Teddy pergi begitu saja dengan motornya. Begitu juga dengan Satpam rumah yang membukakan pintu pagar untuk Teddy.
*
Akhirnya, Edward pun mengalah dengan anak lelaki satau-satunya. Ia membiarkan Teddy untuk masuk ke universitas ternama di Indonesia jurusan hukum. Semua administrasi pun sudah selesai diurus, tinggal menunggu jadwal masuk saja.
Teddy masuk ke universitas itu bersama dengan Ethan dan juga Nicole, sahabat dekat dan juga pacarnya. Tidak ada yang terpisah kali ini karena sebuah keegoisan dari satu orang. Teddy masih bisa berkumpul dengan orang-orang yang ia sayangi.
Teddy tahu jika ayahnya ingin dirinya menurut seperti kakaknya, tetapi itu tidak mungkin. Mereka adalah dua kepribadian yang berbeda, dan dirinya memiliki orang-orang yang dicintai. Ia juga tidak ingin meninggalkan ibunya.
Begitu pula dengan ibunda Teddy, Jessica, ia tidak ingin ditinggal oleh anak lelaki satu-satunya itu. Belanda terlalu jauh untuk dirinya terpisah dari putra satu-satunya, Jessica tidak ingin jika ada sesuatu yang terjadi dia tidak ada di sisi anaknya. Tapi ia juga tidak bisa membela Teddy di hadapan suaminya, saat Edward sedang memaksakan kehendaknya.
Teddy pun menceritakan keegoisan ayahnya kepada Grizelle. Grizelle pun mengundang adiknya itu untuk datang ke rumah, berbicara, dan juga bertukar pikiran. Jika melalui telepon akan kurang nyaman nantinya.
Siang hari, Teddy pun pergi ke rumah kakaknya sekaligus ia ingin bermain dengan dua keponakannya. Teddy sangat nyaman jika sudah berkunjung ke rumah kakaknya, terlebih lagi dia akan disuguhi makanan enak. Teddy juga bisa request semaunya dan Grizelle akan menurutinya.
“Hai Kakak,” sapa Teddy dari depan pintu.
“Ayo, masuk,” ujar Grizelle yang membukakan pintu.
Teddy memasuki rumah kakaknya. Ia disambut oleh kakak ipar, dua keponakannya, Alvino yang berusia 3 tahun dan Aisha 1 tahun, serta kucing tua berumur 6 tahun bernama Dodo. Teddy pun langsung menyapa Alvino dan Aisha.
Kakak iparnya, Alan, menanyakan kabar keluarga mereka, dan juga kabar Teddy sekarang. Ia juga menanyakan tempat kuliah mana yang akan diambil oleh Teddu nanti. Namun, Teddy seperti enggan untuk menjawab pertanyaan itu.
Grizelle yang tahu kondisi adiknya pun mengalihkan pembicaraan mereka. Ia menyuguhkan minuman segar buatan sendiri, dan sedang menunggu masakan. Grizelle tak ingin ada tekanan lagi di rumahnya setelah apa yang ia alami di rumah.
Salahnya, Grizelle belum cerita kepada Alan tentang curahan hati adiknya. Jika Alan sudah mengetahui yang terjadi, ia pasti akan mencari topik lain untuk dibincangkan. Untungnya, Alan cepat tanggap dengan pengalihan istrinya.
*
“Universitas itu sangat bagus. Tidak ada yang salah dengan pilihan itu,” ujar Alan.
“Tapi bagi Daddy tidak begitu,” lanjut Teddy.
“Semua tergantung kepada pilihanmu. Di Indonesia bagus, tetapi lebih bagus lagi di Belanda, ilmu hukum mereka sangat terkenal di sana,” ujar Grizelle.
“Tapi –” Teddy menghentikan ucapannya, ia baru saja ingin mengatakan hobi balap liarnya itu kepada kakaknya. Namun, ia sadar jika hobinya itu juga tidak akan diterima oleh kakaknya dan kakak iparnya.
Grizelle yang menunggu adiknya itu berbicara merasa ada yang mengganjal dengan ucapan adiknya. Namun, ia tak ingin bertanya ulang apa yang ingin Teddy katakan, Grizelle hanya melihat ke arah suaminya saja. Grizelle dan Alan hanya bertatap-tatapan beberapa saat sebelum kembali bersuara.
Lalu, Grizelle pun bertanya tentang tanggapan ibu mereka tentang keinginan ayah mereka. Teddy pun kembali bersedih karena ibunya tidak membela sama sekali, ia terkesan hanya diam saja dan menyetujui. Tak ada juga pembicaraan yang dilakukan oleh ibu mereka kepada Teddy tentang hal ini.
“Mommy juga sepertinya tidak mendukungku,” ujar Teddy.
“Tidak mungkin, Mommy pasti juga tidak ingin kamu meninggalkannya. Tapi kamu tahu sendiri Daddy seperti apa,” ujar Grizelle.
“Buktinya Mommy diam saja,” ujar Teddy.
Grizelle pun menjelaskan kepada Teddy tentang apa yang terjadi tentang sikap ibu mereka itu. Grizelle tidak ingin adiknya menganggap tidak ada yang membelanya sama sekali. Ia juga tidak ingin adiknya merasa dicampakkan sama seperti dirinya dulu.
Faktanya adalah Jessica memang tidak bisa berbuat apa-apa dengan kerasnya keinginan Edward. Namun, Edward pasti akan luluh kepada anak-anaknya jika sudah melakukan hal yang diluar dugaannya. Seperti yang dilakukan Teddy setelah makan malam tempo hari, ia pergi tanpa mendengarkan ayahnya.
Akhirnya, Teddy pun menang dengan juga berkeras hati ingin tetap melanjutkan pendidikan di Indonesia karena tidak ingin meninggalkan hobinya. Ia juga memiliki Nicole yang sejauh ini sangat baik. Juga, Ethan, sahabat terbaik sepanjang masa sejak mereka masih duduk di bangku sekolah dasar.
*
Grizelle menyajikan masakan yang sudah siap untuk disantap bersama keluarganya. Grizelle terlebih dahulu memberikan makan untuk anak lelakinya. Sedangkan, anak perempuannya hanya meminum susu saja.
Grizelle terlihat begitu telaten setelah memiliki dua orang anak. Teddy pun semakin mengagumi kakaknya yang pintar, dan juga penyayang. Sangat beruntung kakak iparnya menikahi Grizelle setelah ditinggalkan oleh Kak Adrian, suami sebelumnya.
Alan juga snagat akrab dan dekat dengan Teddy, sehingga Teddy juga merasakan memiliki kakak lelaki yang bisa diajak berbincang mengenai game, dan otomotif. Alan juga yang mengajarinya bisa naik sepeda motor, dan sekarang menekuni balap diam-diam. Ia masih belum bisa jujur tentang hobinya itu kepada kedua orang di depannya saat ini.
Saat makan, Alan pun membahas tentang balapan Moto GP yang baru saja disiarkan tadi malam. Teddy pun sangat bersemangat membahasnya dan melupakan segala kegelisahannya. Sedangkan Grizelle fokus mengurusi anak-anak saja karena tidak paham apa yang suami dan adiknya bicarakan.
“Kalau Alvino sudah besar pasti akan ikutan Papa dan uncle-nya cerita seperti ini,” ujar Grizelle.
“Harus itu, pembicaraan antar lelaki,” ujar Alan bercanda.
“Awas aja kalau nantinya nakal dan ikut balap-balap juga,” lanjut Grizelle.
Mendengar ucapan kakaknya itu, Teddy menelan ludahnya sendiri karena kakaknya tidak menyukai balap tersebut. Rasanya, jika Teddy ketahuan ia bukan hanya dieksekusi oleh ayahnya tetapi juga dengan kakaknya. Tapi, mungkin saja kakak iparnya mau melindunginya karena memiliki kesukaan yang sama.
Memikirkan tentang ketahuan balapan membuat Teddy jadi tidak berselera makan. Ia pun menyudahi makannya dan meneguk segelas air. Sejauh ini ia belum ketahuan, jadi harus main aman setiap kali ingin pergi balapan.
***