Bab 12 Sikap Dingin
Bab 12 Sikap Dingin
Teddy terus saja berada di rumah Grizelle setelah selesai kelas di kampusnya. Ia lebih memilih untuk menyendiri dengan situasi tenang. Setelah Ethan tidak ada, tak ada lagi yang mampu mengisi kekosongan hatinya, bahkan Nicole.
Namun beberapa waktu ini, Nicole merasa Teddy semakin berubah semenjak kepergian Ethan. Teddy terlihat bertambah dingin dan menghindar setiap kali berpapasan dengan Nicole. Pesan atau telepon Nicole pun hanya sedikit sekali dibalas.
Nicole yang tahu jika Teddy selalu ada di rumah kakaknya, akhirnya menghampiri kekasihnya itu. Ia ingin meminta kejelasan dari sikap Teddy belakangan ini, meskipun dia sudah tahu jika semuanya ini disebabkan oleh kehilangan yang mendalam. Tapi, tidak seharusnya juga Teddy bersikap seperti ini kepada Nicole.
Aku akan ke rumah Kak Grizelle, tulis Nicole kepada Teddy.
Teddy sama sekali tidak membalas pesan itu karena dia tahu jika Nicole tidak akan pernah berani pergi sendirian. Ia pun menghiraukan dan mengerjakan tugas kembali dengan suara anak-anak menjadi latar suara hari ini. Teddy memilih untuk menyibukan diri dengan belajar agar melupakan kejadian Ethan.
Tak lama, suara bel rumah terdengar, Hana yang mendengarnya langsung saja membukakan pintu. Hana terkejut karena yang datang adalah seseorang yang pernah dia lihat sebelumnya. Perempuan cantik itu pun menanyakan keberadaan Teddy yang sudah diketahui ada di dalam rumah tersebut.
“Teddy ada?” tanya Nicole.
“A-ada,” jawab Hana.
Nicole berjalan masuk begitu saja berharap dengan cepat mendapati kekasihnya duduk di ruang tamu. Namun, tidak, Nicole tidak melihat kekasihnya berada di ruang tamu itu. Ia pun berbalik kembali dan menanyakan di mana Teddy berada kepada Hana.
Hana pun dengan gugup dan gagap menjawab Nicole yang tampak cukup kesal. Hana berkata jika Teddy berada di ruang keluarga bersama keponakannya. Nicole yang dengan sinis melihat Hana pun pergi ke ruang keluarga.
Bu Ria yang sudah melihat Nicole dari jauh pun hanya diam saja bermain dengan ketiga anak kecil di rumah. Nicole pun berdiri dan menatap Teddy yang sedang duduk membaca sesuatu di depannya. Ia seperti ingin mengamuk, namun sadar ada banyak orang di hadapannya.
*
“Kamu di sini?” ujar Teddy dengan datar.
“Iya, bukankah aku sudah memberitahumu?” ujar Nicole.
“Aku tidak memegang HP dari tadi,” jawab Teddy santai.
Nicole pun duduk di samping Teddy dan menatap dalam kekasihnya itu. Ia benar-benar merasa kekasihnya sangat berubah. Nicole jadi bertanya-tanya, apakah semua ini benar karena kehilangan sahabat terdekatnya, atau hanya bosan saja dengan dirinya? Nicole berusaha mencari jawabannya.
Teddy menyadari jika tidak enak memperlihatkan perbincangan pribadi dengan orang lain. Ia pun mengajak Nicole ke teras belakang rumah kakaknya. Ia membawa juga beberapa buah buku untuk dibaca di sana.
“Kamu mau minum?” tanya Teddy yang melewati dapur.
Nicole masih terdiam kesal dengan raut wajahnya yang belum berubah. Ia merasa ingin mengacak-acak barang-barang di dekatnya untuk menunjukan jika dia sedang marah. Ia juga ingin Teddy tahu jika dirinya marah.
Walaupun Nicole diam, Teddy tetap membawakan minum untuk kekasihnya itu. Ia tidak mau membawa masalah ke rumah kakaknya, jika kakaknya tahu, maka dia akan kena imbasnya. Ia ingin menyelesaikan semua permasalahnya tanpa ada yang mengetahui.
Teddy meletakan gelas berisi air dingin di meja, lalu duduk di samping kekasihnya. Nicole masih melihat Teddy dengan penuh kesal, ia menunggu kekasihnya itu menanyakan maksudnya datang ke rumah kakaknya. Namun, Teddy sama sekali tidak menanyakan maksud dari Nicole datang menghampirinya.
Nicole yang masih dengan kesal terdiam akhirnya menarik napas dalam dan meredakan kekesalannya. Ia berusaha tenang dan mencoba untuk berbicara dengan baik-baik kepada Teddy. Ia tidak ingin Teddy jadi lebih tidak peduli kepadanya.
“Kamu tidak membalas pesanku, kenapa?” tanya Nicole.
“Aku sedang mengerjakan tugas,” jawab singkat Teddy.
“Besok kamu ada waktu? Besok Sabtu, kita bisa pergi bersama, sudah lama tidak pergi sama kamu,” ujar Nicole.
“Boleh.” Kembali Teddy menjawab dengan singkat. Setidaknya jawaban Teddy ini bisa membuat Nicole bernapas dengan lega.
*
Keesokan harinya, Nicole kembali mengirimkan pesan singkat kepada Teddy dengan memberikan ucapan selamat pagi. Ia juga berusaha memberikan perhatian yang lebih agar Teddy kembali nyaman kepadanya. Nicole seperti sedang berusaha mendapatkan perhatian Teddy kembali setelah sekian lama.
Tetapi, balasan Teddy masih seperti sebelumnya, dingin dan datar. Nicole pun hanya mengingatkan kembali jika malam ini mereka ada janji untuk keluar bersama. Teddy pun membalas dengan baik kepada Nicole.
Teddy kembali mengingat kejadian di rumah kakaknya ketika Nicole datang. Ia tidak sengaja melihat Hana yang memperhatikan dari dalam rumah. Wajah manis itu tampak sedih dan berusaha menghindari pandangan Teddy.
“Gadis itu,” ujar Teddy tersenyum mengingat Hana.
Teddy merasa terbawa ke dalam pesona Hana yang begitu lembut dan baik. Ia juga tidak tahu mengapa dirinya bisa terpikirkan Hana. Teddy berusaha mengalihkan pikirannya dengan bangkit dari pembaringannya dan duduk.
Setelah dirasa sudah sadar sepenuhnya, Teddy pun keluar dari kamarnya untuk sarapan. Kali ini ia sarapan sendiri karena ayah dan ibunya pergi untuk senam bersama dengan rekan-rekan ayahnya. Teddy bersyukur ia sendirian karena tidak ada yang menanyainya banyak hal kali ini, termasuk dengan kuliahnya yang sedang banyak tugas.
Malam ini Teddy akan bertemu dengan Nicole, ia sama sekali tidak ada pemikiran untuk membahas apa. Perasaannya mungkin masih ada, namun juga ada yang hampa di dalam dirinya belakangan ini. Ia tahu semua ini sudah pasti karena kepergian Ethan yang sangat tragis dan juga begitu mendadak.
Di tengah menikmati santap paginya, Teddy menerima pesan dari kakaknya yang menanyakan Nicole. Teddy bertanya-tanya dari mana kakaknya tahu tentang kedatangan kekasihnya itu. Ia jadi berprasangka buruk kepada Hana yang mengadu kepada kakaknya.
Tetapi, di dalam rumah kemarin bukan hanya ada Hana saja yang kemungkinan bisa mengadu. Teddy pun membuang pemikiran buruk tentang Hana itu, lagi pula kakaknya juga tidak akan masalah dengan kedatangan Nicole. Mereka juga kemarin tidak ada membuat sebuah keributan atau lainnya.
Teddy pun memilih untuk bercerita tentang apa yang terjadi kemarin. Tak lupa, Teddy juga bercerita tentang perasaannya kepada Nicole belakangan ini. Ia hanya ingin berbagi cerita saja kepada kakaknya, tanpa mengharapkan sebuah solusi atau tanggapan berarti dari Grizelle.
*
Malam harinya, Teddy bersiap dengan tampilan yang sedikit formal. Ia mengenakan kemeja hitam, celana kain, dengan sepatu sneakers ternama berwana hitam putih. Ia pamit kepada orang tuanya untuk pergi dengan Nicole.
Teddy pun menjemput kekasihnya dengan perasaan yang biasa saja. Ia mengabari Nicole sedang berada di jalan juga dengan pesan singkat yang benar-benar singkat. Saking kesalnya, Nicole tidak membalas pesan itu.
Ketika sampai di rumah Nicole ia pun berpamitan kepada orang tua kekasihnya untuk mengajak keluar sebentar. Mereka pun langsung pergi setelah berpamitan dengan orang tua. Teddy dengan baik hati membukakan pintu untuk Nicole.
Di mobil, Nicole bertanya kegiatan hari Sabtu ini kepada kekasihnya, namun Teddy menjawab dengan singkat. Kembali, kekesalan Nicole terpancing dengan jawaban Teddy itu. Ia pun mengomel dengan sikap kekasihnya itu.
“Lagi-lagi jawaban kamu seperti ini!” ujar Nicole.
“Lalu aku harus menjawab seperti apa? Bukankah aku memang seperti ini?” jawab Teddy dengan begitu tenang.
“Aku tidak paham lagi, Teddy, apa yang harus aku buat, kamu benar-benar banyak berubah, entah apa masalahnya,” lanjut Nicole.
Teddy menarik napas dalam dan diam mendengar ucapan kekasihnya. Ia tidak mau banyak berbicara selagi masih ada kekesalan dari Nicole. Nicole benar-benar tidak bisa memahami situasi yang sedang dihadapi oleh Teddy.
Nicole yang melihat sikap Teddy jadi berpikir lain tentang sikap itu. Ia merasakan sikap itu bukan karena sebuah kehilangan, namun adanya ruang lain yang sudah ditempati orang lain. Sebagai perempuan ia sangat paham sikap Teddy ini, namun Nicole masih belum mau untuk menuduh secara terang-terangan kepada Teddy,
***