Bab 10 Kehidupan Baru
Bab 10 Kehidupan Baru
“Kamu sudah datang, bagaimana kuliah hari ini?” tanya Bu Ria – pengasuh anak-anak Grizelle,
“Ya, seperti biasa, Bu, bertemu banyak angka,” ujar Hana.
“Semangat ya kuliahnya, nanti sudah lulus akan mendapatkan kerja yang bagus,” ujar Bu Ria.
Hanya tersenyum dan mengangguk dengan ucapan Bu Ria itu. Ia sangat disayang oleh pengasuh Alvino dan Aisha itu. Sampai-sampai, Bu Ria tidak keberatan jika menjaga Rainan ketika Hana sedang kuliah. Bu Ria tidak tega jika Hana berjuang sendirian di Jakarta yang keras ini.
Bu Ria tidak memiliki anak gadis di kampung, sehingga Hana bisa dianggap sebagai anak. Mereka begitu akrab dan banyak hal yang Hana ceritakan juga. Anak-anak Grizelle dan Alan juga sangat menyukai Hana.
Saat ini Hana berkuliah di sebuah kampus swasta dengan mengambil jurusan akuntansi yang tidak jauh dari rumah Alan dan Grizelle. Ini dimaksudkan agar dirinya bisa dengan mudah ke rumah Grizelle dan Alan untuk membantu. Ia seperti merasa memiliki hutang budi kepada keluarga ini.
Hana jadi sering berada di rumah Grizelle karena keinginannya membantu itu. Keluarga Grizelle juga sangat baik kepada Hana. Alan memang tidak begitu dekat, namun jika ada kesempatan, ia akan menyapa juga.
Sesekali jika Alan ingin membelikan makanan untuk di rumah, Grizelle akan menitip untuk Hana juga. Grizelle merasa perlu membantu Hana yang tidak seberuntung dirinya dan juga keluarganya. Saat ini Hana sudah dianggap seperti adik sendiri oleh Grizelle karena seumuran juga dengan Teddy.
Alan sangat bersyukur memiliki istri seperti Grizelle yang memiliki jiwa murah hati seperti ini. Grizelle tidak berubah dari dulu, dan banyak hal baik yang setiap harinya ditunjukan. Alan benar-benar selalu merasa beruntung dirinya menikahi seorang bidadari, cantik luar dan dalam.
Grizelle yang juga masih bekerja di kantor sesekali menanyai Hana melalui panggilan video. Hana kadang sudah pulang ke rumahnya bersama Rainan karena tidak ingin kemalaman di jalan. Dia pun jarang sekali bisa bertemu dengan Grizelle secara langsung untuk sekedar mengobrol saja.
Kebiasaan Hana di rumah Grizelle adalah menata, dan juga merawat tanaman untuk mempercantik rumah itu. Ia sangat senang membersihkan dan juga sangat pembersih sekali. Tidak heran Grizelle begitu menyukai Hana, ia sangat mirip dengan Grizelle masalah kebersihan, juga mirip Nadia kakaknya, yang banyak disukai banyak orang.
*
“Hana, apakah hari ini sampai sore di rumah?” tanya Grizelle di ujung panggilan telepon.
“Iya, Kak, ada apa, ya, Kak?” tanya Hana.
“Ada yang mau kakak berikan kepada Hana, nanti tunggu kakak, ya. Pulangnya akan kakak antar saja bersama Kak Alan nanti,” ujar Grizelle.
“Baik, Kak,” jawab Hana.
Hana yang sudah menganggap Grizelle sebagai kakaknya sendiri pun menurut saja apa yang dikatakan Grizelle. Ia memang dasarnya sangat sopan kepada orang yang lebih tua. Namun, ia juga tampak sangat santai dan begitu akrab, tidak kaku seperti anak muda kebanyakan ketika berhadapan dengan orang yang lebih tua.
Grizelle yang menyukai sifat Hana itu sering memberikan hadiah-hadiah kecil. Kadang ia tidak sengaja jalan di mall dan membeli baju yang lucu dan diberikan untuk Hana atau Rainan. Grizelle bahkan tidak memikirkan untuk dirinya sendiri.
Alan kadang sampai heran kepada istrinya itu, dari dulu selalu mendahulukan orang lain. Untungnya, saat menjadi istri Alan, Grizelle tampak begitu bahagia, sehingga ia lebih terbuka. Walaupun, keterbukaan itu hanya kepada suami dan orang-orang terdekat saja.
Hana bersama dengan Bu Ria bermain dengan anak-anak, dan mendengar ada yang membuka pintu. Mereka langsung bersama-sama melihat jam di dinding, ini belum waktunya tuan rumah pulang dari kantor. Hana pun pergi melihat siapa yang datang, dan dia pun terkejut mendapati lelaki yang sedang duduk terpejam di sofa.
Lelaki itu pun membuka matanya dan menyapa Hana yang berdiri terdiam. “Eh, hai.”
“H-hai,” jawab Hana gugup.
“Tumben masih di sini,” ujar Teddy, lelaki yang baru saja masuk tanpa salam.
“Menunggu, Kak Grizelle pulang,” ujar Hana singkat. Wajahnya seperti takut akan dimarahi oleh Teddy yang wajahnya tampak begitu lelah.
“Oh, oke,” sahut Teddy. Ia pun kembali memejamkan matanya dan membaringkan kepalanya ke sandaran sofa. Ia tampak sangat lelah dengan baju yang masih rapi, sepertinya ia baru saja dari kampus.
Hana pun meninggalkan Teddy sendirian dan kembali mendatangi Bu Ria. Ia memberitahukan siapa yang datang berkunjung. Bu Ria pun hanya menganggukan kepala dan kembali bermain dengan anak-anak.
*
Suara mobil Grizelle pun terdengar terparkir di depan rumah. Ia sudah menyangka adiknya berada di rumahnya karena mobil adiknya terparkir di depan rumah. Grizelle pun langsung bergegas masuk.
Grizelle mendapati adiknya sedang tertidur di sofa dengan wajah yang lelah. Ia pun membangunkan Teddy untuk pindah ke kamar tamu saja. Teddy terlihat memiliki banyak beban saat itu, belum lagi tasnya yang tergeletak dengan isi tas yang berhamburan.
“Teddy,” panggil Grizelle pelan.
Teddy pun membuka matanya dan kaget kakaknya sudah berada di depan mata. Ia pun duduk dan menyadarkan dirinya sebelum banyak ditanyai. Grizelle pun menaruh kunci di tempat kunci biasanya.
“Kenapa tidur di sini? Ada kamar tamu lebih enak,” ujar Grizelle.
“Aku lelah sekali, banyak sekali tugas kampus,” ujar Teddy.
“Anak hukum memang seperti itu. Mau kakak bantuin?” Grizelle menawari dirinya.
Teddy pun menggelengkan kepalanya dengan lemah, ia tidak mau merepotkan kakaknya terus. Teddy sebenarnya bisa mengerjakannya, hanya saja tugas yang terlalu menumpuk yang membuatnya lelah. Teddy pun berjalan ke arah dapur untuk mengambil minum dan melewati Hana lagi.
Hana terlihat mencuri pandang kepada Teddy saat lelaki tampan itu berjalan di depannya. Beberapa kali juga Bu Ria mempergokinya memperhatikan Teddy ketika sedang mengerjakan sesuatu. Namun, ia tetap menjaga pandangannya jika Teddy berada di rumah Grizelle.
Grizelle pun menghampiri Hana dan memberikan sebuah bingkisan kecil. Ada mainan dan baju untuk Rainan karena Grizelle melihat baju yang dikenakan Rainan sudah sempit. Ada juga baju untuk Hana, dan sedikit uang saku yang diberikan Grizelle.
“Kak, ini banyak sekali, memangnya tidak apa-apa,” ujar Hana.
“Ya, tidak apa-apa, kakak yang memberikannya,” ujar Grizelle.
“Terima kasih banyak, Kak Grizelle.”
Hana tampak begitu senang mendapatkan semua itu, ia pun terus saja melihat barang-barang yang diberikan. Sedangkan Teddy terlihat memperhatikan kebaikan hati kakaknya, dan tersenyum ketika kebaikan itu terlihat olehnya. Ia benar-benar ingin seperti kakaknya yang selalu berbagi.
*
Alan baru saja menelepon jika ia akan pulang malam karena kerjaan di kantor sedang banyak. Grizelle pun menanyakan hidangan apa yang ingin disantap ketika makan malam, selalunya Grizelle akan memasak untuk Alan. Walaupun ia bekerja tetapi melayani suami haruslah yang paling utama.
Teddy yang sedang duduk di dapur kembali tertidur di meja makan. Grizelle menggelengkan kepala melihat adiknya itu. Ia pun akhirnya membiarkan saja Teddy di sana sampai puas tertidur melepaskan lelah.
Grizelle pun keluar dari dapur dan membicarakan Teddy di depan Hana. Hana hanya bisa tersenyum mendengar cerita dari Grizelle. Ia merasa Teddy memiliki tingkah yang sangat lucu sekali.
“Tadi dia tidur di sofa, sekarang tidur di meja makan sambil duduk. Mau dibangunin lagi kasihan, ya sudah kakak biarkan saja dia di sana,” ujar Grizelle.
“Apakah anak-anak hukum selelah itu, Kak?” tanya Hana.
“Tugasnya memang banyak, dulu kakak lebih parah lagi dari dia,” ujar Grizelle.
Hana sebenarnya sangat kagum dengan Teddy, namun menjaga diri agar tidak terlalu terlihat karena dia tahu Teddy sudah mempunyai pacar bernama Nicole. Teddy pernah membawa Nicole ke rumah Grizelle dan Alan. Nicole juga seorang perempuan blasteran yang cantik dan seksi, Hana merasa sangat jauh berbeda dengannya.
Teddy hanya bisa diperhatikan dari jauh saja, seperti idola yang tak mungkin bisa didekati. Hana juga selalu membandingkan kehidupannya yang hanya bergantung dari belas kasih orang. Sedangkan Teddy adalah putra dari keluarga yang menolongnya selama ini.
***