Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

Bab 2 Berita Tak Diinginkan

Bab 2 Berita Tak Diinginkan

Anindya berusaha melupakan Kenzo, namun semua yang telah mereka lalui bersama tidak akan mudah untuk dilupakan. Tujuh tahun bukanlah waktu yang singkat, banyak kenangan yang sudah tercipta. Sudah hampir dua minggu sejak ucapan menyakitkan itu ia terima, kini ada hal lainnya yang lebih membuatnya sakit.

Kabar berita dari teman-teman seangkatan yang membagikan foto undangan pernikahan dengan nama Kenzo Julian dan Pragati Adelina. Foto keduanya juga terpajang pada undangan. Vivi yang melihat kabar itu menjadi panas, begitu pula dengan Nova.

"Heboh sekali. Nikah tinggal nikah saja," ujar Vivi.

"Bukan itu, Vi. Mereka heboh karena perempuan itu adalah anak pejabat di kota kita. Mereka menganggap Kenzo sangat hebat," ujar Nova.

Vivi melirik sinis ke arah Nova, memberi kode jika tidak seharusnya ia menjelaskan latar belakang perempuan itu di hadapan Anindya. Namun sepertinya Nova tidak memahami kode itu. Ia terus asyik berbicara tanpa memikirkan perasaan Anindya yang tak lain adalah mantan kekasih Kenzo.

"Biasa saja. Tidak ada yang istimewa dari anak pejabat," ujar Vivi.

"Bukan itu saja. Dia lulusan Finance dari Australia, dan parasnya yang seperti bule membuat banyak orang terpukau pada gadis itu," jelas Nova.

Vivi yang semakin geram dengan tingkah Nova menginjak kaki Nova agar dia tidak lagi berbicara tentang Kenzo di hadapan Anindya. "Kenapa mulutmu tidak bisa diam."

"Aw… sakit, Vi," ujar Nova.

"Udah diam saja," ujar Vivi kesal.

Anindya hanya bisa memberikan senyum lemas untuk sahabat-sahabatnya. Apa yang ia harapkan tidak menjadi kenyataan. Namun ia bersyukur, tuhan menunjukkan bagaimana sebenarnya lelaki yang sudah bersamanya selama bertahun-tahun. Andai saja ia lebih cepat sadar, dan mendengarkan rumor yang beredar dari sejak sekolah dulu, dia tidak akan jatuh terlalu dalam.

*

Anindya banyak mendengar kabar tentang Kenzo, bahkan tentang calon istrinya adalah sepupu dari sahabatnya Rio juga sudah samai ke telinganya. Selama hampir setahun ini semua teman dan keluarga Kenzo menutupi perselingkuhannya, membuat Anindya semakin terluka. Ia tidak ingin mendengar berita appun, namun sosial media sangat cepat menyebarkan berita.

Belakangan tersebar kabar jika gadis yang akan dinikahi Kenzo adalah anak seorang pejabat di kota mereka. Anindya memang mengetahui salah seorang paman Rio adalah pejabat kota, oleh karenanya ia bisa mendapatkan posisi yang nyaman di pemerintahan kota. Tak menyangka obsesi Kenzo sudah sampai sejauh ini.

Anindya menceritakan semua berita yang ia dapatkan kepada Bu Risma, mamanya. Sebagai orang tua, Bu Risma hanya bisa menenangkan anak gadisnya dengan ucapan semangat. Saat seperti ini Bu Risma ingin menjadi Ibu sekaligus sahabat terdekat bagi anaknya.

"Tak apa-apa, ada banyak lelaki tulus untuk perempuan tulis seperti anak mama. Ingat jodohmu adalah cerminan hidupmu," ujar Bu Risma.

"Aku hanya tidak habis pikir saja, Ma. Tujuh tahun bersama, namun hampir setahun ini dia berkhianat, dan semuanya menutupi," ujar Anindya menghela nafas dalam.

"Dia akan menyesal nantinya. Suatu saat dia akan melihatmu dari sisi yang berbeda, percayalah. Lagipula, tujuannya menikah dengan gadis itu juga pasti ada tujuan, bukan hanya karna cinta," ujar Bu Risma.

"Sudahlah, Ma. Memang jodoh sudah ada yang mengatur. Aku tak bisa menyalahkan siapa-siapa. Kenzo pergi karena Tuhan menunjukkan jodoh baginya," ujar Anindya.

Bu Risma memeluk anak gadisnya yang masih tampak sedih. Tak tega rasanya melihat wajah muram itu setiap hari. Namun, Bu Risma juga tida dapat berbuat banyak. Selalu ada untuk Anindya adalah dukungan terbesarnya saat ini.

*

Hari pernikahan Kenzo tiba, ia sama sekali tidak mengundang Anindya. Namun, Vivi dan Nova diundang karena mereka satu sekolah. Tugas kedua sahabat Anindya tersebut adalah menjadi mata dan telinga bagi Anindya. Berjaga-jaga jika ada gunjingan yang muncul karena Kenzo menikah dengan wanita lain.

Pernikahan yang digelar mewah dan meriah menjadi gambaran bagaimana pejabat mengadakan pesta. Sebagai pejabat kota tentu saja banyak sesama pejabat, dan pegawai yang hadir. Vivi mencoba berbaur, mungkin saja ia bisa mendapatkan informasi. Salah seorang teman sekolahnya dulu ada yang menjadi pegawai di kantor mertua Kenzo. Mungkin saja dia mengetahui rumor yang beredar.

"Freya ..." panggil Vivi.

"Eh, hai. Astaga Vivi, sudah lama tidak berjumpa," balas Freya.

"Kebetulan sekali bertemu di sini," ujar Vivi.

"Iya acara atasan, dan teman satu sekolah. Undangannya double jadi tidak enak kalau tidak datang," ujar Freya.

Mereka mencari tempat untuk sedikit bercengkrama. Freya lumayan terbuka, Vivi dapat mengulik banyak tentang Kenzo. Walaupun ini acara atasannya, namaun Kenzo adalah temannya, pasti sedikit banyak ia ingin tahu juga.

"Beruntung sekali Kenzo mendapatkan anak pejaba," ujar Freya.

"Memangnya kenapa?" tanya Vivi penasaran.

"Dia dengan mudah mendapatkan posisi di tempat mertuanya menjabat. Sebelumnya, tidak memiliki pekerjaan yang bisa menyeimbangi istrinya, bukan?" ujar Freya.

Vivi hanya menyimak dan menganggukkan kepala. Benar juga yang dikatakan Freya, Kenzo bukan apa-apa, bahkan dibandingkan oleh Anindya yang pintar, dan mau berusaha. Mendengar sekilas informasi yang diberikan Freya, Vivi mencoba tidak menceritakannya dulu kepada Anindya.

Setelah usai menandatangi acara Kenzo, Vivi menceritakan informasi yang ia dapati tentang Kenzo kepada Nova. Tersadar, seharusnya Vivi tidak menceritakan terlebih dahulu kepada Nova, ia akan histeris dan memberitahu Anindya. Mau tidak mau Vivi harus mengancam Nova untuk tidak memberitahukan siapapun.

"Kamu jangan bilang sama Ndy dulu. Nanti saat kita berkumpul bersama barulah kita bercerita," tegas Vivi.

"Gak bisa begitu, ini berita penting," ujar Nova.

"Kalo kamu kasih tahu Ndy, aku buat kurus kamu," ancam Vivi.

Dengan muka masamnya Nova bungkam. Ia berjanji tidak akan berkata apapun kepada siapa-siapa termasuk Anindya. Nova berjanji dengan jari kelingkingnya.

*

Wah, acaranya Kenzo menjadi buah bibir banyak orang, sampi-sampai mamaku ikutan penasaran karena Kenzo ‘kan teman sekolahku, chat Nova di group WhatsApp yang isinya hanya Anindya, Vivi, dan Nova.

Biasa saja, namanya mertuanya pejabat, pasti jadi buah bibir, balas Vivi

Anindya tidak membalas chat itu, bahkan ia membisukan group untuk 8 jam ke depan. Ia hanya benci pembahasannya belum selesai tentang Kenzo. Semua sudah tahu ia menikah dengan anak pejabat kota, itu sudah cukup. Tidak usah ada pembahasan lainnya lagi. Pembahasan lain akan membuat muak dan menambah sakit hati.,

Tak lama, notifikasi masuk dari chat personal. Nova mengirimkan chate, Anindya pun memeriksa chat tersebut. Chat permintaan maaf dari Nova membuat Anindya terkejut, ia pun bergegas membaca chat di group mereka. Ternyata chat sudah mencapai 50, ia penasaran apa yang Vivi dan Nova bahas.

Ndy, aku minta maaf ya. Aku tidak bermaksud apa-apa, maaf aku tidak memikirkan perasaanku, chat Nova.

Santai saja, Va, balas Anindya singkat.

Memang dasarnya Nova tidak dapat menjaga rahasia, ia terlepas membicarakan Kenzo yang mendapatkan posisi di tempat mertuanya menjabat. Awalnya Anindya biasa saja, namun ingatannya kembali pada ucapan Bu Risma yang mengatakan jika Kenzo mengincar sesuatu dari gadis yang menjadi istrinya sekarang. Memang benar, firasat seorang ibu tidak dapat berbohong.

Semua telah terbukti, baik itu rumor saat sekolah dulu, hingga gosip-gosip yang tidak Anindya percayai. Sejenak, ia juga teringat akan ucapan Vivi yang mengatakan jangan sampai ia tersadar dengan keadaan yang tidak baik. Kecewa, dan marah pada diri sendiri, itu yang di rasakan Anindya. Kebodohan yang ia lakukan sudah merugikan dirinya sendiri.

Anindya sadar jika ia tidak dapat merasakan penyesalan lagi. Pastinya penyesalan akan sia-sia, waktu tak dapat lagi diputar. Andai saja ia mendengarkan rumor yang banyak beredar, mungkin saat ini ia tidak akan merasakan sakit.

Saat ini prioritas utama Anindya adalah membahagiakan kedua orang tuanya saja, membuat mereka bangga dengan kerja keras. Karirnya baru saja dibangun, ia tak mau memikirkan hal lain yang membuat hidupnya menjadi tidak bahagia. Salah satunya adalah memikirkan cinta atau jodoh yang akan datang nantinya.

*

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel