Bab 11 Kerja Kelompok
Bab 11 Kerja Kelompok
“Cal, kamu duduk diam saja ya disini. Jangan kemana-mana. Kalau kamu mau nonton ini remote-nya,” ucap Abian meninggalkan Calya sendirian di ruang tamu. Dan menuju kamarnya yang berada di lantai atas untuk segera membersihkan dirinya dan mengganti pakaian sekolahnya.
Calya menunggu Abian ia melihat ke atas rumah Abian dari tempat duduknya, “Kayak gini rumah dia, kenapa tidak mau kerja kelompok di rumahnya? Aneh,” ucap Calya.
Calya pun tidak mengindahkan kalimat Abian yang menyuruhnya untuk duduk diam di tempat dan menunggu teman-teman yang lain datang. Ia pun berjalan mengitari dalam rumah Abian melihat sekeliling rumah Abian.
“Kenapa disuruh tunggu di ruang tamu kalau di taman saja sudah teduh. Lebih sejuk terasa udara luar.”
Abian yang telah selesai membersihkan diri dan mengganti baju turun menuju lantai satu. Sesampainya di lantai satu, ia tidak mendapati Calya duduk di ruang tamu. "Tidak bisa di beritahu," ucap Abian.
Abian pun mencari Calya di halaman belakang rumahnya dan menemukan Calya yang sedang duduk santai di kursi tamannya. Ia pun menghampiri Calya yang sendiri.
"Sudah aku bilang kamu tunggu saja di ruang tamu!" ucap Abian yang sedikit kesal.
"Tapi sangat enak duduk di sini daripada di dalam. Lagian disini udaranya sangat sejuk dan lumayan teduh juga. Ya, lebih santai disini," ucap Calya.
"Ya, sudah kita kerjakan tugas disini saja. Jika tidak muat di buku-buku di meja, kita duduk di rerumputan," ucap Abian yang duduk di samping Calya.
Dengan rasa penasaran Calya kepada Abian yang menolak teman-teman datang ke rumahnya, ia bertanya pada Abian, "Ngomong-ngomong, kamu kenapa ya tadi sedikit menolak jika melanjutkan mengerjakan tugas kelompok di rumah kamu?"
"Karena, ya..." ucap Abian memikirkan alasan.
"Karena apa?" tanya Calya yang semakin penasaran.
"Aku hanya tidak ingin saja di rumah. Ingin di rumah teman saja," ucap Abian.
"Sepertinya kamu berbohong. Alasanmu menurut aku tidak logis," ucap Calya membantah.
"Ya, aku tidak ada apa-apa di rumah untuk menyambut tamu. Dan orang tuaku juga jarang berada di rumah, pasti teman-teman aku akan menyakan padaku kemana orang tuaku. Lagi pula, aku malas jika mencuci piring yang sangat banyak. Biasanya di dalam rumah ini, aku hanya mencuci piringku yang kotor saja," sedikit cerita kepada Calya.
"Oh, begitu. Ya, sudah, nanti kita sepakati jika tiap ada tugas kelompok tidak hanya mengerjakan di rumah kamu, namun kita berganti-gantian," ucap Calya.
Abian hanya mendengarkan Calya dan mereka duduk bersama di halaman belakang rumah Abian. Tak lama, terdengar bel rumah Abian berbunyi. Mereka berdua bergegas menuju depan rumah menyambut teman-temannya yang baru saja tiba di rumah Abian.
"Ting Nung....." bunyi bel rumah Abian.
"Permisi," terdengar suara Wiko.
Dari depan pintu rumahnya, Abian berteriak, "Sebentar."
Abian pun membukakan pintu pagarnya dan mempersilahkan teman-temannya masuk ke dalam rumahnya. Teman-temannya pun mengikuti Abian memasuki rumahnya. Mereka pun berkumpul di ruang tamu.
"Eh, kita belajarnya di belakang halaman rumah Abian saja. Sejuk udaranya juga disana," ucap Calya mengajak ketiga temannya untuk belajar di halaman belakang.
"Wah, boleh juga tuh," ucap Wiko.
"Abian, ayo kita ke belakang," ucap Calya.
Mereka pun beranjak dari ruang tamu menuju halaman belakang rumah Abian. Mereka pun terpelongo bahwa rumah Abian begitu luas halaman belakang rumahnya. Mereka pun menuju tempat duduk yang sudah ada di halamannya.
"Cukup tidak? Kalau tidak, kita duduk di bawah saja. Nanti aku ambilkan alas duduknya jika kalian ingin memakai alas duduk," ucap Abian sebagai tuan rumah.
"Sepertinya, meja ini terlalu kecil untuk kita. Sudahlah, kita duduk di bawah saja supaya lebih leluasa mengerjakan tugasnya," ucap Gita.
"Ya, sudah, aku ambilkan dahulu alas duduknya. Nanti kotor celana kalian jika tidak dialasi," ucap Abian dan Abian pun mengambil alas duduk yang berada di gudang.
"Luas juga ya rumah Abian," ucap Faki.
"Iya, enak sekali. Nyaman juga ada halaman belakang," ucap Gita.
Abian pun kembali ke teman-temannya dengan membawa alas duduk beserta meja belajar. Wiko dan Faki melihat Abian membawa alas dan meja belajar tersebut, tubuhnya terberanjak dari tempat duduk dan membantu Abian membawakan alas dan meja belajarnya.
Abian dibantu dengan Faki dan Wiko menyusun alas duduk beserta mejanya. Calya dan Gita yang awalnya duduk di kursi menunggu dirapikan tempatnya pun memindahkan diri. Kini mereka bersama-sama duduk di bawah berdampingan dengan rerumputan.
"Maaf sekali ya, di rumahku tidak ada apa-apa. Jika kalian lapar atau ingin sekali memakan makanan ringan, kita beli di luar saja ya. Nanti aku yang bayarin selaku tuan rumah disini," ucap Abian meminta maaf pada teman-temannya.
"Sudah, tak apa. Tidak usah repot-repot nanti kita beli saja di depan gang atau jika ada pedagang yang lewat," ucap Gita memahami.
Mereka pun melanjutkan tugas yang belum dibahas di sekolah. Mereka membahas pelajaran diiringi dengan candaan dan tawa membuat rumah Abian yang biasanya sunyi menjadi ramai dengan tawa yang sangat keras oleh Gita.
Lama mereka belajar tidak terasa langit kini mulai gelap. Mereka pun segera mengemas kembali meja belajar dan juga alas duduk. Mereka pun pindah ke tempat yang gelap menuju tempat yang lebih terang. Abian pun mengajak mereka untuk masuk dan belajar di ruang tamu.
Sambil mengemas Abian bertanya pada teman-temannya, "Kalian tidak ada yang lapar?"
"Sedikit lapar," ucap Faki.
"Dasar, Faki jika ditanya sudah lapar atau belum, cepat jawabnya. Coba ditanya yang dia kerjakan tugasnya sedikit lama kamu menjawabnya," ucap Calya.
"Heheh. Ya, bagaimana jika perut tidak bisa bohong," ucap Faki dengan tersenyum malu.
"Ya, sudah. Aku pesankan lewat aplikasi online saja ya? Aku malas sekali keluar rumah," ucap Abian.
Ia pun membuka aplikasi pemesanan makanan dan bertanya pada temannya, "kalian mau makan apa?"
"Terserah," ucap Calya.
"Jangan terserah. Aku sebagai laki-laki bingung kata terserah perempuan itu mau makan apa," ucap Abian.
"Ya, terserah," kekeh Calya.
"Ayam bakar mau?" tawar Abian.
"Terserah," balas Calya singkat.
"Malasin sekali tanya Calya. Kalian bertiga mau makan apa?" ucap Abian.
"Boleh deh ayam bakar," ucap Faki.
"Aku ikut saja," balas Wiko.
"Hem... Aku..." ucap Gita memikir.
"Kamu apa, Git, makannya?" tanya Abian.
"Dimenu ada apa saja? Boleh aku lihat?" tanya Gita.
Abian pun memberikan handphonenya ke Gita dan Gita pun melihat-lihat menu yang tertera di aplikasi tersebut. Lama Gita memilih makanan yang ingin ia pesan, akhirnya pilihannya jatuh kepada sup ikan. Setelah memilih, Gita pun memberikan handphone Abian kembali pada Abian.
"Kamu mau apa? Buruan," ucap Abian kepada Calya.
"Kamu makannya apa?" tanya Calya kembali.
"Aku..." ucap Abian sambil melihat menu.
"Aku nasi goreng seafood," ucap Abian.
"Hem... Aku bingung mau makan apa," ucap Calya yang memperibet.
"Ya, sudah ayam bakar saja ya?" tanya Abian.
"Tapi aku mau juga nasi goreng kayak kamu," ucap Calya kebingungan ingin memakan apa.
"Aduh, kamu ini mau makan saja ribet sekali," ucap Wiko.
"Buruan pesan, aku sudah lapar," ucap Faki dengan nada sedikit meninggi.
"Ya, sudah, pesan nasi goreng seafood pakai ayam bakar ya," ucap Calya.
"Dari tadi begitu kenapa pesannya, kan tidak kelamaan kami menunggu," ucap Faki.
"Iya, maaf, ya," ucap Calya.
Abian pun memesan makanannya dan menunggu makanannya diantar oleh pengantar makanan. Sembari menunggu makanan datang, mereka pun menonton televisi bersama di ruang tamu. Mereka pun menonton channel televisi yang lucu-lucu hingga membuat perut Gita kesakitan.
"Hahaha, capek sekali aku tertawa. Sakit sekali perutku," ucap Gita.
"Makanya, kalau tertawa tuh dikontrol. Ini lepas saja seperti tidak ada remnya," balas Wiko.
Sedang asyik-asyiknya tertawa, terdengar bel rumah Abian berbunyi. "Permisi," ucap seorang laki-laki dari pagar rumah Abian.
"Permisi. Makanan," ucap laki-laki tersebut.
"Iya, Pak. Tunggu ya," teriak Abian dari dalam rumah.
Abian di temani oleh Faki menuju depan rumahnya. Mereka pun mengambil pesanan mereka yang telah diantar oleh pengantar makanan. Setelah mengambil makanan tersebut, mereka pun masuk dan Abian mengunci pagarnya kembali.
"Sudah datang makanannya. Ayo sini kalian ambil di meja," ucap Abian.
Calya, Gita dan Wiko pun beranjak dari tempat duduknya dan meju meja makan yang berada di dapur. Mereka pun mengambil makanan yang telah mereka pesan. Abian pun menyuruh mereka untuk makan di meja makan.
"Kita makan disini ya," ucap Abian.
.
Bersambung......