9
Dua minggu berlalu. Hari ini tepatnya hari Minggu. Alexa tengah duduk santai sambil membaca sebuah novel mistery di kamarnya. Misteri kematian seorang gadis. Apakah itu adalah bunuh diri? Ataukah sebuah pembunuhan secara keji?
Drrrrttt! Drrrrrtt!
Ponsel Alexa bergetar. Ada panggilan masuk. Alexa menoleh ke arah ponselnya yang ada di atas meja belajar.
"Steve E. William." Kata Alexa membaca nama yang tercantum di layar ponselnya. Alexa kemudian menggeser tombol berwarna hijau, menjawab panggilan masuk pada ponselnya tersebut.
"Hello, there." Sapa seorang lelaki yang bernama Steve itu dari seberang ponselnya.
"Hello." Jawab Alexa.
"Yo, what's up, girl?"
"Nothing special."
"You're so cold."
"Indeed."
"Okay. How are you? I miss you so much!"
"Yup! Fine. Thanks."
"Haaahhh, Alexa. Kamu masih saja menyebalkan." Kata Steve setelah menghela nafasnya.
Steve adalah kakak kandung Alexa yang ada pada foto yang terpampang di meja belajarnya. Alexa lahir di Jakarta, sedangkan Steve lahir di New York, Amerika. Oleh karena itu, sejak kecil ia terbiasa menggunakan bahasa Inggris. Steve bisa berbahasa Indonesia, hanya saja tidak dapat mengerti bahasa gaul yang lebih umum dipakai oleh Alexa saat bersama teman-temannya. Hanya kata-kata dan kalimat sederhana.
"Terserah." Sahut Alexa kemudian.
"Don't you miss me?" Tanya Steve pada adik perempuannya itu.
"A little bit."
"Wow! Ada apa gerangan? Biasanya kau hanya menjawab pertanyaan itu dengan 'nope'. Kenapa sekarang?"
"Ya sudah. Tidak jadi. Nope."
"Hey, hey. Up to you. What are you doing? Don't tell me that you're reading!"
Alexa hanya diam. Ia mengikuti perintah kakaknya untuk tidak memberi tahukan bahwa dirinya kini sedang membaca.
"Okay, I got the point. You're reading, right? Haaahhh, you're tottaly a ... " Belum sempat Steve menyelesaikan kalimatnya, Alexa langsung memotongnya.
"When will you come to Indonesia?" Tanya Alexa.
"I don't know. You know that I'm so busy here. I don't have so much time, even to rest. It makes me so tired." Keluh Steve.
"No, I don't know." Jawab Alexa datar.
"Alexa, please don't make me peevish. It's so long when the last time I'm talking with you, even by a handphone."
"Ok. Sorry, Steve."
"You must call me Oppa!" Titah Steve pada Alexa.
"Why? Oppa? What's that?" Tanya Alexa heran.
"Because I'm older than you."
"What if I don't?"
"You must! I tell you!"
"I don't want to."
"Hey, you must. Itu adalah istilah dalam bahasa Korea untuk seorang gadis memanggil saudaranya yang lebih tua, hal itu untuk menunjukan kesopanan. Understand!?" Steve mulai naik darah berbicara dengan Alexa.
"Why?" Tanya Alexa singkat.
"Haaaahhh...." Steve hanya menghela nafas.
"Aku sedang di Korea, tak bisakah kau membantuku sedikit agar terbiasa dengan bahasa di sini? Kau memang sangat menyebalkan!" Sambung Steve kesal.
"Haaahh... Okay, brother. I mean, Oppa. What are you doing?"
"I'm talking with you. Hehe."
Alexa hanya diam. Tak mau menanggapi candaan garing saudaranya itu.
"Hehe. Why? Are you peevish? That's what I feel everytime you answer my questions with a short comment or respond. Hahaha." Steve tertawa puas. Ia berniat membalas Alexa dengan membuatnya kesal. Ya, Alexa memang sering sekali menjawab pertanyaan Steve dengan spontan dan menurut Steve hal itu sangat menyebalkan. Bahkan saat menanggapi perkataan kakaknya itu, Alexa tak jarang hanya ber-oh ria atau sekedar mengerang malas, atau bahkan hanya mengangguk kecil.
"Oh." Alexa kembali hanya ber-oh ria.
"Kau memang sungguh menyebalkan! That's why since you're in an elementary school, your friends always called you as an Ice girl. Biar ku tebak, panggilan itu masih berlaku hingga sekarang bukan?" Tanya Steve.
Alexa hanya terdiam. Perkataan Steve barusan seketika mengingatkannya pada masa lalunya. Masa lalu yang buruk bagi Alexa.
"Hello, sis? Are you there?" Tanya Steve kemudian membuyarkan kenangan yang terlintas di benak Alexa.
"Oh? Ah, yeah." Alexa menjawab dengan suara yang pelan dan sedikit serak. Ia menahan air matanya yang ingin tumpah. Setiap kali ingatan itu muncul, Alexa selalu saja merasakan sakit di hatinya. Tak ada yang benar-benar tulus ingin menjadi temannya, hanya ada kepalsuan dan tipu muslihat. Semua orang hanya ingin memanfaatkannya. Memanfaatkan kepandaiannya, berpura-pura menjadi temannya hanya agar ditakuti anak-anak lain, dan sebagainya. Hal inilah yang membuat Alexa tidak mau terlalu mempercayai dan membuka diri terhadap orang lain.
"Hey, sorry, Al." Kata Steve kemudian, dengan nada menyesal. Ia sadar, bahwa perkataannya sebelumnya dapat membangkitkan luka lama yang berusaha Alexa lupakan dan tinggalkan.
"For?" Tanya Alexa setelah berhasil menenangkan dirinya kembali. Ia berhasil menahan air matanya agar tidak tumpah. Ia kembali pada nada bicaranya yang datar seperti biasanya. Dan, sekali lagi, ia menyembunyikan perasaannya rapat-rapat di balik wajah dan nada bicara datarnya.
"Anything. Anyway, where are mom and dad? I miss them. Nomu boggosippo-seo."
"Maksud?" Tanya Alexa tak mengerti bahasa yang digunakan kakaknya.
"Aku sangat merindukan mereka. Apa mereka ada bersamamu sekarang?"
"Ah, begitu. Tidak. Mom is in the café, and daddy went about 40 minutes ago to meet his client."
"Even in Sunday?"
"Yup!"
"Apa kau tak merasa kesepian?" Tanya Steve mengkhawatirkan keadaan adik perempuan satu-satunya itu.
"Sometimes. But it doesn't matter. I have many good friends here. And also I'm not alone in house. Ada bi Ijah." Jawab Alexa jujur.
"Okay, I'm happy to hear that. I think that's all, I must back to my rutinity and activities. Good bye, sis. My dear Alexa. Saranghae~." Seru Steve mengakhiri percakapannya dengan Alexa.
"Ya. Terserah. Thanks. Gak ngerti. Bye." Alexa menanggapi setiap potongan kalimat Steve dengan intonasi datar. Ia lalu langsung memutuskan penggilan tersebut dengan menggeser tombol merah pada layar ponselnya. Ia lalu lanjut membaca novel yang sedang ia baca sebelumnya.
Ting! Ting! Ting! Ting! Ting!
Notifikasi WA di hp Alexa.
Alexa membukanya.
KELAS XII IIS 1 HITZZ
Marissa Cornelia : Hai, guys. Lagi pada ngapain? (09.59)
Bayu Saputra : Hai juga. Gua lagi baca komik, coyy. (09.59)
Marissa Cornelia : Apaan? Gue gak nanyain elo! (10.00)
Bayu Saputra : Lah? Kan lo gak sebut nama. Berarti gue juga termasuk, dong! (10.01)
Marissa Cornelia : 'Serah! Semerdeka lo aja! (10.01)
Radithya Permana : Woy! Pagi-pagi udah ribut aja, sih! 'Kek suami-iateri aja! (10.03)
Bayu Saputra : Amit-amit! (10.03)
Marissa Cornelia : Ogah! (10.03)
Radithya Permana : Sans. Gue cuma becanda, qoy! Gak usah ngegas. (10.04)
Salsabillah : Hahaha. Pagi-pagi udah rempong amat, dah! (10.07)
Marissa Cornelia : Dia tuh yang GR banget jadi orang! (10.08)
Bayu Saputra : Gak, tuh! Kan dia bilangnya gaes lagi pada ngapain? Ya gue sebagai seorang manusia yang berhati mulia dan berakhlak terpuji nyahut. Sebagai sopan santun, biar dia gak dikacangin. Gue tuh baik hati dan tidak sombong, tahu! (10.11)
Radithya Permana : Hahaha. Semerdeka lo aja deh, Bay! (10.12)
Marissa Cornelia : Capek, deh! :v (10.12)
Salsabillah : Btw, ada yang udah ngerjain tugas Geografi? Bagi, dong! (10.15)
Roro Ajeng Diah : Tugas apaan? @Salsaa (10.16)
Salsabillah : Yang disuruh masalah peta regional wilayah Indonesia itu loh, say. (10.16)
Dwi Kurniawan : @Salsaa Bukannya itu tugas kelompok, yah? (10.18)
Salsabillah : @Dwi Oh ya? Lah? Gak tahu gue! Kelompok gue siapa? Dwi gue masuk kelompok lo, dong! (10.18)
Dwi Kurniawan : Enak aja! Gak boleh! Lagian kelompoknya udah langsung dibagiin ama pak Wahyu. (10.20)
Salsabillah : Terus gimana, dong? Gue sekelompok ama siapa? (10.20)
Ayu Kurniasih : @Salsa Lo gak sekolah emang? Makanya di kelas jangan tidur atau main hp mulu! (10.21)
Dwi Kurniawan : @Ayu K. Betul tuh! (10.21)
Roro Ajeng Diah : Gue masuk kelompok yang mana gengs? Kan waktu ada pelajaran Geografi gue gak masuk, sakit. Help me! TT (10.22)
Anisa Putri Islamiyah : Tugasnya dikumpulin kapan? (10.25)
Salsabillah : Gaes, gue kelompoknya ama siapa aja? Jawab, dong! (10.26)
Marissa Cornelia : Satu kelompok ada berapa orang, sih? Gue inget gue sekelompok ama Luna dan Elsa. (10.27)
Bayu Saputra : @RissalahManusia Kita sekelompok. Lo, gue, Luna, Alya, sama Bimo. Elsa bukan. (10.28)
Dwi Kurniawan : @Temen Ketua Kelas Lo tahu darimana? (10.29)
Bayu Saputra : Tahulah! Gue juga kan dengerin waktu itu. B-) (10.30)
Marissa Cornelia : @Anisss Dikumpulin hari Kamis. (10.32)
Marissa Cornelia : @Banyumas Yaaahhh, males amat gue sekelompok ama lo! Tapi karena itu langsung dibagiin ama pak Wahyu, mau dikata apa? Untung gue sekelompok juga ama Bian. Kalo gak, ancur nilai geografi gue! (10.32)
Bayu Saputra : @Rissalahmanusia 'Serah! Semerdeka, lo! (10.32)
Gracia Melanie : Kelompok gue siapa aja ya? (10.36)
Frisqy Saggaf : Grace, lo sekelompok ama gue, Fani, dan Restu. (10.37)
Gracia Melanie : Yes! Sekelompok ama a'a Iqy. Aman hidup gue. :-D (10.37)
Frisqy Saggaf : Gak. Gak hadir, gak kerja, namanya gak gue tarok. (10.37)
Gracia Melanie : @aa Iqy Jahaddd! Tapi tenang bosque, kasih tahu waktu dan tempat, gue usahain hadir. Hehe. (10.38)
Frisqy Saggaf : Terserah. Tapi harus hadir, gak hadir tanpa alasan yang logis dan jelas, namanya gue hapus dari anggota kelompok. (10.39)
Gracia Melanie : Iya, iya. Bawel amat sih jadi cowok! Jangan judes-judes, woy! Cukup Alexa aja, kamu gak akan kuat. Hahaha... (10.40)
Fani Fifiana Alifah : Gengs, ada yang tahu nama anggota kelompok gue?? Catatan gue ilang. Syedih aqutu TT. (10.44)
Andra Putra Wijaya : Kelompok gue siapa aja, ya? Gue lupa, hehe. (10.45)
Bimo Agustian Saputro: Kelompok aing syapa? (10.46)
Marissa Cornelia : Ada yang nyatat nama-nama anggota kelompok gak? (10.47)
Frisqy Saggaf : Resek lo! @Gracia (10.50)
Bayu Saputra : Lah? Kan biasanya Fani yang selalu rajin nyatat? (10.51)
Fani Fifiana Alifah : @Bayu Justru itu, catatan gue ilang, Dodol! (10.52)
Bayu Saputra : @Fanila Sans, woy! Gak usah ngatain gue segala, kaleeeee... (10.52)
Fani Fifiana Alifah : Bodo amat! @Bayu (10.53)
"Apaan? Mereka ke sekolah tapi gak tahu tugas dan kelompoknya? Ada-ada aja, sih." Kata Alexa pada dirinya sendiri. Ia heran kepada teman-temannya yang bahkan tidak mengetahui apa-apa yang disampaikan gurunya saat mereka sendiri hadir dan berada di kelas yang sama dengannya.
Andra Putra Wijaya : Ada yang tahu nama-nama yang sekelompok sama gue? Please help, me! Urgent, nih! (11.00)
Bahkan dia juga?
Batin Alexa saat membaca pesan dari Andra yang juga tidak mengetahui rekan sekelompoknya.
"And he's our President of Class. Huufftt.... " Kata Alexa kemudian, lalu menghela nafasnya.
Alexa :
(Mengirim foto mengenai tugas dan pembagian kelompok yang dimaksud) (11.15)
Marissa Cornelia : Alexa emang dabest-lah! Kenapa gak dari tadi sih, Al? (11.16)
Bayu Saputra : Thank you! @Alamatkenatabok (11.16)
Dwi Kurniawan : Hahaha. Alexa emang keren-lah! Thanks, sob! (11.17)
Andra Putra Wijaya : Thank you. @Alexa (11.17)
Salsabillah : Makasih, Alexa sayaaaannnnggggg! I love you! ^^ (11.18)
Bayu Saputra : Allllllll ... kenapa gak dari tadi, dah? (11.18)
Marissa Cornelia : @Banyumas udah syukur Alexa mau motoin! Dasar cicak gak tahu terimakasih! Huh! (11.18)
Bayu Saputra : Gue udah bilang makasih, kalee! Lu aja yang gak baca, tuh! Lagian gue ngomong sama Alexa, bukan sama lo, cewek tomat! :-P Lagian tadi lo juga nanya kenapa baru sekarang! Huh! (11.19)
Bimo Agustian Saputro : Thanks banget nih, Al! Untung ada elo, kalo gak bisa ampsyong kita semua. Btw, lo nulis nama kita pake nama lengkap semua? Terbaik! (y) (y) (y) (11.20)
Daffa Sadewa : Iya! Baru nyadar gua! Hahaha. Namanya Luna yang paling singkat, btw. (11.20)
Laluna : Nama gue emang cuma segitu, dodol! @Daffa (11.21)
Roro Ajeng Diah : Alexaaaaaa, you save me! Thanks! ^_^ (11.22)
Daffa Sadewa : @Luna Hahahahaha. (11.22)
Alexa : Sama-sama. (11.23)
Biandra Jornalius Jordhan : Singkat amat responnya, Al! -_- (11.23)
Biandra Jornalius Jordhan : Btw, thanks Al! (11.23)
Marissa Cornelia : Semua nama kita, kalo Alexa yang nulis emang nama lengkap. Di kontaknya aja, nama kita dipakein nama lengkap semua. :v (11.24)
Roro Ajeng Diah : @Rissa hah? Masa'? Namanya Bian juga? Bimo juga? Nama mereka kan panjangnya kayak kereta api?? (11.25)
Biandra Jornalius Jordhan : Resek lo, Jeng! (11.25)
Bimo Agustian Saputro : Resek lo, Jeng! (2) (11.25)
Marissa Cornelia : @Ajengkyuts Emang! Hahaha. Nama kakaknya aja dia pakek nama lengkap, gak pake awalan kakak atau semacamnya. Bahkan nama kontak bokapnya itu cuma 'Daddy' terus kalo nyokapnya cuma 'Mom' aja. Hahaha. (11.27)
Daffa Sadewa : Keren! (11.28)
Biandra Jornalius Jordhan : Salut! (11.28)
Bimo Agustian Saputro : Terbaik! (11.28)
Andra Putra Wijaya : Serius? Wow! (11.28)
Bayu Saputra : Perfeksionis amat! Dasar es! (11.29)
Andra Putra Wijaya : @Alexa, boleh pc? (11.29)
Roro Ajeng Diah : Hahahaha. (11.29)
Alexa : @Bayu Saputra Do you wanna die? (11.30)
Alexa : @Andra Putra Wijaya Nanti sore aja. (11.30)
Bayu Saputra : Sans! Cuma becanda! @Alamat kena' tabok! (11.30)
Daffa Sadewa : Lah? Beneran nama lengkap, coeg! Hahaha. (11.31)
Marissa Cornelia : Bener kan kata gue!? Hahaha. (11.31)
Andra Putra Wijaya : @Alexa ok. (11.33)
Bayu Saputra : Hahaha. Ditolak nih yeeee... @Andra ajah (11.33)
Andra Putra Wijaya : Berisik lo, Bay! (11.34)
Bayu Saputra : Hahaha. (11.34)
Daffa Sadewa : Ditolak nih yeeee... (2) @KetuaKelas (11.35)
Bimo Agustian Saputro : Ditolak nih yeeee... (3) (11.35)
Marissa Cornelia : Ditolak nih yeeee... (4) (11.35)
Alexa : Berisik. (11.36)
Satu kata singkat yang Alexa ketik di ruang obrolan itu membawa suasana menjadi kelam. Teman-temannya kini tak ada lagi yang saling membalas pesan. Satu kata yang membuat percakapan panjang berakhir. Satu kata yang menjadi penutup percakapan panjang-lebar.
Ya, begitulah Alexa. Sang Ice girl yang jarang berekspresi, sering berintonasi datar saat berbicara, jarang tersenyum, sering menjawab dengan singkat, dan juga perfeksionis.
Alexa meletakan ponselnya ke atas meja belajar di samping tempat tidurnya. Ia mengantuk dan memutuskan untuk tidur siang di kasurnya yang nyaman nan empuk.
~ ~ ~
"Apaan? Katanya mau pc? Gaje." Alexa berbicara sendiri sambil memandangi layar ponselnya. Sebenarnya, ia dari tadi menunggu Andra yang katanya akan mengiriminya pesan terlebih dahulu.
Tok, tok, tok. Suara pintu kamar Alexa diketuk.
"Nooon! Dipanggil nyonya." Panggil bi Ijah.
"Iya." Jawab Alexa. Ia meletakan ponselnya di kasur dan bergegas turun.
"Ada apa, Mom?" Tanya Alexa saat mendapati ibunya tengah duduk di ruang keluarga.
"Gak ada apa-apa, sih. Tapi ya kamu itu jangan ngurung diri di kamar terus, dong! Lakukan aktivitas lain juga. Masa cuma duduk baca buku sambil ngurung diri di kamar?" Kata Anna.
"Yaaahh, kirain ada apa? Lagi nonton apa, Mom?"
"Acara masak-masak."
"Oooh, ya udah." Alexa hendak berbalik arah menuju kembali ke kamarnya.
"Tunggu. Sini kamu." Titah ibunda Alexa.
Alexa menurut dengan diam. Ia lalu duduk di samping ibunya.
"Nonton aja bareng mama." Kata Anna kemudian. Ia menggenggam tangan Alexa, mencegahnya agar tidak menghindar.
"Ok." Jawab Alexa singkat.
"Tumben. Gak mau main basket aja?"
"Males. Gak ada Steve, gak seru."
"Waahh, kamu kangen kakakmu, ya?"
"A little bit."
"Dasar. Tadi Steve telepon mama. Katanya dia juga udah ngomong sama kamu."
"Yep!" Sahut Alexa.
"Udah sana. Ke kamarmu aja lagi. Nonton sama kamu malah bikin mama gak mood." Omel Anna.
"Ok." Alexa langsung berdiri dan berjalan kembali ke kamarnya.
"Anak itu! Gimana mau punya temen kalo kelakuannya kayak gitu? Tapi udah ada Rissa sih, ya? Ya baguslah. Setidaknya tidak seperti dulu." Gumam Anna memandangi punggung Alexa yang tengah menaiki tangga.
~ ~ ~
Ting!
Ada pesan masuk di hp Alexa.
Andra Putra Wijaya : Alexa, lagi ngapain? (16.09)
Alexa : Duduk. (16.10)
Andra Putra Wijaya : Kita sekelompok untuk tugas geografi, kan? (16.10)
Alexa : Iya. (16.11)
Andra Putra Wijaya : Sama Bimo dan Elsa juga, kan? (16.11)
Alexa : Iya. (16.11)
"Singkat banget balasannya. Bener kata Bayu, bisa bikin darah tinggi." Keluh Andra yang sedang duduk di ruang TV sambil memainkan jarinya di layar ponsel.
Andra Putra Wijaya : Terus maunya dikerjain kapan? (16.13)
Alexa : Atur aja. (16.13)
Andra Putra Wijaya : Kamu bisanya kapan? Besok pagi aja gimana? (16.14)
Alexa : Sekolah. (16.14)
Andra Putra Wijaya : Kan libur, Al. Kita masuk langsung hari Senin. Besok sampe Sabtu libur. (16.14)
Alexa : Oh, ya udah. (16.14)
Andra Putra Wijaya : Maksudnya? Bisa gak nih? (16.15)
Alexa : Bisa. (16.15)
Andra Putra Wijaya : Ok. Kalau gitu aku kasih tahu yang lain dulu. Semoga aja mereka juga bisa, biar semuanya bisa kedapetan tugas. Dan gak ada yang cuma numpang nama. (16.15)
Alexa : Ya. (16.16)
"Haaaaahhhh... Nyebelin juga nih anak! Sabar aja, deh. Daripada gue naik darah. Sekarang tinggal konfirmasi dan tanyain ke Bimo dan Elsa, mereka bisa gak besok pagi." Keluh Andra.
Andra kemudian mengirimkan pesan kepada Bimo dan Elsa. Keduanya setuju dan bisa untuk mengerjakan tugas kelompok tersebut besok pagi.
Ting! Pesan masuk di ponsel Andra.
Alexa : Gimana? (16.33)
"Wuiihh, ada angin apa nih anak? Tumben SMS gue duluan? Kangen kali yak? Hahaha." Andra tertawa sendiri.
Eh, kok gue kege-eran sendiri? Ngenes amat idup gue. Tau ah. Balas dulu pesannya, nanti dia marah lagi. Batin Andra.
Andra Putra Wijaya : Udah. Katanya mereka bisa. Jadi fix, kita ngerjainnya besok pagi aja, Al. (16.35)
Alexa : Di mana? (16.36)
Andra Putra Wijaya : Kalo di rumah gue aja, gimana? Mereka maunya di rumah gue soalnya. Ya gue setuju-setuju aja. (16.36)
Alexa : Jam? (16.36)
Andra Putra Wijaya : Jam 08.00 atau 09.00-lah. Kalian atur aja, yang penting jangan terlalu molor ya? Tugas kita lumayan soalnya. Hehe. (16.37)
Alexa : Ok. (16.37)
"Singkat, padat dan jelas. She's totally an ice girl. Huuuh." Kata Andra pada Alexa. Walaupun Alexa memang tak dapat mendengar dan menanggapinya.
Andra kemudian membaringkan dirinya di atas sofa.
Ngomong-ngomong, Alexa tahu rumah gue gak, ya? Dia kan belum pernah ke sini. Kalo Bimo udah pernah datang main. Jadi pasti tahu. Elsa katanya datang bareng Bimo, jadi beres. Kalo Alexa gimana? Emang dia tahu rumah gue dimana dan yang mana? Kok dia gak nanya ya? Andra sibuk dengan pikirannya sendiri. Tak menyadari pesan yang beberapa kali masuk ke ponselnya.
Alexa : Rumah lo di mana? (16.47)
Alexa : Gue gak tahu rumah lo di mana. (16.48)
Alexa : Andra? (16.50)
Alexa : Are you there? (16.52)
Alexa : Andra is dead. (16.58)
"Wadoh! Mampus! Dia udah ngirim sms bertubi-tubi, nih! Semoga dia gak marah ama gue. Pokoknya harus buru-buru balas." Pekik Andra yang lansung bangun dan duduk di sofa. Ia dengan cepat membalas pesan Alexa.
Di sisi lain, Alexa dengan geram menunggu balasan pesan dari Andra.
"Resek!" Kata Alexa kesal.
Ting! Ting! Ting!
Pesan masuk bertubi-tubi ke ponsel Alexa.
Andra Putra Wijaya : Sorry, sorry. Gue baru buka pesan lo. TT (16.59)
Andra Putra Wijaya : Lo tahu rumanhya pak Somad, gak? Nah rumah gue di samping kanannya. (16.59)
Andra Putra Wijaya : Rumah gue pagarnya dicat warna hitam, temboknya warna hijau muda. (17.00)
Andra Putra Wijaya : Al? Tahu gak? (17.00)
Andra Putra Wijaya : Perlu gue kirimin fotonya? (17.00)
Andra Putra Wijaya : Al? (17.00)
"Fix! Dia marah." Kata Andra pada dirinya sendiri. Ia kini mengacak-acak rambutnya. Ia binggung, tak tahu harus berbuat apa.
Di sisi lain, Alexa hanya membaca pesan Andra tanpa ada niat untuk segera menjawabnya.
"Bodo' amat!" Kata Alexa kesal. Ia lalu meletakan ponselnya di meja.
Drrrt! Drrrt! Drrrt! Drrrrt!
Tak lama kemudian ponsel Alexa bergetar. Ada telepon masuk. Benar saja, itu Andra.
"Apa?" Tanya Alexa langsung ketika menjawab panggilan tersebut. Dengan nada yang ketus dan dingin.
"Lo marah ya?" Kata Andra dari seberang.
"Gak." Jawab Alexa.
"Kok pesan gue gak dibalas?" Tanya Andra.
"Males."
"Tuh, kan. Pasti marah."
"Gak."
"Masa' sih? Sorry, deh. Gue tadi lagi ada kerjaan soalnya." Jelas Andra. Mikirin kamu lebih tepatnya. Sambung Andra dalam hati.
"I don't care." Jawab Alexa masih dengan nada yang ketus.
"Yah, don't be angry okay?"
"Emang enggak."
"Bo-ong banget. Kalo gak marah kenapa ngomongnya ketus gitu?"
"Suka."
"Ah elah. Aaaaaaalllllllllllllleeeeexxxxaaaaaaaaaaa......" Andra memanggil nama Alexa dengan panjang.
"Apa, sih?"
"I'm sorry. Besok gue jemput, deh. Jadi lo gak bakalan nyasar dan gak perlu muter-muter nyari rumah gue. Sans, gue jemput jam 08.00. Don't be late, ok?" Kata Andra kemudian.
"Whatever. You don't know where my house is. I don't need it though."
"Lah? Gue serius, nih. Pokoknya besok pagi gue jemput. Jangan telat, ya! Dandan yang cantik. Hahaha." Canda Andra.
"Bodo' amat." Jawab Alexa ketus. Ia langsung mematikan ponselnya.
Ngeselin! Batin Alexa.
Di sisi lain, Andra hanya tersenyum lucu. Ia merasa tingkah Alexa barusan itu menggemaskan.
"Imut." Kata Andra.
"Siapa yang imut, Ndra?" Tanya Eva yang tiba-tiba sudah berdiri di belakang Andra.
"Hah? Loh? Mama sejak kapan di situ, ma?" Tanya Andra kaget dengan keberadaan ibunya.
"Udah dari tadi. Kamu aja yang gak nyadar mama di sini. Tapi barusan teleponan sama siapa? Kok kayaknya seru banget? Cewek, ya?" Eva menggoda Andra.
"Iya, mah. Eh, bukan. Eh, iya iya. Teman kelompok. Teman sekelas maksudnya." Andra berbicara tak karuan menjawab pertanyaan ibunya.
"Ooohhh, teman sekelas, ya? Iya, deh." Eva tersenyum penuh makna.
"Ih, beneran, mah. Oh iya, besok pagi teman-teman Andra bakal datang buat ngerjain tugas kelompok, ma. Masakin yang enak, ya?"
"Iya, iya. Terus anak yang kamu bilang imut itu bakalan datang juga, gak? Mama penasaran, pengen liat yang mana orangnya. Hehe." Eva terus menggoda Andra.
"Iya, eh gak. Maksudnya gak tahu. Udah ah, ma. Andra mau ke kamar aja." Andra yang salah tingkah langsung bangkit dan dengan cepat berjalan menuju kamarnya.
"Gak makan malam dulu?" Tanya Eva kemudian.
"Gak lapar. Nanti aja." Jawab Andra tanpa menoleh ke arah ibunya sambil mempercepat langkahnya menuju kamar.
"Dasar." Kata Eva sambil tersenyum lebar melihat tingkah putranya.
Andra dengan segera mengunci pintu kamarnya. Ia langsung merebahkan diri di atas kasur.
"Mama, apa-apan sih? Gak jelas banget. Tau' ah!" Omel Andra sambil menutup wajahnya dengan telapak tangannya.
Oh, iya. Besok gue harus ngejemput Alexa. Pake baju yang mana ya? Eh? Ngapain ribet. Yang mana aja-lah. Yang penting rapih dan sopan. Andra bergelut dengan pikirannya.
Dalam hati, ia tak sabar untuk segera bertemu dengan Alexa. Walau ia tak mau mengakuinya, namun hati tak bisa dibohongi. Terkadang, ia sendiri bingung dengan perasaannya.
"I don't know.
My mind is full of you, and my heart beat faster when I meet you.
I don't know, I just want to be with you, always.
Heart, can you tell me what is this?" (Andra Putra Wijaya)