Pustaka
Bahasa Indonesia
Bab
Pengaturan

7

Andra kini tengah berbaring santai di tempat tidurnya. Ia sedang sibuk dalam pikirannya.

"Dia unik. Kadang judes, kadang manis. Cuek, tapi peduli. Cantik. Hehe." Andra bergumam sendiri.

"Lah? Kok jadi mikirin dia? Aneh deh, gue." Andra kemudian bangun dan duduk di kursi sebelahnya.

"Alexa Aurelia. Ice girl, ya? Menarik. Rambut panjang yang hitam nan lebat, tapi ekspresinya minimalis abis. Sayang. Tapi manis. Hehe."

Lha? Kok balik mikirin dia, sih? Hmmm ... alamat nih, gue. Chat Bayu, ah! Pikir Andra.

Ia lalu bergeleng-geleng kwcil dan memainkan jarinya pada layar ponsel.

Andra ajah : Bay, lagi ngapain? (19.00)

Bayu : Baca komik gua. Ngapa sob? (19.02)

Andra ajah : Nothing. Gue lagi gak ada kerjaan. Btw, tadi lo kemana? Gue mau ngajak pulang bareng, lo gak ketemu. (19.02)

Bayu : Ooohhh, itu. Ada something. You know-lah, I'm busy. (19.03)

Andra ajah : Sok sibuk lo. (19.03)

Bayu : Emang, hehe. Btw, gimana? Tour sama Alexa lancar? Loe belum cerita ke gue. (19.04)

Andra ajah : Nope. B aja. Gua gak berani ngomong. Btw, coba waktu itu ada elo, itu kalimat dia yang terpanjang yang pernah gua denger. Kalau disusun, bisa jadi satu wacana, bukan cuma lebih dari dua kata. Tapi ya gitu, ngomongnya datar, ekspresinya datar. Ruang-ruang dan fasilitas cuma ditunjuk ama disebutin namanya, bahkan gue disuruh baca sendiri. Kesel juga jadinya. (19.08)

Bayu : Ooooooohhhhh. (19.09)

Andra ajah : Resek, lo! (19.09)

Bayu : B aja. Kalau gituan mah dia emang panjang kalimatnya. Tapi kalo lo ngobrol biasa, darah tinggi lo bisa naik kalo kelamaan ama dia. Gua aja sering kagak tahan, coy. (19.11)

Andra ajah : Gitu yah? (19.11)

Bayu : Yo'i. Btw, lo udah gua add ke group chat kelas. Cek aja. (19.11)

Andra ajah : Ok. (19.12)

Andra kemudian mengaktifkan data selulernya. Notifikasi chat langsung berbunyi. Tapi Andra tidak segera membukanya. Ia memutuskan untuk mandi dan membersihkan diri dulu. Gerah rasanya.

Andra selesai. Ia sudah bersih dan berganti pakaian.

"Andra? Makan malam dulu!" Panggil Eva, ibunda Andra.

"Iya, Ma!" Sahut Andra.

Di meja makan.

"Ma, kenapa sih ada orang yang ngomongnya irit, dan ekspresinya hemat banget?" Tanya Andra pada ibunya membuka percakapan.

"Oooh, udah gak ngambek sama mama nih, ceritanya? Hoho." Eva bukannya menjawab pertanyaan puteranya, ia malah balik bertanya.

"Ma, please. Andra serius."

"Haha, iya-iya. Kenapa? Kok nanya gitu?"

"Gak ada apa-apa, sih. Cumaaa ... "

"Cuma apa hayo?" Sergat Eva mendengar kalimat Andra yang tergantung.

"Hmmm, kepo, aja? Hehe." Andra cengengesan.

"Itu tergantung, sih. Bisa aja orangnya emang dari sananya udah begitu sikapnya, udah bawaan lahir. Atau mungkin, karena ada pengalaman buruk yang merubah sikapnya. Karena ada pengaruh dan tekanan secara psikis, itu bisa menjadi pengaruh yang dapat merubah kepribadian seseorang. Tapi mama gak begitu tahu, sih. Itu cuma dari buku yang pernah mama baca. Kenapa? Kamu ketemu teman yang dingin dan jarang berekspresi, ya?"

"Ya, bisa dibilang begitu. Tapi cuma rekan sekelas aja, ma. Belum pernah aku ajak ngomong." Andra lalu menyuapkan nasi dan ayam panggang sambal kecap ke mulutnya.

"Hus! Jangan gitu, dong! Walau gimanapun, tetep kamu harus bisa bergaul dan berteman sama dia. Apalagi teman sekelas. Tapi, dia cewek atau cowok?" Tanya mama Andra penasaran.

"Cewek." Jawab Andra spontan.

"Waaaahh, jangan-jangan, nih!" Eva menggoda anaknya sambil tersenyum penuh makna.

"Phuuuh, uhuk, uhuk, uhuk. Apaan sih, Ma? Uhuk-uhuk." Andra tersedak makanannya karena kaget. Ia lalu meminum segelas air.

"Udah ah. Andra mau ke kamar." Andra merasa kesal dan langsung kembali menuju ke kamarnya.

"Makannya?"

"Udah kenyang." Jawab Andra tanpa berbalik pada ibunya. Eva hanya tersenyum melihat tingkah putera semata wayangnya itu.

Ting! Ting! Ting! Notivikasi pesan masuk di group chat kelas via WA.

Andra sudah mendapatkan kontak teman-teman sekelasnya dari Bayu dan Dwi. Secara dia sekarang Ketua Kelas.

KELAS XII IIS 1 HITZZZ

Bayu telah menambahkan Anda

Bayu : Haaaaiiiiii ... (19.19)

Bayu : Woyyyyy! (19.19)

Bayu : Haaallllloooooooo! (19.19)

Bayu : Gaeeeeeeessssss! (19.19)

Bayu : Yuuuuhuuuuuu! (19.20)

Bayu : Woy! (19.21)

Bayu : Gue dikacangin. TT (19.21)

Bayu : Yoooooooooo.... (19.21)

Dwi : Apaan, sih?! Kalau gak penting, gak usah chat! (19.24)

Rissa : @Bayu jangan berisik! (19.24)

Grace : Hahaha. Bayu jangan digituin dong, guys! Kesian amat. Hahaha. (19.26)

Ayu : Lha? Bayu-nya ngilang. (19.27)

Bayu : @Dwiuwiuwiu garing amat idup lo! (19.28)

Bayu : @RissalahManusia sans aja, kaleeeee. Gak usah ngegas. :-P (19.28)

Bayu : @Grace emang dabest! Mwach! (19.28)

Bayu : @Ayuukkk Kenapa, shay? Kangen aku, ya? Mwach! (19.28)

Bimo : Ribut amat, dah. Kayak di pasar. Si Bayu emang biangnya keributan. (19.29)

Daffa : Woy! Si Bayu, nama kontaknya yang dipakein tanda @ cuma namanya Grace yang bener. Auto ngakak gue. Hahaha. :-D (19.30)

Ayu : Wanjir! Batu nyadar gua! Sialan lo, Bay! Orang tua gua pocong kambing buat namain gua, seenaknya aja lo gonta-ganti! (19.31)

Ayu : @Bayu Najis.

Daffa : @Ayu Batu nyadar. Pocong kambing. :-D :-D (19.31)

Ayu : Typo anjir! Maksud gua baru nyadar, yang satunya poting kambing. (19.32)

Daffa : Poting. Hahaha. (19.32)

Ayu : Et dah! Maksud gua potong. Wkwkwk... (19.32)

Bayu : @Ayuuuukk Suka-suka gua, dong! Kontak-kontak gua! (19.33)

Grace : @Daffa Ngakak anjay! Wkwkwkwkw. (19.33)

Bayu : @Bemooo bodo' amat! (19.33)

Bimo : Semerdeka lo. Nama gua Bimo wuanjir! (19.33)

Bayu : @Ayuuuukk typo apaan tuh? Ngakak gua. Wkwkwkwk. (19.33)

Rissa : @Banyumas Syalan, lo! (19.35)

Daffa : Banyumas. Wkwkwkwk. (19.35)

Ayu : Waaah, nama kontaknya langsung diganti tuh, kayaknya. Pembalasan dendam dari Rissa. Hahaha. Mantap bosque! (y) (y) (19.35)

Grace : Hahaha. (19.35)

Andra : Hahaha... (19.39)

Dwi : @KetuaKelas nongol juga dia. (19.39)

Salsa : Ketua kelas ganteng nongol! Mwach! (19.39)

Andra : @Dwi nama gua Andra coeg! (19.40)

Bayu : @Salasah Genit lo! Andra hanya milikku seorang, jangan diganggu! (19.40)

Daffa : Salasah. Wkwkwkwk. (19.40)

Andra : Aduuuhh. Belajar sana, semuanya. (19.42)

Andra : @Bayu Jijik. (19.42)

Bayu : @Daffack Banyak komen lo, anjir! (19.43)

Bayu : @Andra ajah Sok rajin, lo! (19.43)

Bayu : @Rissalahmanusia ikut-ikutan aja, sih! Gak kreatif! :-P (19.43)

Andra : Bayu kreatif banget namain kontaknya. Gak nyangka gua, sob!

Kirain lo gak punya otak. Hahaha. (19.43)

Andra : Btw, itu nama gua Andra ajah? Alay amat!

Btw, gua emang rajin, sob! Hahaha. (19.43)

Rissa : @AndraGanz temen lo itu emang gak punya otak! Untung lo nggak kayak dia. Amit-amit. Jangan kelamaan bergaul ama dia, ntar ketularan. (19.44)

Rissa : @Banyumas Bodo'! Lo yang mulai dodol! Dasar taik kucing! (19.44)

Grace : Rissa ampe segitunya. Awas karma! Ntar naksir loh! Hahahahaha. (19.46)

Rissa : Najis! (19.46)

Bayu : @Grace Ogah! (19.46)

Radith : Assalammualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Kepada temana-temanku yang aku cintai dan banggakan, janganlah kalian menggunakan kata-kata kasar yang dapat melukai hati temanmu yang lain, karena hal itu sungguhlah berdosa. (19.49)

Grace : Waalaikumussalam. -_- (19.49)

Andra : Tuh, dengerin katanya pak Radith yang arif dan bijak. Hehe. (19.50)

Rissa : @Raditzz Ingin ku berkata kasar! (19.50)

Rissa : @AndraGanz please! Lo jangan ketularan! Ok!? (19.50)

Andra : Hahaha. (19.50)

Radith : @Rissaaa gak boleh gitu. Kita sebagai manusia harus senantiasa bersabar dan mengucapkan kata-kata yang baik. B-) (19.50)

Bayu : @Rohdith Si Rissa emang gitu. Bawaannya pengeng ngegas mulu. Kesetanan tuh anak! (19.50)

Rissa : @Banyumas syalan! Dasar taik kucing! Ikut campur aja sih, lo! Dasar dodol! (19.52)

Bayu : Woy! Sans aja, dong! Resek lo! Dasar cewek bar-bar! (19.52)

Rissa : @Banyumas kok loe ikut-ikutan manggil gua barbar!? Nyesel gua ngebelain lo! Dasar! Lo gabung sama trio cabe' aja sana! (19.53)

Grace ; Lah? Malah pada berantem. Sans gengs... ^_^ (19.54)

Radith : Ok. Udah mau mulai perang, nih. Siyap, gue mundur. Wassalammualaikum warahmatullahi wabarakatuh. (19.55)

Andra : Bay, minta maaf, gih! Gua serius, nih! (19.55)

Grace : @Rissasyaz, kenapa nih? Ada masalah ya sebelumnya? (19.56)

Grace : @Rissasyaz cerita, dong! (19.56)

Grace : @Bayu ?? (19.56)

Rissa : @Banyumas terserah lo aja! (19.57)

Grace : @Rissasyaz Pc! (19.57)

Andra : Bayu! Woy! Malah ngilang dia!? (19.58)

Bayu : @Grace please jangan ikut campur! (19.58)

Bayu : @Andra ajah gue cuma becanda. Dianya aja yang ngegas. (19.58)

Andra : Tapi becandanya jangan sampek bikin berantem, sob! (19.59)

Ah, si Bayu. Bikin masalah lagi deh, ini anak. Pikir Andra sambil menggaruk kepalanya sendiri karena bingung. Ia kini duduk di atas tempat tidurnya sambil bersender ke dinding.

Bayu : @Andra ajah Bukannya gitu, kalau lagi becanda ya becanda, jangan dibawa serius, dong! Dari tadi dia ngumpat ke gue, guenya biasa aja, tuh. Kenapa giliran sendirinya dia sensi? (20.00)

Rissa : Iya. Salah gua. Gua yang resek, gua yang bar-bar. Lo mah gak pernah salah, Bay. Selalu benar. Udah tahu, gua! (20.00)

Ayu : Gaess, masalahnya serius nih, keknya. Gue gak tahu masalahnya apa, tapi mending kalian baikan, deh. (20.02)

Andra : Bener kata Ayu. Kalian baikan aja. Omongin baik-baik. (20.02)

Rissa : Udah. Gue yang salah, kok. Btw, makasih Bay. Lo udah nolongin gua waktu itu. Tapi ya maafkan gue yang bar-bar ini. (20.02)

Bayu : Rissa, lo jangan kek gitu, dong. Kesannya gua yang jahat, nih. Jangan nyari-nyari simpati yang laen. (20.02)

Andra : Bay, omongin baik-baik. Cewek, tuh. (20.03)

Bayu : Terus kalo cewek kenapa? Cewek bukan berarti selalu benar, dong! (20.03)

Rissa : Iya, tahu gue! Sebagai cewek gue emang kasar, bar-bar! Lo yang cowok baik, cowok bener. (20.03)

Ayu : Gaess, please. Stop it! Bayu, gimanapun perasaan cewek itu lebih rapuh dia mudah tersinggung, beda ama lo. Ngalah dikitlah! (20.04)

Andra : Bayu, please. Jangan sampe ini jadi runyem.

Kalian jangan berantem, dong! (20.04)

Ayu : Andra, kita jangan terlalu mojokin Bayu, juga. Kita gak tahu permasalahannya apa sebenarnya. (20.04)

Ayu : Rissa, Bayu tuh cuma becanda, gak usah dimasukin ke hati. Bayu, lo kalo becanda jangan yang sampe bikin tersinggung. Intinya kalian berdua kudu' baikan. Gak ada yang salah dan gak ada yang benar. (20.06)

Ayu : Haaaahhh, mereka ngilang. -_- (20.07)

Andra : Bayu, Rissa, kalian biasanya easy going dan mood-booster di kelas,

kenapa malah jadi gak enak gini, sih suasananya? (20.08)

Ayu : Ada yang tahu permasalahan apa ini? (20.09)

Bimo : Gue gak tahu. Gue cepet pulang soalnya. (20.09)

Adit : Gue juga. Gue gak tahu apa permasalahan mereka berdua. (20.09)

Dwi : Gue gak tahu apa, tapi pas pulang ada beberapa anak yang ngumpul di kantin. Gue gak ke sana, gue cuma ngeliat dari jauh. Tapi gue waktu itu ngeliat ada Bayu sama Rissa di sana. Apa mereka cek-cok lagi?? (20.11)

Andra : Kapan? (20.11)

Salsa : Di hari pertama Andra resmi jadi Ketua Kelas, dua minggu yang lalu? Gua juga ngeliat soalnya. Waktu itu juga Bayu kayaknya telat pulangnya. Sekolah udah mulai sepi baru dia pulang. Gue gak tahu alasannya. (20.13)

Ayu : @Dwi Keknya bukan sekedar cek-cok, deh. Karena mereka udah sering cek-cok dan gak sampe berantem kek gini. Ada masalah lain mungkin?? (20.13)

Radith : Sorry, ini gegara gue yang tadi ngirim chat yang bikin kesel. Tapi gua gak maksud apa-apa kok. Cuma buat becanda doang, gak lebih. Sorry gaes. TT (20.15)

Andra : Lo gak salah kok @Radith. Jangan ngomong kek gitu. (20.15)

Bayu : @Rohdith bukan salah lo. (20.16)

Alexa : Ada apa? (20.22)

Alexa : ?? (20.28)

Ayu : Sorry, Al. Kita sebenarnya juga gak tahu kenapa, tapi tiba-tiba Bayu dan Rissa cek-cok, lebih serius dari biasanya. (20.30)

Andra : Kita berusaha nanyain apa permasalahannya,

tapi mereka gak mau ngasih tahu. Jadi kita semua bingung. (20.31)

"Gak ada yang berani lanjut nge-chat. Padahal tadi awalnya seru banget. Kenapa malah jadi kayak gini?" Andra bertanya pada dirinya sendiri sambil memperbaiki posisinya menjadi berbaring.

"Bayu dan Rissa ada masalah apa, ya? Kok tumben cek-coknya sampe serius gini?" Andra bergumam sendiri.

Haaaaahhhh... bener-bener rumit. Minggu lalu? Tau' ah! Bodo' amat! Andra mengacak rambutnya sendiri dengan kasar.

Flashback on.

Dua minggu sebelumnya.

Andra pulang ke rumah seperti biasanya. Ia melihat sebuah mobil terparkir di halaman rumahnya. Sebuah mobilsedan berwarna putih. Andra langsung dapat mengenalimobilitungan hanya melihatnya dari jauh. Rahangnya seketika mengeras. dengan langkah terburu ia masuk ke rumahnya.

"Aduuuuh, mbak, makasih banyak. Makasih mbak udah mau bantuin saya. saya sebenarnya malu terus ngerepotin mbak dan Andra. Tapi saya gak punya pilihan lain, cuma mbak yang bisa saya mintai bantuan sekarang." Ucap seorang perempuan berusia tiga puluhan kpada Eva, ibunda Andra sambil memegang seamplop coklat uang.

"Iya. Gak papa, Silvy. Saya rela dan ikhlas bantuin kamu. walau bagaimanapun, kamuitu adiknya mas Wijaya. Kalau saya bisa, saya akan tetap ngebantuin kamu semampu saya." Jawab Eva sambil tersenyum tulus.

"Kali ini berapa banyak lagi yang kamu minta dari mama!?" Andra tiba-tiba saja sudah berada di dekat Eva dan Silvy dengan ekspresiyang menunjukan bahwa ia mencoba menahan amarahnya dengan tangan yang terkepal kuat.

"Andra!? Kamu udah pulang?" tanya Silvy terkejut yang spontan langsung berdiri.

Andra menyeringai. "Iya, saya sudah pulang. Kenapa kaget begitu?" tanya Andra dingin.

"Andra. Yang sopan, sayang. Dia itu bibi kamu." Eva mencoba menenangkan Andra yang terlihat sangat emosi.

Ya, Silvy adalah adik kandung mendiang Wijaya, ayah Andra. namun karena beberapa alasan, Andra sangat tidak menyukai keberadaan wanita yang bernama Silvy itu. Andra bahkan enggan untuk memanggil atau sekedar menganggapnya bibi. Di mata Andra, wanita itu adalah iblis.

"Andra, saya tahu saya banyak salah sama keluarga kalian. Dan saya mohon maaf, saya sadar akan hal itu. Tapi, kita ini tetap keluarga, kan?" kata Silvy dengan wajah memelas dan mata yang berkaca-kaca, menunjukan air mata yang siap merembes keluar membasahi pipinya.

Andra menghela nafas kasar. Walaupun enggan mengakuinya, Silvy memang adalah bibinya, adik kandung dari mendiang ayahnya. Andra mencoba mengendalikan dirinya.

"Pergi sekarang." kata Andra dingin. Silvy lalu bangun, hendak beranjak dari tempat itu. Setidaknya ia sudah mendapatkan apa yang ia butuhkan.

"Tunggu." Cegah Andra sesaat kemudian, Silvy baru hendak keluar dari rumah itu. ia lalu memutar badannya menghadap Andra. Andra menghampirinya dengan tatapan tajam.

"Ini punya Mama." Kata Andra dingin sambil merampas amplop coklat yang sebelumnya diberikan Eva kepada Silvy. Silvy mencoba menahannya dengan mengeratkan pegangannya pada amplop yang berisi sejumlah uang itu. Namun tenaga Andra jauh lebih kuat dan berhasil merampasnya dari tangan Silvy.

"Silahkan pergi." Kata Andra dingin sambil menunjuk ke arah pintu. Silvy melengos kesal dan keluar dari rumah itu.

"Andra, dia itu bibi kamu." Kata Eva mengingatkan.

Andra berbalik, mengembalikan amplop itu kepada ibunya dan segera masuk ke kamarnya. Eva hanya menatap punggung puteranya itu.

Unduh sekarang dan klaim hadiahnya
Scan kode QR dan unduh aplikasi Hinovel