Bab 5. AKIBAT MANDI AIR DINGIN
Dengan kecepatan penuh Austin melajukan mobilnya menuju ke rumah.
Kini mobil yang dikendarainya memasuki halaman dan berhenti dia segera turun dan berjalan dengan cepat masuk ke dalam rumah.
Begitu memasuki rumah dia ruang tengah keadaannya sedikit berantakan, tampak ada satu tong ayam beserta sisa tulang belulang ayam di dalamnya dan 3 kaleng minuman bersoda di atas meja.
Ketika Austin mendekat ke meja dan melihat semuanya telah habis. Dia menggeram kesal, "Semuanya dia habiskan sendiri!"
Raut wajah Austin pun berubah menjadi buruk. Sebelumnya Lisa—psikiater Alma pernah memberitahukan padanya bahwa penyakit Alma juga akan menyebabkan dia makan dan minum yang banyak.
"Dia banyak makan dan minum ... jangan-jangan dia—" Gumaman Austin terpotong. Dia mengingat penyakit Alma yang kambuh seketika wajah Austin berubah menjadi tegas. Kemudian dia langsung melangkah dengan cepat naik ke atas untuk mencari Alma.
Begitu masuk ke dalam kamar dia melihat Alma terbaring di atas tempat tidur. Posisi tidur wanita itu sama seperti biasanya. Badannya meringkuk sehingga dia tampak begitu kecil.
Austin yang melihat Alma tertidur dengan meringkuk merasa bersalah. Austin mulai melangkah mendekat dan berhenti di samping tempat tidur, lalu menyentuh kening Alma.
"Sangat panas!" ucap reflek Austin. Bahkan tanpa diukur dengan termometer dia pun tahu suhu badan Alma tinggi. "Bukannya tadi sore sewaktu ditinggal masih tidak apa-apa? Apa yang telah kamu lakukan sewaktu aku pergi sampai jadi seperti ini?!"
Mendengar suara Austin perlahan Alma membuka matanya, tetapi karena demam tinggi matanya terasa panas dan pedih sehingga dia tidak dapat membuka matanya dengan sempurna.
Meskipun kondisi Alma masih lemas dia masih berusaha untuk tersenyum. "Akhirnya Bos Austin pulang aku sangat merindukanmu," ucapnya sambil mengangkat tangannya hendak menyentuh Austin.
Namun, Austin langsung menahan pergelangan tangannya. "Jawab dulu! Apa yang kamu lakukan saat aku pergi."
"Aku tidak melakukan apa-apa," jawab Alma sembari tersenyum dengan lebar dan menyimpitkan matanya.
Karena demam pipinya terlihat merona dan itu membuatnya semakin seksi di mata Austin. Ditambah lagi kini dia sedang menjilati bibirnya yang terasa kering.
Lalu Alma melanjutkan perkataannya, "Umph ... aku hanya makan satu buket ayam dan 3 kaleng cola kemudian mandi dengan air dingin selama kurang lebih 30 menit ... hanya itu saja yang aku lakukan sejak kau pergi."
Pria itu melihat sikap Alma yang seakan tidak peduli padahal dirinya sudah sakit seperti ini seketika menjadi emosi.
Austin yang mengingat kondisi tubuh Alma yang lemah setiap kali seperti ini bahkan sampai meminta obat pereda nyeri dan penurun panas kepadanya, masih juga berani mandi air dingin berlama-lama!
Kini tatapan Austin menjadi tajam dan rahangnya mengetat. Apalagi dia melihat Alma tertidur dengan menggunakan bathrobe. Austin pun menggeram, "Aku rasa kamu sudah bosan hidup!"
Melihat Austin yang seperti itu Alma tidak merasa takut sedikitpun dia malah tersenyum.
"Cepat ganti pakaianmu!" perintah Austin sambil menariknya untuk bangun dari tempat tidur, tetapi Alma tidak kunjung bangun juga karena tubuhnya sangat lemas.
Austin menghela nafas kasar, lalu dia melangkah ke arah walk in closet dan kembali dengan membawa sebuah dress. Austin membantu Alma duduk dan berganti pakaian. Alma pun membiarkan pria itu melakukannya karena tubuhnya terasa sangat lemas.
Saat melepas bathrobe, terpampang tubuh polos atas Alma. Dua buah gundukan kembar milik Alma yang selama ini selalu sukses membuat Austin tergoda terlihat dengan jelas
Austin sempat memejamkan matanya. "Shit! Kenapa dia tidak mengenakan bra!" Dia mencoba untuk menetralkan dirinya.
Alma terkekeh. "Kenapa? Apa Bos Austin tidak tahan melihatnya?" Meskipun Alma sedang sakit, tetapi dia masih bisa menggoda Austin.
"Diam! Segera ganti pakaianmu! Aku tidak akan menerkam orang yang sedang sakit dan lemas sepertimu saat ini," ucap Austin kesal yang diiringi tawa Alma.
Austin memaksa dirinya untuk tenang saat Alma berganti pakaian di atas tempat tidur. Setelah Alma berganti pakaian dia hendak berbaring lagi, tetapi Austin menariknya agar bangun dari tempat tidur.
"Ayo pergi ke rumah sakit!"
"Apa?! Aku tidak mau." Alma langsung menolak tanpa berpikir panjang karena demamnya yang sangat tinggi membuatnya tidak begitu sadar.
Ditambah lagi dengan latihan iblis sebelumnya yang membuat tubuhnya yang sakit menjadi semakin sakit. Tubuhnya juga sangat lemas, dia sama sekali tidak sanggup untuk mengeluarkan tenaga lagi.
Tanpa menunggu lama Austin langsung mengangkat tubuh Alma dari atas tempat tidur dan menggendongnya dengan gaya bridal, lalu dia melangkah pergi keluar dari kamar, turun ke lantai bawah menuju ke mobil.
Austin membuka pintu mobil, lalu melemparkan tubuh Alma ke dalam mobil, memasangkan sabuk pengaman untuk Alma setelah itu menutup pintu kemudian dia berjalan berputar menuju ke sisi lain mobil dan masuk ke tempat duduk pengemudi.
"Sial! Sepertinya kali ini aku tidak bisa menghindari rumah sakit!" gumam Alma kesal.
Dia merasa kunjungannya ke rumah sakit dalam beberapa waktu terakhir cukup untuk menambal kedatangannya yang begitu jarang sebelumnya.
Orang yang sedang mengalami demam tinggi cenderung mudah tidur. Itulah yang dialami oleh Alma sekarang. Sepanjang perjalanan menuju rumah sakit dia tertidur. Austin pun yang melihat Alma tertidur dia tidak ingin membangunkannya.
Ketika perjalanan hampir sampai di rumah sakit, Austin menepuk pelan pipi Alma untuk membangunkannya. "Sudah hampir sampai jangan tidur lagi."
Alma yang memang pada dasarnya bukan tipe orang yang bisa tertidur pulas pun dengan dibangunkan dengan cara seperti itu saja bisa segera bangun.
***
Kini mobil Austin telah tiba di rumah sakit setelah memarkirkannya Austin turun dari mobil dan kembali menggendong Alma dengan gaya bridal memasuki gedung rumah sakit.
Saat berada di ruangan dokter, Austin menjelaskan bagaimana situasi dan kondisi Alma. Dokter mengerti, lalu melakukan pemeriksaan.
Selesai melakukan pemeriksaan sang dokter mengatakan kalau demam Alma dipicu oleh flu karena dingin kemudian dokter memberikan obat flu dan demam.
Setelah mendapatkan obat Austin dan Alma kembali pulang dan ketika mereka sampai di rumah waktu sudah menunjukkan hampir pukul 12 malam.
Mengingat kondisi Alma yang sedang sakit, Austin tidak memberikan kesempatan sama sekali bagi Alma untuk berjalan sendiri. Begitu sampai di rumah dan turun dari mobil, Austin langsung menggendong Alma lagi, lalu melangkah masuk ke dalam rumah menuju ke kamar.
Ketika sampai di dalam kamar, Austin membaringkannya di atas tempat tidur kemudian dia mengambil segelas air yang tersedia di meja dalam kamar tidak jauh dari tempat tidur.
Austin memberikan gelas air itu agar Alma segera meminum obatnya. Setelah melihat Alma meminum obatnya, Austin bisa merasa lega.
Demam dapat menyebabkan orang mudah mengantuk ditambah lagi dengan meminum obat penurun panas dan obat flu membuat Alma kembali tertidur.
Melihat Alma yang sudah tertidur kini Austin memutuskan untuk mandi. Setelah selesai mandi, Austin membaringkan diri di samping Alma. Perlahan matanya menutup menyusul Alma yang sudah terlebih dulu ke alam tidur.