Bab 6. MIMPI BURUK
"Dasar jalang! Kamu sudah merebut posisinya sekarang mau merebut barangnya juga!"
Di tengah malam di suasana kamar yang begitu hening Alma tiba-tiba berteriak dengan nada yang cukup tinggi yang membuat Austin yang tengah terlelap terkejut.
Alma kembali bermimpi buruk. Di dalam mimpinya dia mencari mas kawin yang berupa kotak perhiasan beserta isinya milik sang ibu.
Dulu ketika Travis—ayahnya ingin menikahi Imelda yang kini menjadi ibu tirinya, Travis selalu bertengkar dengan Alma sehingga membuat Alma memutuskan untuk keluar dari rumah dan pindah ke rumah yang peninggalan kakeknya.
Sewaktu Alma pindah, kotak perhiasan itu tidak dibawanya dan masih tersimpan di kamarnya. Kejadian hilangnya kotak perhiasan itu setelah Alma pindah dari kediaman ayahnya.
Padahal setelah sang ibu meninggal kotak perhiasan itu selalu berada di samping tempat tidurnya saat dirinya belum pindah, tetapi setelah ibu tirinya dan Elena datang ke rumah kotak perhiasan tersebut menghilang.
Karena alasan tersebut membuat Alma mencurigai sepasang ibu dan anak itu sehingga mereka selalu bertengkar.
Yang Alma mimpikan malam ini adalah kejadian saat mereka bertengkar.
Sore itu Alma datang ke rumah berniat untuk mengambil kotak perhiasan tersebut dan dia tidak menemukan kotak tersebut. Alma mencari ke semua tempat yang ada di kamarnya bahkan lemari dan seluruh laci sudah di obrak-abriknya, tetapi tetap saja dia tidak menemukan kotak perhiasan itu.
Setelah dia mencoba mencari ke seluruh bagian kamarnya dan tetap tidak menemukannya, lalu Alma turun untuk ke ruang tamu untuk mencari Imelda. Kebetulan waktu itu Elena sudah pulang sekolah.
Namun, tidak peduli bagaimanapun Alma menanyakan kepada keduanya tetap saja mereka tidak mengaku, tetapi insting Alma yang begitu kuat merasakan kalau sepasang ibu dan anak tersebut pasti ada hubungannya dengan hilangnya kotak perhiasan sang ibu. Akhirnya mereka mulai bertengkar karena masalah itu.
Austin yang telah terbangun dan terduduk di atas tempat tidur memperhatikan Alma. Dia sudah bisa menduga kalau wanita itu sedang bermimpi buruk lagi. Austin mengangkat tangannya kemudian mulai mengelus lembut punggung Alma berharap gerakannya bisa membuatnya lebih tenang, tetapi sayang sekali ternyata gerakannya itu tidak membantu sama sekali.
Di dalam mimpinya ketika pertengkaran Alma dengan Imelda dan Elena sedang berlangsung, Travis pulang. Setelah mengetahui penyebab pertengkaran Travis langsung mengangkat tangan kemudian memberikan tamparan yang sangat kuat pada Alma.
Saat mimpinya tiba di bagian itu, Alma yang tertidur tiba-tiba terisak dengan lirih dan terdengar oleh Austin. Meskipun kejadian yang dialami Alma itu berada dalam mimpi, tapi air matanya benar-benar keluar. Membuat perasaan Austin bercampur aduk ketika melihat Alma yang seperti itu.
Menurut Austin, jika dalam kehidupan sehari-hari Alma bisa menunjukkan sedikit saja sisi kelemahannya mungkin mereka tidak akan pernah berselisih, tetapi nyatanya dia selalu seperti landak yang sekujur tubuhnya dipenuhi oleh duri.
Tidak lama kemudian tangisan Alma berhenti.
"Sepertinya mimpi buruknya sudah berhenti," ucap Austin lirih, lalu dengan menggunakan jarinya dia menghapus air mata Alma kemudian kembali ke posisi tidurnya semula dan mulai memejamkan matanya lagi.
***
Cuaca pagi hari begitu cerah perlahan. Alma membuka matanya. Pagi ini demamnya sudah turun dan staminanya sudah jauh lebih baik dari kemarin dan tentu saja dia tidak mengingat tentang apa yang terjadi semalam.
Ketika Alma membuka mata ternyata Austin sudah terlebih dahulu bangun. Austin menatapnya selama beberapa menit, lalu menanyakan tentang keadaannya. "Bagaimana keadaanmu? Apa masih terasa tidak enak?"
"Aku sudah membaik dan harus berterima kasih kepada bos Austin yang telah menolongku tepat waktu," jawab Alma sambil tersenyum. Kemudian dia menyibak selimutnya turun dari tempat tidur sambil melanjutkan perkataannya. "Lihat! Aku sangat baik. Aku juga sudah bisa bekerja hari ini."
Melihat senyuman terbit di bibir Alma, Austin menjadi kesal. Dia sangat tidak menyukai senyumannya itu. Senyuman yang penuh dengan kebohongan.
Austin pun menghembuskan nafas kasar, lalu berkata, "Baiklah kalau begitu bersiaplah untuk berangkat kerja." Kemudian dia beranjak dari tempat tidur dan melangkah ke kamar mandi untuk mandi.
Sebenarnya tadi Austin akan memberinya waktu beberapa hari agar Alma bisa beristirahat, tetapi karena Alma sudah bilang kalau dia merasa baik-baik saja maka Austin membiarkannya berangkat bekerja.
Alma menerima keputusan Austin tersebut karena rasa nyeri yang Alma rasakan hari ini sudah tidak lagi terasa, dia juga tidak berencana beristirahat di rumah dan juga ketika dia berada di rumah sendirian dia akan mudah berpikir yang tidak tidak jadi lebih baik dia berangkat ke kantor saja.
***
Perjalanan menuju ke Marchetti Group membutuhkan waktu 30 menit. Kini mobil yang membawa Austin dan Alma telah memasuki parkiran perusahaan dan setelah terparkir keduanya turun dari mobil.
Masih sama seperti sebelumnya ketika Alma berangkat bersama dengan Austin maka keduanya akan berpisah di parkiran dan memilih melangkah masuk ke dalam gedung secara terpisah. Saat sudah berada di dalam pun Austin menaiki lift khusus dan Alma naik ke lift karyawan.
Beberapa hari tidak masuk kerja kantor masih seperti biasanya. Begitu Alma memasuki ruangan dia sudah bisa mendengar gosip dari rekan-rekan kerjanya.
Beberapa rekan kerja Alma yang melihatnya masuk langsung mulai menggosipkan hal baru.
Pagi ini telah tersebar foto yang diambil oleh wartawan yang diam-diam mengambil gambar Austin dan Elena sewaktu reuni tadi malam.
Di dalam foto keduanya terlihat begitu mesra meninggalkan lokasi dan hal itu cukup sebesar-besarkan oleh wartawan. Dalam sstu malam wartawan gosip dapat menambahkan banyak bumbu dalam cerita mereka.
Selain foto di dalam berita juga disebutkan wanita yang digosipkan menikah dengan Austin kemungkinan adalah Elena dan di dalam berita disebutkan mengenai status sosial Elena sehingga semua orang menjadi tahu jika Elena adalah putri dari keluarga De Carli.
Begitu berita semacam itu keluar, orang-orang kantor yang sejak awal tidak menyukai hubungan antara Alma dan Austin langsung tidak sabar untuk mengumbarnya. Jadi begitu melihat Alma datang mereka langsung mulai membuka pembicaraan.
"Hey ... Apakah kalian sudah melihat berita hari ini? Bos Austin dan Elena terlihat sungguh serasi ya!" ucap salah satu rekan kerja Alma.
Alma yang tadinya tidak berminat mendengar atau mengetahui gosip rekan kerjanya itu begitu mendengar nama Elena disebut perhatiannya langsung tertuju kepada mereka yang sedang bergosip.
"Benar ... iya benar! Sebelumnya dia pernah datang ke perusahaan untuk mencari Bos Austin, 'kan? Aku sudah bisa menduga sejak saat itu kalau hubungan mereka memang berbeda." Satu rekan kerja yang lain menimpali.
"Bukankah sebelumnya sudah dikatakan kalau bos Austin sudah menikah jadi aku rasa pasangannya memang benar dia."
"Iya benar." Satu orang lagi ikut berbicara. "Aku yang pernah melihat di ruangannya waktu itu sikap Bos Austin kepada Elena sangat berbeda. Tatapannya itu sungguh ... aduuhh ... sangat lembuutt."
PRAK!!
Alma membanting mouse yang ada di tangannya, lalu seketika seluruh ruangan menjadi hening.
Alma menghela nafas kasar, lalu bangkit dari duduknya kemudian mulai mendekat menghampiri orang yang memulai bergosip.
Begitu sampai di depannya, Alma menatap rekannya itu dengan tatapan tajam yang mengerikan hingga membuat rekannya itu bergidik ngeri.