Bab 10
"Bukan begitu nak, Ibu sadar tidak selamanya kita bersama dan kamu harus mecari wanita selain Ibu sebagai pendamping kamu, kalau kamu sama Ibu terus apa kata orang"
"Jika suatu saat kamu menemukan wanita pendamping kamu, kamu masih boleh minta tapi jangan sampai istrimu tahu ada baiknya ketika kamu sudah menikah nanti, kita bisa menghentikan ini semua" lanjut Ibuku.
"Pokoknya kalau Arya kepingin ya Ibu harus mau" suaraku agak keras dan parau karena emosi saat ini, dimana aku tidak ingin kehilangan Ibuku.
"Iya iya, Asal kamu terus sayang sama Ibumu ini,Ibu selalu ada buat kamu nak" jawab Ibuku
"Hmmmmm..... nak, Ibu pengen kamu jangan asal nyoblos seperti tadi" lanjut Ibuku.
"Terus gimana bu? Arya kan juga tidak tahu" jawabku polos
Sembari mengangkat tubuhnya, kemudian duduk sambil tangan kanannya mengelus-elus dedek Arya.
"Ya kamu sinau(belajar) to nak, katanya di enet atau apa itu banyak, biar Ibu juga tambah pinter, tapi kamu yang ngajari Ibu" jawab Ibuku, aku teringat akan film yang ditransfer ke smartphoneku, kemudian aku mempunyai Ide.
"Bagaimana kalau Ibu sama Arya lihat bareng bu, kelihatannya aku punya film bu" ucapku kepada Ibuku yang sedang mengelus-elus dedek Arya. Ibu menoleh kearahku dengan senyuman.
"Kamu itu ternyata suka nyimpen-nyimpen film kaya gitu to" hardik Ibuku dengan senyuman nakal
"Tidak bu itukan..... Pemberiannya Rahman" jawabku menghindar.
"Halah.... bilang saja kalau kamu itu pernah bayangin Ibu pas lihat filmnya, ya to? Nyatanya ibu kamu kenthu semalam hi hi hi" jawab Ibuku dengan senyuman nakalnya.
"Jujur bu kalau yang itu aku spontan bu, nyatanya Ibu sekarang juga mau he he he" jawabku terkekeh-kekeh.
"Iya... besar panjang, sangat lebih besar dari yang biasa masuk ke lubang Ibu ditambah lagi ganteng anak ibu ini" jawab Ibuku.
"He he he he............oia bu, Ibu mau kan kalau nonton bareng Arya" tanyaku lagi.
"Kekasihku, Ibu patuh sama kamu, siap melayani kamu, jadi kamu tinggal ngomong saja ke Ibu, Ibu akan melakukannya, tapi Ibu tidak mau nonton, namanya juga wanita, maunya ya ditata" jelas Ibu dengan senyumannya. Aku brpikir, benar juga apa yang dikatakan Ibuku. ya sudahlah, aku yang nonton nanti ibu yang mengikuti.
"Ibu mau bersih-bersih dulu nak, sekalian buatin minuman kamu, sebentar ya sayang" ucap ibuku sambil mengecup bibirku. Ibu kemudian berdiri, akupun mengangkat tubuhku dan duduk sambil memandang Ibuku yang tersenyum kepadaku. Wanita yang terlihat kutangnya dengan kebaya yang sobek menggantung dilengan kanan dan kiri serta jarik yang masih tersingkap hingga pinggangnya.
Aku ingin membukanya bathinku
Ketika ibu mulai melangkah, dua langkah dariku kutarik tangan kiri Ibuku. Aku kemudian berdiri dan memeluk Ibuku. kukecup lehernya bagian kanann[ya.
"Aaahhhhh..... nak nanti nak, biarkan ibu bersih-bersih dulu"
"Bu... aku ingin ....ingin melihat Ibu seutuhnya untukku" jawabku.
Ibu memandangku kemudian mengelus pipiku kananku dengan tangan kanannya.
"Iya...." ucap Ibuku dengan senyumannya.
Dari belakang Ibuku Kulepaskan kebaya yang telah sobek sebelumnya itu, kucoba merobek kutang ibuku. Tapi apa dayaku, kutang pakaian daerah ini terlalu tebal, terlalu sulit untuk dirobek. Aku yang sempat berhenti dan kebingungan dengan posisi tangan masih mencoba merobek kutang Ibuku. Aku menoleh ke kiri hanya ada tempat tidur. Ketika aku menoleh kekanan ada gunting diatas meja, gunting besi besar, aku meraihnya setelah aku dapatkan ku gunting semua kutang Ibuku dari belakang, kutarik dan kugunting gunting lagi. Kemudian kendit yang dipakai Ibuku aku juga mengguntingnya. Hingga jarik yang masih tersingkap itupun ikut terpotong. Sakit tanganku? Jelas iya... itu kain yang tebal. Hingga akhirnya semua terlepas dari Ibu. Aku letakan gunting itu di meja kembali.
"Bu berbaliklah...." kataku sembari meletakan gunting itu dimeja lagi.
Ibu berbalik, dan aku terpana. Wanita dengan kulit putih, wajah yang sendu, rambut yang disanggul dan sedikit acak-acakan di hiasi senyum yang indah. Kedua susu besar yang masih terangkat ke atas berada di dada Ibuku. Tubunhya langsing sangat pas, sehingga jika dilihat susu Ibuku tampak besar. Susu Ibuku masih sekal, tidak menggelantung seperti film porno yang aku pernah aku lihat. Kenapa bagus sekali susu Ibu ya? Itulah yang menjadi pertanyaanku, masih kencang dan tidak kendor sedikit pun bahkan putingnya pun tampak kecil dan tidak melebar.
"HEH! kaya lihat setan saja...." hardik Ibuku sambil meletakan kedua tangan dipinggangnya.
Aku mendekat, dan ketika aku ingin memeluknya. Ibu mengindar mundur kebelakang.
"Yang ini nanti ya, ibu mau bersih bersih dulu hi hi hi" jawab Ibuku berjalan meninggalkan aku dikamar sendiri dengan senyuman kemenangan karena telah membuatku terangsang hebat.
"Ingat kamu tetap di kamar, tidak boleh keluar kamar" suara Ibu dari dapur kudengar sedikit lirih. Apa yang sebenarnya mau Ibu lakukan di luar kamar? Masa bodoh lah.
Dan aku masih disini, didalam kamar ini, aku duduk ditepian ranjang dengan baju hitam dengan motif garis vertikal. Wangi bajuku masih tercium karena 1 liter parfum telah aku semprotkan keseluruh tubuh dan pakaianku. Menerawang mantan kamarku dimana aku telah melakukan apa yang seharusnya aku lakukan dengan istriku. Tapi ini dengan Ibuku sendiri. Ah masa bodohlah yang penting kami saling menyayangi...... Kuliahat sekeliling kamarku, atas bawah kuihat celanaku tergeletak di bawah.
"Oiya semartponku kan ada di saku celana, aku jadi ingat" bathinku.
Aku meraihnya, kuambil smartphone itu, ku utak atik kucari folder xxx. Ya aku dapat, kubuka filenya. Aku mulai menontonya, terasa birahiku meledak-ledak. Tiba-tiba Ibu masuk dengan tubuh telanjangnya membawa waskom dengan handuk kecil, tapi aku tidak merasa kaget karena aku konsentrasi dengan film itu. Sedikit kulirik tubuh indahnya.Ibu kemudian berlutut tepat dihadapanku. Ibu mulai membasuh dedek Arya.
"Pantas sakit sekali, besar dan gagahnya seperti ini" ucap Ibu sambil membersihkan dedek Arya. Aku tidak menjawab perkataan Ibu tadi, karena konsentrasiku terhadap film di smartphone-ku.
"Buka bajunya nak" ucap Ibu sambil membuka kancing satu persatu membuyarkan konsentrasiku. Kuletakan smartphone itu di sampingku. Kulihat Ibu dengan telaten melepas bajuku. Ketika aku melihat susu Ibuku, aku menelan ludah, kuangkat tangan kananku untuk menyentuhnya.
Plak... tangan Ibu memukul tanganku agak keras.
"NANNNNNTI!" hardik Ibuku kemudian dia tersenyum. Aku pasang wajah cemberut.
"Owalah lagi belajar to, nanti ibu diajarin Ibu ya ucap ibu dengan senyuman nakal yang kemudian meninggalkan aku lagi. Sambil membawa waskom Ibu keluar kamar.
Aku hanya bisa menggelengkan kepalaku heran, kuambil smartphoneku dan kulanjutkan menonton film. Selama kurang lebih setengah jam aku menonton dan dipikranku wanta yang ada di film itu badannya kurang bagus, bagusan ibuku, susunya bagusan punya Ibu kulitnya putihan punya Ibu, dan cantiknya cantikan Ibu. Aku harus melakukan teori dari dosenku ATM (Amati Tiru Mempraktekan), tapi nanti setelah Ibu kembali. Setelah setengah jam terlewati, aku letakan samrtphone-ku di meja, kemudian duduk kembali. Ibu kemudian masuk membawa minuman salah satunya air putih. Ibu letakan air putih di meja. Ibu kemudian berjalan kearahku. Tubuh bugilnya menjadi fokus kedua mata ini.
"Sudah belajarnya, ini diminum dulu" sembari menyerahkan minuman dan duduk rapat disebelah kiriku. Aku menerima minuman itu, dengan tatapan beralih kewajah ayu nan manis ini. Aku tersenyum kepada Ibuku, Ibupun membalas senyumanku.
"Dah diminum nak, niar hangat tubuh kamu suruh Ibuku kepadaku.
"Inggih bu....." jawabku.
Aku meminum minuman hangat ini, langsung kuteguk habis. Setelah habis aku berdiri dan meletakannya di meja. Aku kembali duduk disamping Ibuku. kupandangi seluruh bagian tubuhnya.
"Ibu cantik....kok lama sekali" ucapku.
"Ibu buat minuman kamu itu yang agak lama nak" balas Ibu.
"Mau praktek lagi?" lanjut ibu dengan senyuman cantik.